Pakai Masker Scuba Tidak Seefektif yang Kamu Kira!

Joses Felix
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat 2018 Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
15 Januari 2021 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Joses Felix tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Masker scuba
zoom-in-whitePerbesar
Masker scuba
ADVERTISEMENT
Angka penderita COVID-19 di Indonesia hingga kini terus meningkat setiap harinya sejak diumumkan kasus pertama pada awal Maret lalu. Salah satu penyebabnya adalah tingkat kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan masihlah rendah. Padahal kunci utama untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 adalah dengan menerapkan 3M yakni, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Memakai masker menjadi cara yang efektif untuk melindungi diri dan orang lain dari penyebaran virus corona yang dapat menyebar cepat dalam bentuk droplet yang keluar ketika batuk, bersin maupun berbicara. Terlebih saat ini kasus positif dapat terjadi pada Orang Tanpa Gejala (OTG) yang berada di sekitar masyarakat. Dilansir dari artikel iNews.ID, Achmad Yurianto mengatakan bahwa tingkat risiko penularan COVID-19 akan semakin menurun apabila seseorang memakai masker. Bahkan potensi penularannya dapat mencapai 1,5% apabila setiap orang yang berada di suatu pertemuan atau kegiatan yang melakukan kontak menggunakan masker terlepas orang tersebut dalam keadaan sakit maupun sehat.
ADVERTISEMENT

Maraknya masker scuba

Sejak pemerintah dan WHO menyarankan pemakaian masker kain ditambah terjadinya kelangkaan masker yang memiliki efektivitas tinggi, mulai banyak bermunculan variasi masker non medis. Salah satu yang populer adalah masker scuba. Dilansir dari artikel detikhealth, masker scuba penggunaannya terbilang cukup populer di masyarakat karena dianggap nyaman dengan bahannya yang elastis, dan dapat dijadikan aksesoris fashion. Selain itu harganya yang murah meriah dan sangat mudah dijangkau karena banyak yang menjual masker ini. Namun, maraknya masker scuba yang dikenakan oleh masyarakat membuat kebijakan dari Pemerintah mengenai larangan menggunakan masker scuba ramai diperbincangkan. Masker scuba dianggap berbahaya untuk digunakan karena tidak efektif untuk menangkal virus corona.

Karakteristik masker scuba

Masker scuba adalah masker yang terbuat dari kain scuba atau neoprene (Nareza, 2020). Kain scuba sendiri merupakan salah satu jenis bahan kain yang berserat lembut dan bersifat lentur karena dibuat dari benang filamen yang sangat halus dan dirajut secara padat dengan menggunakan mesin rajut datar. Sebagai bahan kain yang berkualitas tinggi, kain scuba memiliki kemampuan meregang secara vertikal maupun horizontal hingga 40% dan melebar mencapai 58 inch. Ciri lainnya yaitu kain scuba ini memiliki daya serap keringat yang tinggi dan merawatnya pun mudah. Walau kain scuba tergolong tebal dan tidak menerawang, tetapi karena hanya satu lapis dan bukan berbahan anti air seperti polyester atau polypropylene. Neoprene sendiri merupakan kain yang memiliki lapisan busa yang terletak di antara dua lapisan bahan polyester rajut. Lapisan busa membuat bahan neoprene ini terasa hangat sehingga banyak digunakan untuk membuat kostum olahraga air (Fitinline, 2020).
ADVERTISEMENT
Masker kain ini banyak digunakan oleh masyarakat lantaran bahannya yang nyaman untuk bernapas serta motifnya yang bermacam-macam dan menarik. Beberapa pelaku industri memang memberlakukan membuat masker dari bahan dasar scuba, karena ketebalan dari bahan scuba yang paling cocok untuk dijadikan masker. Biasanya kain bahan dasar dari scuba sering digunakan untuk memproduksi pakaian sport, tetapi seiring dengan waktu bahan scuba juga menjadi bahan utama pembuatan outer (Septiani, 2020). Sebagai bahan masker, scuba dianggap cukup nyaman. Tapi karena umumnya hanya dibuat dengan selapis kain, banyak yang meragukan kualitasnya. Menurut Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhammad Nasir, masker kain dengan bahan yang lentur seperti scuba akan melar atau merenggang saat dipakai. Hal ini membuat kerapatan pori kain membesar serta membuka yang mengakibatkan permeabilitas udara menjadi tinggi. Akibatnya, peluang partikular virus untuk menembus masker pun disebutnya semakin besar. WHO juga mengatakan masker scuba hanya memiliki efektivitas 0-5% saja untuk menangkal virus. Prof. Wiku selaku Jubir Satgas COVID-19 juga mengatakan bahwa masker scuba hanya dengan satu lapisan saja dan terlalu tipis, sehingga kemungkinan untuk tembus dan tidak bisa menyaring tentunya lebih besar dan disarankan menggunakan masker yang lebih berkualitas.
ADVERTISEMENT

Risiko Penularan dari Masker scuba

Prof. Wiku selaku Jubir Satgas COVID-19 juga mengatakan bahwa masker scuba hanya dengan satu lapisan saja dan terlalu tipis, sehingga kemungkinan untuk tembus dan tidak bisa menyaring tentunya lebih besar dan disarankan menggunakan masker yang lebih berkualitas. Dielaborasikan lebih detail lagi, WHO juga mengatakan masker scuba hanya memiliki efektivitas 0-5% saja untuk menangkal virus. Dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Dr Eng Muhammad Nasir selaku Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), masker scuba ditemukan sebagai masker yang memang kurang efektif setelah dilaksanakan pengujian kinerja utama pada masker yang melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut meliputi Uji filtrasi bakteri (bacterial filtration efficiency), Uji filtrasi particulate (particulate filtration efficiency), dan Uji permeabilitas udara dan pressure differential (breathability dari masker).
Sumber: Dynatech-int.com. 2020. Perbandingan Porositas Pada Berbagai Jenis Masker Menggunakan SEM. [online] Available at: <https://www.dynatech-int.com/id/artikel/jenis-masker-dan-fungsinya> [Accessed 15 January 2021].
Didukung dengan studi yang dilaksanakan oleh Dynatech, hasil dari uji sifat morfologi dengan menggunakan scanning elektron mikroskop yaitu Desktop SEM Phenom ProX yang selanjutnya diuji porositasnya dengan aplikasi porometric dalam software prosuite membuktikan bahwa morfologi masker scuba mempunyai rata-rata ukuran porositas sebesar 31.8 µm - 35.9 µm (mikrometer) atau setara dengan 31,800 nm - 35,900 nanometer nm. Perlu diingat bahwa virus COVID-19 sekitar 60 nm - 140 nm (nanometer), tetapi jika ada dalam bentuk droplet biasanya akan berukuran sebesar 5 µm - 10 µm atau setara dengan 5000 nm - 10,000 nm. Dengan begitu dapat dilihat bahwa virus dalam bentuk droplet (maupun dalam bentuk tanpa droplet) akan mudah menembus masker scuba dikarenakan porositasnya masih tergolong besar, apalagi jika dipakai dan kain memelar.
ADVERTISEMENT

Masker yang direkomendasikan WHO

Baru-baru ini WHO telah memperbaharui rekomendasi jenis masker yang efektif untuk mencegah penularan virus corona. Diantaranya adalah masker N95, masker bedah, dan masker kain. Masker N95 menawarkan perlindungan paling tinggi dimana tidak hanya mampu menghalangi droplet namun juga mampu menyaring partikel besar hingga sangat kecil. Masker N95 dapat mencegah penularan virus corona dengan tingkat efektifitas sebesar 95-100%. Meskipun begitu, masker N95 tidak disarankan digunakan setiap hari karena desain masker tersebut membuat orang yang memakainya bisa kesulitan bernapas dan kurang nyaman jika digunakan dalam waktu lama. Selain itu, masker N95 harganya cukup mahal dan diperuntukkan bagi petugas kesehatan dan petugas medis yang memiliki kontak secara langsung dengan penderita COVID-19.
ADVERTISEMENT
Selain masker N95, terdapat masker bedah yang dapat ditemukan secara bebas. Masker bedah menjadi pilihan yang tepat untuk mencegah penyebaran virus corona karena memiliki tingkat efektivitas sebesar 80-95%. Terdapat tiga lapisan dalam masker bedah yang mampu memblokir percikan air liur yaitu lapisan luar yang anti air, lapisan tengah yang berfungsi sebagai filter kuman, dan lapisan dalam yang berguna untuk menyerap cairan yang keluar dari mulut. Meski efektif untuk menghadang virus corona, masker bedah hanya dapat digunakan sekali pakai. Di beberapa tempat juga pernah terjadi kekurangan ketersediaan masker medis, sehingga masker medis hanya dikhususkan untuk melindungi tenaga medis yang bekerja di pelayanan kesehatan, orang yang sedang sakit, dan lansia.
Untuk mengantisipasi kelangkaan masker bedah pada awal pandemi lalu, WHO juga merekomendasikan masker kain yang dapat digunakan bagi masyarakat luas. Namun tidak semua masker kain memiliki tingkat efektivitas penyaringan yang baik. Pada masker kain, jumlah lapisan dan kerapatan tenun kain yang dipakai dapat menghasilkan efektivitas penyaringan dan kemampuan bernafas yang bervariasi. WHO menjelaskan untuk masker kain setidaknya terdapat tiga lapis kain. Tiga lapisan kain yang direkomendasikan yaitu terdiri atas lapisan dalam, haruslah mampu menyerap air dimana berguna untuk menyerap droplet dari hidung ataupun mulut agar tidak keluar. Contoh kain yang digunakan yaitu katun atau campuran katun. Kemudian lapisan tengah sebagai kain filtrasi yang tidak mudah menyerap air agar dapat menahan droplet dari luar maupun dalam. Bahan yang digunakan berupa bahan tanpa tenun seperti polipropilena. Terakhir, untuk lapisan terluar juga dari bahan yang tidak dapat menyerap air agar dapat memperkuat pencegahan kontaminasi droplet dari luar ke dalam. Bahan tersebut seperti polyester atau campuran polyester. Apabila bahan dan jumlah lapisan tepat sesuai dengan rekomendasi, masker kain ini dapat menyaring udara sebesar 50-70%. Karena kemampuan menyaringnya tidak sebaik masker bedah dan N95, penggunaan masker ini hanya untuk masyarakat umum yang sehat dan bukan untuk tenaga medis yang sering bertemu dengan orang sakit. Masker kain menawarkan kemudahan dapat dicuci dan digunakan kembali.
ADVERTISEMENT
Masker kain dapat dijadikan alternatif terakhir untuk upaya proteksi diri dari ancaman penularan COVID-19. Namun manfaat masker kain tersebut bisa didapatkan selama penggunaannya dilakukan secara tepat. Masker kain hanya bisa dikenakan selama empat jam saja dan harus diganti dengan masker yang baru dan bersih. Penggunaan masker pun harus menutup sempurna area hidung, mulut, dan juga dagu. Pastikan masker yang digunakan memberikan kemudahan untuk bernapas. Diharapkan tidak memakai masker yang longgar, tidak menyentuh bagian depan masker saat memakainya, dan apabila ingin melepas masker lakukan dengan cara membuka tali atau karetnya langsung, bukan dengan menarik masker ataupun menurunkannya hingga ke dagu. Pengguna masker disarankan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah memakai masker serta jangan gunakan masker secara bergantian dengan orang lain. Setelah masker digunakan jangan lupa untuk dicuci menggunakan air hangat dan deterjen.
ADVERTISEMENT
Meskipun masker scuba tidak direkomendasikan untuk digunakan, tetap dapat dimanfaatkan apabila telah terlanjur mengoleksinya. Pakailah masker kain dua lapis dan gunakan masker scuba sebagai lapisan terluarnya. Menggunakan masker dari bahan yang tepat dan cara pemakaian yang benar saja tidak cukup untuk melindungi diri dari penularan COVID-19. Untuk itu, masyarakat juga harus tetap mengkombinasikan dengan menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menjalani pola hidup bersih dan sehat.

Referensi

Atmojo, J. dkk, 2020. Penggunaan Masker Dalam Pencegahan Dan Penanganan Covid-19: Rasionalitas, Efektivitas, Dan Isu Terkini. Avicenna : Journal of Health Research, [online] 3(2), pp.84-95. Available at: <https://www.researchgate.net/publication/346509526_PENGGUNAAN_MASKER_DALAM_PENCEGAHAN_DAN_PENANGANAN_COVID-19_RASIONALITAS_EFEKTIVITAS_DAN_ISU_TERKINI> [Accessed 27 December 2020].
ADVERTISEMENT
Bintoro, B., 2020. Masker Scuba Dan Buff Sudah Tidak Dianjurkan Untuk Dipakai. [online] POPMAMA.com. Available at: <https://www.popmama.com/life/health/greg-bima/membuat-droplet-semakin-scuba-dan-buff-tak-dianjurkan-untuk-dipakai/4> [Accessed 23 December 2020].
Cuffari, B., 2021. The Size Of SARS-Cov-2 Compared To Other Things. [online] News-Medical.net. Available at: <https://www.news-medical.net/health/The-Size-of-SARS-CoV-2-Compared-to-Other-Things.aspx> [Accessed 9 January 2021].
Dynatech-int.com. 2020. Perbandingan Porositas Pada Berbagai Jenis Masker Menggunakan SEM. [online] Available at: <https://www.dynatech-int.com/id/artikel/jenis-masker-dan-fungsinya> [Accessed 9 January 2021].
Fitinline, 2020. Ciri Khas Bahan Kain Scuba, Kelebihan Dan Kekurangan Serta Pemanfaatannya Dalam Industri Sandang. [online] Fitinline.com. Available at: <https://fitinline.com/article/read/ciri-khas-bahan-kain-scuba-kelebihan-dan-kekurangan-serta-pemanfaatannya-dalam-industri-sandang/#:~:text=Kain%20scuba%20memiliki%20karakteristik%20yang,dan%20terasa%20empuk%20(spoingy).> [Accessed 23 December 2020].
Harsono, F., 2020. Efektivitas Jenis-Jenis Masker Sesuai Rekomendasi WHO Untuk Penanganan COVID-19. [online] liputan6.com. Available at: <https://www.liputan6.com/health/read/4357510/efektivitas-jenis-jenis-masker-sesuai-rekomendasi-who-untuk-penanganan-covid-19> [Accessed 27 December 2020].
KOMPAS.com. 2020. Viral Video Tes Masker Scuba Dengan Cara Meniup Api, Berikut Penjelasan Ahli Halaman All - Kompas.Com. [online] Available at: <https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/14/140000865/viral-video-tes-masker-scuba-dengan-cara-meniup-api-berikut-penjelasan-ahli?page=all> [Accessed 9 January 2021].
ADVERTISEMENT
KOMPASTV, 2020. Penjelasan Satgas Covid-19, Masker Scuba Dan Buff Tidak Ampuh Tangkal Covid-19. [video] Available at: <https://www.youtube.com/watch?v=MPQZyCdbAyg> [Accessed 23 December 2020].
Metro TV News, 2020. Mengapa Masker Scuba Dan Buff Dilarang?. [video] Available at: <https://www.youtube.com/watch?v=3xs_ZRkMXv0> [Accessed 23 December 2020].
Nareza, M., 2020. Benarkah Penggunaan Masker Scuba Tidak Efektif Untuk Menangkal Virus Corona?. [online] Alodokter. Available at: <https://www.alodokter.com/benarkah-penggunaan-masker-scuba-tidak-efektif-untuk-menangkal-virus-corona#:~:text=Masker%20scuba%20adalah%20masker%20yang,yang%20bermacam%2Dmacam%20dan%20menarik.> [Accessed 23 December 2020].
Radio Idola Semarang, 2020. Dr Eng Muhamad Nasir - Menakar Efektivitas Jenis Masker Dalam Menahan Droplet. [podcast] Ngobrol Bareng. Available at: <https://hearthis.at/radioidolasmg/2020-09-18-ngobrol-bareng-dr-eng-muhamad-nasir/> [Accessed 9 January 2021].
Ratriani, V., 2020. Apa Itu Masker Scuba Yang Dianggap Tidak Efektif Cegah Virus Corona?. [online] kesehatan.kontan.co.id. Available at: <https://kesehatan.kontan.co.id/news/apa-itu-masker-scuba-yang-dianggap-tidak-efektif-cegah-virus-corona?page=all> [Accessed 23 December 2020].
ADVERTISEMENT
Septiani, A., 2020. Mengenal Scuba, Jenis Kain Yang Lagi Ngetren Jadi Bahan Masker. [online] detikHealth. Available at: <https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5002536/mengenal-scuba-jenis-kain-yang-lagi-ngetren-jadi-bahan-masker> [Accessed 23 December 2020].
Utama, F., 2020. Yurianto: Jika Semua Pakai Masker, Potensi Penularan Covid-19 Hanya 1,5 Persen. [online] iNews.ID. Available at: <https://www.inews.id/news/nasional/yurianto-jika-semua-pakai-masker-potensi-penularan-covid-19-hanya-15-persen> [Accessed 27 December 2020].WHO (2020). Q&A: Masks and COVID-19. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020). Begini Aturan Pemakaian Masker Kain yang Benar
Who.int. 2020. Anjuran Mengenai Penggunaan Masker Dalam Konteks COVID-19. [online] Available at: <https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/anjuran-mengenai-penggunaan-masker-dalam-konteks-covid-19-june-20.pdf?sfvrsn=d1327a85_2> [Accessed 27 December 2020].
Ditulis oleh: Joses Felix & Saila Hadayna