Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Reshuffle Santai Edisi Ramadhan
21 April 2021 12:41 WIB
Tulisan dari Yesaya Sihombing tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gaung rencana Presiden Jokowi untuk me-reshuffle kabinet kembali terdengar, seiring rencana peleburan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), serta dibentuknya Kementerian Investasi.
ADVERTISEMENT
Isu reshuffle ini membuat banyak pihak berspekulasi tentang siapa saja nama yang akan didepak atau dipertahankan di kabinet.
Jokowi Mania (JoMan), salah satu organisasi relawan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), misalnya. Ketua JoMan, Eben Haezer menilai ada lima menteri yang layak di-reshuffle. Mereka adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Menurut saya, prediksi JoMan dapat dikatakan terlalu berani dan tak berdasar. Syahrul Yasin Limpo dan Johnny G.Plate adalah utusan partai yang posisinya cukup kuat. Berani, situ memantik amarah Pak Surya? Sofyan Djalil?
Banyak yang mengatakan ia adalah menteri hampir segala rezim. Posisinya selalu aman, di pos mana pun. Muhammad Lutfi? Rekam jejaknya sebagai menteri membuat posisinya susah digoyang. Pratikno? Wong beliau adalah salah satu orang terdekat Jokowi. Bisa dikatakan posisinya tak tersentuh.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pada Sabtu (10/4/2021), Indonesia Political Opinion (IPO) merilis survei persepsi publik terhadap para menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi menteri yang kinerjanya paling memuaskan. Sedangkan, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dianggap sebagai menteri yang paling tidak memuaskan. Ada pula menteri yang dianggap publik paling layak di-reshuffle, yaitu Yasonna dan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno, pada Selasa (13/4/2021), berpendapat bahwa Mendikbud, Nadiem Makarim, patut di-reshuffle.
"Karena selama pandemi nyaris tak terlihat manuvernya, terutama model belajar yang mudah dipahami, juga soal subsidi kuota internet, dan lainnya," terangnya.
Saya sendiri berpendapat kocok ulang kabinet edisi Ramadhan (bila memang dilaksanakan dalam bulan Ramadhan), akan menjadi momen yang santuy, dalam arti tidak terlalu menimbulkan gejolak dalam intern kabinet dan juga partai.
ADVERTISEMENT
Posisi Menko, ketua-ketua partai, dan utusan partai rasanya akan aman sentosa. Masak iya, ada yang berani mengutak-atik posisi Yasonna Laoly?
Reshuffle akan lebih ditujukan untuk melengkapi perubahan nomenklatur kementerian baru. Peleburan Kemenristek dan Kemendikti, bisa jadi akan mengorbankan nama Bambang Brodjonegoro. Dengan demikian, ia akan lebih fokus mengurus persiapan ibu kota yang baru.
Bagaimana dengan Nadiem Makarim? Mengacu pada harapan Jokowi saat mengangkat mantan bos GoJek itu, ia masih berada dalam rel yang benar untuk menuntaskan visi Jokowi memajukan pendidikan Indonesia. Hantaman pandemi memang membuat Kemendikbud berdarah-darah dalam melakukan penyesuaian. Namun, saya sanksi, apakah orang lain dapat membuat kebijakan yang lebih baik, ketika dihadapkan pada situasi yang sama.
Menurut saya, Nadiem akan aman. Mengenai peleburan dengan Kemenristekdikti, Presiden dapat mengangkat seorang atau dua orang wakil menteri jika diperlukan. Bila demikian adanya, nama Budiman Sudjatmiko patut dimajukan sebagai wamen, mengingat ia sedang menggagas proyek mahabesar Bukit Algoritma, yang digadang-gadang akan menjadi Sillicon Valley-nya Indonesia. Loh, kenapa nggak sekalian dijadikan Menkominfo, aja? Lah, memang berani, menggeser Bang Johny G.Plate?
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, untuk Kementerian Investasi, Bahlil Lahadalia, yang sebelumnya menjadi Kepala BKPM, cukup pas untuk dijadikan sebagai menteri. Rekam jejaknya enggak buruk-buruk amat selama ini.
Kalaupun perlu wakil menteri, saya menyarankan perwakilan generasi milenial dapat dipertimbangkan. Misalnya, Atta Halilintar. Tim 'asshiap'nya terbukti dapat menarik puluhan juta subscriber di dunia maya. Sampai-sampai9 pernikahannya pun dihadiri Presiden Jokowi. Konten-konten medsosnya juga selalu menarik diperbincangkan, khususnya bab pamer harta benda duniawi.
Bukankah pribadi macam itu akan dapat menarik gairah investasi, baik dari kalangan tua sampai anak kecil?
Eh iya, bagaimana dengan Moeldoko?
Percayalah, aman sudah dia di sana. Kalau bukan mundur sendiri, tak akan ada yang berani mengusiknya.
Sekali lagi, ini hanya sebuah prediksi. Namanya prediksi, kalau betul, ya hanya kebetulan saja. Kalaupun salah, ya saya mohon maaf dan batin.