news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Perjalanan 30 Tahun: Momen Merenungkan Makna Hidup

Donatus Juito Ndasung
Perkenalkan, Nama Lengkap Saya Donatus Juito Ndasung, Guru Rantau Asal Manggarai Flores, tinggal di Cileungsi Bogor Jawa Barat. Suka Membaca dan Menulis.
25 Maret 2025 7:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donatus Juito Ndasung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
Tahun 2025, menjadi momentum refleksi dan merenungkan makna hidup untuk semua insan manusia yang lahir tahun 1995. Karena tahun ini yang lahir 1995 akan genap berusia 30 tahun. Jadi, sebelum saya lanjutkan tulisan ini, saya ucapkan selamat ulang tahun ke 30 untuk kalian semua, ternyata kita satu angkatan lahir ya. Semoga sehat dan panjang umur. Amin
ADVERTISEMENT
Mencapai usia 30 tahun bukanlah hal yang mudah, butuh perjuangan dan ketahanan yang kuat. Pada fase ini, begitu banyak keresahan dan ketakutan atau kekhawatiran. Entah karena tekanan sosial, karier, finansial, emosi, perubahan fisik, atau hal remeh teme yang dapat mengganggu psikologis. Yah, usia 30 boleh dibilang salah satu momen krusial dalam fase kehidupan seseorang. Termasuk saya yang pada tanggal 25 Maret 2025 merayakan ulang tahun ke-30.
Secara pribadi keresahan yang paling dirasakan adalah tekanan sosial. Misalnya diusia 30 tahun harus matang secara finansial, karier bagus, punya jabatan, dan banyak tekanan sosial lainnya. Hal-hal semacam ini selalu menghantui. Mungkin saja ini perasaan saya yang begitu atau begini, tapi pada kenyataannya orang-orang selalu menaruh ekspetasi yang tinggi terhadap orang lain. Entahlah ya, butuh penelitian untuk memvalidasi hal tersebut, tapi ini menjadi runyam untuk dipikirkan.
ADVERTISEMENT
Diusia 30 tahun saban hari ini, menjadi periode yang sangat menantang. Periode di mana seseorang harus pandai mengelola atau mengatur segala sesuatu, baik gaya hidup, emosional, dan lainnya. Untuk saat ini, saya sudah menikah dan hidup berkeluarga, selain tekanan sosial yang saya sebutkan di atas, hal yang menjadi keresahan saya adalah bagaimana menjadi suami dan ayah yang baik untuk anak-anak saya, terutama dalam hal kesejahteraan. Mungkin, pertanyaan-pertanyaan ini akan selalu melingkupi saya ke depannya.
Bersyukur
Terlepas dari banyaknya keresahan yang dialami manusia yang berusia 30 tahun, saya secara pribadi merasa bersyukur dengan apa yang saya peroleh hari ini. Keresahan pada setiap fase hidup seseorang adalah hal yang wajar dan manusiawi. Kita juga menyadari bahwa setiap perjalanan hidup orang pasti berbeda-beda, tidak ada standar kebahagian dan kesuksesan yang universal, selain ungkapan syukur.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks bersyukur, saya selalu berpegang teguh pada salah satu kutipan ayat kita suci di agama katolik (1 Tesalonika 5:18) bunyinya begini “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”. Kutipan ini selalu menginspirasi hidup saya setiap harinya. Paling tidak dapat menguatkan dan menopang keresahan-keresahan yang saya alami. Tidak hanya sekedar kutipan untuk gagah-gagahan, bahwa saya paham ini dan itu, tetapi ini pedoman hidup saya setiap harinya. Sehingga saya kuat dan bertahan sampai dengan saat ini.
Semoga yang membaca tulisan ini, memperoleh rahmat atau berkat dengan apa yang saya bagikan. Apapun yang terjadi dalam hidup kita, bersyukur menjadi kunci utama, sehingga bisa mengurangi rasa stres dan keresahan lainnya, karena kalau dipikirkan akan sakit hati.
ADVERTISEMENT
Ngomong-ngomong soal sakit hati, di usia 30 tahun juga, ada begitu banyak perubahan metobolisme tubuh yang dialami. Secara fisik, mungkin tidak seperti usia awal 20an tahun yang jauh lebih kuat. Kata orang, kita harus sering mengontrol makanan dan minuman. Intinya menjaga ekosistem tubuh biar tetap sehat dan kuat. Pola hidup sehat menjadi keutamaan. Jauhi minuman alkohol, rokok, ngevape, atau hal lainnya yang merusak tubuh. Perbanyak minum air putih dan sering-seringlah olah raga untuk menjaga kebugaran, kesehatan fisik, dan mental. Oh iya, satu lagi. Tidak boleh mebanding-bandingkan dirimu dengan orang lain, apalagi yang lebih sukses dari dirimu. Itu akan lebih runyam lagi untuk dipikirkan.
Refleksi
Dari hal-hal yang saya gambarkan di atas, satu kata yang cocok saya sematkan pada sub bagian terakhir tulisan ini yakni “Refleksi”. Usia 30 tahun menjadi momen refleksi perjalanan 3 dekade. Bukan waktu yang sebentar, sudah banyak pengalaman yang didapat entah manis ataupun pahit.Harapan-harapan baik terus tumbuh dan bertunas.
ADVERTISEMENT
Dengan berbagai keresahan dan kecemasan yang ada, mungkin fase ini menjadi babak baru dalam menyongsong usia berikutnya, menyiapkan rencana atau strategi untuk menghadapi tantangan hidup. Tentu hal ini butuh proses, tapi saya percaya bahwa setiap apa yang kita rencanakan secara positif akan menuai hal yang positif juga begitupun sebaliknya.
Sebetulnya kecemasan dan keresan tersebut kita sendirilah yang ciptakan, mestinya kita harus bisa melumpuhkan atau melenyapkannya. Jangan sampai ketakutan dan kecemasan terus menggorogoti sehingga langkah kita akan pincang dan salah arah. Untuk sahabat pembaca yang lahir 1995 selamat berkepala tiga ya, mari siapkan tameng untuk segala kemungkinan yang akan datang.***