Konten dari Pengguna

Jejak Langkah "Timor Leste" : Tantangan dan Harapan Menuju ASEAN

JUNIAR MARTHA ADELSINHA BIRE
Mahasiswa Hubungan Internasional UKSW
2 September 2024 8:40 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JUNIAR MARTHA ADELSINHA BIRE tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto editan sendiri menggunakan canva
zoom-in-whitePerbesar
foto editan sendiri menggunakan canva
ADVERTISEMENT
Negara Timor Leste, merupakan negara bagian ASEAN yang terletak di bagian pulau timur Indonesia. Timor Leste juga merupakan salah satu negara termuda di dunia dan menjadikannya sebagai negara demokrasi termuda di Asia. Menatap balik perjalanan Timor Leste dimana merupakan negara yang pernah diduduki bangsa Portugis sehingga menjadikan negara Timor Leste sebagai negara Asia dengan bahasa resmi bahasa portugis (Eropa). Geografis Timor Leste yang berbatasan darat langsung dengan negara Indonesia serta pernah menjadi bagian Indonesia mengakibatkan adanya keterikatan yang kuat dengan bangsa Indonesia, hal ini tercatat dalam Sejarah dimana Timor Leste yang merupakan bagian dari bangsa indonesia pada tahun 1976-1999. Kemudian melepaskan diri pada zaman pemerintahan presiden B.J.Habibie (RI-3) dan berakhir dengan memberikan izin referendum yang menghasilkan Keputusan untuk berpisah dari Indonesia serta membentuk negara sendiri (1999) .Negara Timor Leste resmi terbentuk pada tanggal 20 Mei 2002.
ADVERTISEMENT
Timor Leste memiliki peran dalam ketertiban dalam Asia Tenggara. Sebagai negara yang baru merdeka banyak tanggung jawab dan keharusan yang harus dilakukan dalam menjaga stabilitas negaranya dan juga menjalin hubungan Kerjasama baik bilateral maupun multilateral. Hubungan Internasional menjadi satu elemen yang dapat memberi keuntungan baik nasional maupun global dalam perkembangan Timor Leste,salah satunya dalam ASEAN. Dengan masuknya Timor Leste dalam Kawasan ASEAN tentunya dapat memberikan identitas dan penilaian yang baik dari dunia internasional terhadap negara ini,dikarenakan secara tidak langsung Timor Leste dapat memberikan kontribusi ide atau gagasan untuk kebijakan ASEAN.
Namun Upaya yang dilakukan Timor Leste menjadi negara ASEAN merupakan penantian lama, dimana harapan yang diinginkan mendapat banyak hambatan. Para pendiri negara dan tokoh politik berpengaruh melakukan berbagai usaha dalam mewujudkan Impian masuk ke dalam ASEAN. Disinilah peran para partai politik dan pemimpin negara dalam mewujudkan harapan mereka,dua partai besar Timor Leste yaitu ’Fretelin’ yang dipimpin oleh “Ramos Horta” merupakan presiden Timor Leste saat ini (2022) dan ‘CNRT’ oleh “Xanana Gusmao” yang merupakan pendiri negara dimana saat itu Ia merupakan Pro kemerdekaan Timor Leste, serta pernah menjabat menjadi presiden pertama, serta merupakan perdana menteri ke-4, bersama presiden Ramos Horta memberikan peran penting dalam proses masuknya Timor Leste ke ASEAN dalam tahun 2009-2011 . Pada tahun 2005 Timor Leste menjadi bagian dari regional forum dan di 2007 juga berhasil mendapatkan Treaty of Amity and Cooperation yang merupakan salah satu syarat untuk untuk menjadi bagian ASEAN. Setelah lebih dari 8 tahun berjuang Timor Leste masih belum mendapat pengakuan menjadi bagian keluarga besar ASEAN.
ADVERTISEMENT
Tantangan yang didapat dimana terjadi penolakan terhadap masuknya negara Timor Leste, dimana adanya penolakan dari Myanmar, Thailand dan Singapura terhadap keinginan masuknya Timor Leste yang merupakan dari anggota ASEAN. Hal ini dilihat karena kekhawatiran yang diakibatkan sebagai penyandang negara baru yang belum memiliki kekuatan dalam negaranya baik dalam politik maupun ekonomi, Timor Leste masih terbilang negara miskin dan belum sepenuhnya sejahtera hal ini mengkhawatirkan ketidakmampuan untuk berada dalam ASEAN diperlukan kesamaan kondisi seperti negara lainnya di dalam wilayah ASEAN meliputi soft power dan hard power serta kesejahteraan dan pemerataan pembangunan yang dapat meningkatkan mutu dari negara mereka untuk diterima. Dimana strategi harus lebih memperkuat kondisi negaranya sendiri serta membangun sistem pemerintahan untuk menunjukan kepercayaan kepada para negara anggota ASEAN bahwa Timor Leste dapat diterima. Persaingan dengan negara besar juga terjadi seperti Australia yang pernah yang dimana pernah berada dalam konflik maritim membuat kedaulatan negara Timor Leste menjadi sedikit terguncang.
ADVERTISEMENT
Dalam pembangunan negara Timor Leste diperlukan kerja sama sari negara lain, dengan menjalin hubungan internasional dapat meningkatkan kemampuan negara dalam segala aspek. Disisi lain adanya hambatan yang terjadi dimana adanya kendala terhadap waktu, memerlukan proses lama untuk negara Timor Leste menjadi ASEAN. Persaingan dengan negara lain seperti Papua Nugini yang ingin turut serta masuk menjadi anggota ASEAN membuat proses ini semakin memakan waktu, dimana ASEAN juga memiliki tanggung jawab untuk mengurus permasalahan lain, seperti konflik di Myanmar dan juga butuhnya persetujuan dari semua negara dan Timor Leste harus menandatangani segala aturan ASEAN dan hukum di dalamnya serta menunjukan kinerja aktif dalam partisipasi terhadap kegiatan atau masalah dalam wilayah ASEAN. Penundaan pembahasan juga menjadi salah satu tantangan terhadap proposal Timor Leste untuk menjadi bagian keanggotaan yang telah diberikan oleh Zacarias Da Costa sebagai Menteri Luar Negeri di Jakarta, tahun 2011. Penerimaan proposal ini menjadi langkah positif dimana membuka sedikit harapan untuk mencapai tujuan awal, proposal ini dibahas melalui rapat pada KTT ASEAN Ke-18 di Jakarta dan mendapat respon baik dari dari sembilan negara salah satunya Indonesia yang berbatasan langsung dimana mendukung akan keinginan Timor Leste untuk masuk ke ASEAN.
ADVERTISEMENT
Keinginan Timor Leste menuju keanggotaan ASEAN berdampak baik,dimana pada tahun 2022 tepatnya bulan November dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-40 yang diselenggarakan di Kamboja saat itu. Dengan adanya beberapa poin yang diangkat sebagai bentuk pengakuan yaitu; mengakui keberadaan Timor Leste sebagai anggota ASEAN ke -11, memberikan kepada Timor Leste haknya untuk turut serta mengambil partisipasi dalam segala rangkaian pertemuan ASEAN, dan mengajak negara-negara dalam ASEAN untuk mendukung dan bahu-membahu dalam membangun negara Timor Leste ke arah yang lebih baik melalui pemberian bantuan capacity building. Namun pengakuan ini belum membuat adanya pengakuan secara penuh (full membership) dimana masih ada penilaian yang diperlukan untuk memenuhi bahwa Timor Leste dapat dianggap menjadi anggota penuh.
ADVERTISEMENT
Menjadi full membership diperlukan pemantapan yang lebih maksimal, Timor Leste harus dapat membenah diri dalam segi militer dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya kedepannya. Pengumuman yang diberikan sebagai pernyataan untuk menerima Timor Leste sebagai keanggotaan ASEAN merupakan langkah pertama peningkatan yang diterima, namun Timor Leste harus berusaha untuk mendapatkan persetujuan sebagai anggota tetap salah satunya meningkatkan militer sebagai kelengkapan syarat angkatan bersenjata negara-negara ASEAN, yang diperuntukan untuk latihan bersama antar angkatan bersenjata ASEAN dan lebih aktif berpartisipasi mengikuti kegiatan yang dilakukan ASEAN demi meningkatkan mutu negara mereka. Dimana negara Timor Leste sendiri menargetkan untuk mencapai keanggotaan penuh pada tahun 2025.
Dengan akhirnya dapat dilihat bahwa harga yang diberikan sebanding dengan keinginan yang didapatkan, penantian panjang terbayarkan dengan diumumkan selamat datang kepada Negara Timor Leste sebagai bagian ASEAN. Sebagai batu loncatan untuk memperbaiki dan membenahi negara dalam aspek ekonomi, militer, SDM mereka dengan bantuan bilateral dan multilateral serta pemerintahan negara Timor Leste sendiri.
ADVERTISEMENT