Konten dari Pengguna

Habis Ridwan Kamil, Terbitlah Dedi Mulyadi

22 Desember 2017 9:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Bandung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Habis Ridwan Kamil, Terbitlah Dedi Mulyadi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kontestasi politik menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada) Jawa Barat kian riuh. Setelah pencabutan dukungan partai Golkar kepada Walikota Bandung Ridwan Kamil, kini partai beringin mengusung kadernya sendiri Dedi Mulyadi yang notabene Bupati Purwakarta.
ADVERTISEMENT
Pengamat politik dan isu demokrasi Dedi Kurnia Syah menilai, apa yang dilakukan Golkar merupakan langkah wajar, menurutnya dalam politik selalu ada dinamika yang tidak mengenal kata final.
"lumrah saja dalam manuver politik, terlebih kontestasi di Jawa Barat baru sebatas publisitas (promosi), belum masuk ke persoalan (pendaftaran) pemilihan, politik itu dinamis dan tidak ada final dalam aktifitasnya" ujarnya baru-baru ini di Bandung (21/12/17).
Lebih lanjut, penulis buku CSR Politik ini menilai partai Golkar harus banyak berhitung, di mana partai pimpinan Airlangga Hartarto ini menghadapi krisis kepercayaan masyarakat yang cukup mempengatuhi iklim elektoralitas (red. tingkat keterpilihan).
"Tentu tidak mudah menentukan petarung handal disaat citra partainya alami krisis, partai harus berhitung terkait tokoh yang di usung, setidaknya ada nilai tawar untuk masyarakat yang takmenyukai partai, ada pilihan bahwa tokohnya disukai " lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Disinggung soal pergantian arah dukungan Golkar dari Ridwan Kamil ke Dedi Mulyadi, ia tidak secara rinci menyebut kenapa hal itu terjadi, baginya kondisi rersebut persoalan strategi menimbang kandidat potensial.
"Partai yang hadapi krisis perlu tokoh yang mampu meredakan sensitifitas terhadap partai, mungkin saja Demul diangap mampu memenuhi kebutuhan tersebut" jelasnya.