news-card-video
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

10 Hadits tentang Berbakti kepada Orang Tua

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
22 Februari 2024 16:02 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Hadits tentang Berbakti kepada Orang Tua, Foto: Pexels/Tristan Le
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hadits tentang Berbakti kepada Orang Tua, Foto: Pexels/Tristan Le
ADVERTISEMENT
Berbakti kepada orang tua dalam Islam dikenal dengan Birrul Waalidain, hal yang sudah seharusnya menjadi kewajiban sepanjang hidup bagi anak selagi kedua orang tua masih hidup. Terdapat berbagai macam hadits tentang berbakti kepada orang tua yang wajib diteladani.
ADVERTISEMENT
Orang tua telah mendidik, merawat, melindungi, dan membesarkan anaknya dengan tulus dan Ikhlas tanpa balasan apapun dengan panjatan doa yang berlimpah. Sudah sepatutnya sebagai anak harus berbuat baik dan berbakti pada orangtua. Sebagaimana dikutip dari dppai.uii.ac.id di dalam Al-Quran Surah Luqman (31):15 Allah swt berfirman:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, bahkan menyusukan pula selama kurang lebih 2 tahun. Maka dari itu bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kamu kembali”.

Hadits tentang Berbakti kepada Orang Tua

Ilustrasi Hadits tentang Berbakti kepada Orang Tua, Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
Selain di dalam Al-Qur'an, berbakti kepada orang tua juga tertuang dalam hadits Rasulullah saw. Berikut ini adalah beberapa hadits tentang berbakti kepada orang tua dan keutamaannya:
ADVERTISEMENT

1. Amalan yang Paling dicintai Allah swt

Berbakti kepada orang tua menurut Rasulullah saw dalah amalan yang paling dicintai Allah, sebagaimana tertuang dari hadits shahih yang diriwayatkan sahabat Ibnu Mas’ud ra:
سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ» قَالَ: حَدَّثَنِي بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي
Artinya: “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”, “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?” Rasul menjawab, “Shalat pada (awal) waktunya.” “Kemudian apa lagi?” Nabi Menjawab lagi, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya kembali. “Kemudian apa lagi?” Kemudian jihad fi Sabilillah Ibnu Mas’ud mengatakan, “Beliau terus menyampaikan kepadaku (amalan yang paling dicintai oleh Allah), andaikan aku meminta tambahan, maka beliau akan menambahkan kepadaku”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasai).
ADVERTISEMENT

2. Umur Panjang dan Kemudahan Rezeki

Bagi anak yang berbakti pada orang tua akan mendapatkan keberkahan hidup seperti umur panjang dan kemudahan rezeki, sebagaimana dalam hadits diriwayatkan:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ،قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ، وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: “Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezkinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturrahim (kekerabatan).” (HR. Ahmad).

3. Pintu Surga Pertengahan

Kedua orang tua merupakan pintu surga paling pertengahan, sebagaimana dalam hadis diriwayatkan:
عن أبي الدرداء رضي الله عنه أنَّ رجلاً أتاه، فقال إِنَّ لِي امرأةً، وإِنَّ أمِّي تَأْمُرُنِي بِطَلَاقِها، فقال له أبو الدرداء سمعتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول الوالِدُ أوسَطُ أبوابِ الجَنَّةِ، فإِنْ شِئْتَ فأضِعْ ذلِكَ البَابَ أو احْفَظْهُ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Dari sahabat Abu Darda ra, seseorang mendatanginya dan berkata, ‘Aku mempunyai seorang istri, tetapi ibuku memintaku untuk menceraikannya.’ Abu Darda ra berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Jika mau, kau boleh menyia-nyiakan pintu tersebut atau kau boleh merawatnya,” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

4. Ridha Allah swt tergantung Ridha Orang Tua

Ketika anak berbakti kepada kedua orang tuanya, maka akan mengundang ridha pada anak tersebut. Ridha orang tua ini dapat menjadi penentu ridha Allah Swt, sebagaimana dalam hadits diriwayatkan:
رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ
Artinya: "Ridho Allah swt ada pada ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah swt ada pada kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)
ADVERTISEMENT

5. Doa Mustajab Bagi Anak yang Berbakti

Anak yang berbakti pada orang tua dan membahagiakannya, akan senantiasa didoakan oleh orang tuanya. Doa orang tua merupakan doa yang paling mustajab atau memiliki peluang besar untuk dikabulkan oleh Allah swt, sebagaimana dalam hadits diriwayatkan:
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ، لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ
Artinya: “Ada tiga do’a yang mustajab, tidak ada keraguan akan hal itu; do’a orang yang terdzalimi, do’a musafir, dan do’a orang tua untuk (kebaikan) anaknya.” (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syekh Al-Arnauth).

6. Sebab Diterimanya Taubat

Hadits berbakti kepada orang tua selanjutnya dapat menjadi sebab diterima atau dikabulkannya taubat, sebagaimana dalam hadits diriwayatkan:
أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، رَجُلٌ، فقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَذْنَبْتُ ذَنْبًا كَبِيرًا، فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟، فقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَكَ وَالِدَانِ؟ »، قَالَ: لَا، قَالَ: «فَلَكَ خَالَةٌ»؟، قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «فَبِرَّهَا إِذًا».
ADVERTISEMENT
Artinya: “Seorang pria datang kepada Rasululla shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “wahai Rasulullah, saya telah melakukan dosa besar, apakah masih ada taubat utukku?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “Apakah kamu masih memiliki kedua orang tua?” “Tidak,” “Apakah kamu memiliki khalah (saudari ibu)?” “Iya,” “Kalau begitu berbuat baiklah kepadanya!” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syekh Al-Albani).

7. Jihad Merawat Kedua Orang Tua

Berbakti kepada kedua orang tua sama halnya dengan berjihad. Hal ini sebagaimana diriwatkan oleh Abdullah bin Amr bin Al-Ash ra:
عن عَبْد اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَاسْتَأْذَنَهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَحَىٌّ وَالِدَاكَ؟ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash ra, seorang sahabat mendatangi Rasulullah saw lalu meminta izin untuk berjihad. Rasulullah saw bertanya, ‘Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ ‘Masih,’ jawabnya. Rasulullah saw mengatakan, ‘Pada (perawatan) keduanya, berjihadlah,’” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).

8. Surga di Bawah Kaki Orang Tua

Ungkapan “surga di bawah telapak kaki ibu” dalam Islam memiliki makna bahwa ibu merupakan sosok yang sangat mulia, dihormati dan menjadi tempat terbaik untuk mendapat keberkahan di dunia dan di akhirat. Hal ini sebagaimana dalam hadits diriwayatkan:
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السُّلَمِيِّ، أَنَّ جَاهِمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ إِنِّي أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ مَعَكَ وَجِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ قَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلِهَا
ADVERTISEMENT
Artinya: “Dari Muawiyah bin Jahimah As-Sulami, Jahimah ra mendatangi Nabi Muhammad saw dan berkata, ‘Aku ingin berperang bersamamu dan aku datang untuk meminta petunjukmu.’ Rasul bertanya, ‘Apakah kamu mempunyai ibu?’ ‘Ya,’ jawabnya. ‘Lazimkanlah ibumu karena surga berada di bawah telapak kakinya,’” (HR An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).

9. Membahagiakan Orang Tua

Bahagiakanlah kedua orang tua dan janganlah membuatnya bersedih seperti perintah Rasulullah saw, sebagaimana dalam hadits diriwayatkan:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ جِئْتُ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ وَتَرَكْتُ أَبَوَىَّ يَبْكِيَانِ فَقَالَ ارْجِعْ فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا
Artinya: "Dari sahabat Abdullah bin Amr ra, ia bercerita, seorang sahabat mendatangi Rasullah SAW dan mengatakan, ‘Aku datang kepadamu untuk berbaiat hijrah dan kutinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis. Rasul menjawab, ‘Pulanglah, buatlah keduanya tertawa sebagaimana kau membuat mereka menangis’". (HR Abu Dawud).
ADVERTISEMENT

10. Jalan Menghubungi Kedua Orang Tua yang Telah Meninggal

Berbakti kepada orang tua, mendoakannya, memiliki akhlak terpuji, dan menjalin silaturahmi dengan teman dekatnya dapat menjadi jalan menghubungi kedua orang tua yang telah meninggal dunia. Hal ini sebagaimana dalam hadits diriwayatkan:
عن أبي بردة قال قَدِمْتُ المَدينَةَ فأَتَانِي عبدُ اللهِ بنُ عمَرَ فقال أَتَدْرِي لِمَ أَتَيْتُكَ قال قُلْتُ لَا قال سَمِعْتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يقول مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَصِلَ أَبَاهُ فِي قَبْرِهِ فَلْيَصِلْ إِخْوَانَ أَبِيْهِ بَعْدَهُ وَإِنَّهُ كَانَ بَيْنَ أَبِي عُمَرَ وَبَيْنَ أَبِيْكَ إِخَاءٌ وَوُدٌّ فَأَحْبَبْتُ أَنْ أَصِلَ ذَاكَ
Artinya: “Dari sahabat Abu Burdah ra, ia bercerita, suatu hari ia mengunjungi Madinah. ‘Abdullah bin Umar menemuiku,’ kata Abu Burdah. ‘Tahukah kamu, mengapa aku menemuimu?’ ‘Tidak,’ jawab Abu Burdah. Abdullah bin Umar mengatakan, ‘Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa yang ingin menghubungi ayahnya di alam kuburnya, hendaklah ia menyambung persahabatan dengan teman ayahnya sepeninggalnya.’ Sungguh, antara ayahku Umar dan ayahmu terdapat hubungan persahabatan yang hangat. Kini aku ingin menyambungnya,’” (HR Ibnu Hibban).
ADVERTISEMENT
Demikianlah penjelasan mengenai hadits tentang berbakti kepada orang tua. Manfaatkanlah kesempatan untuk mendapat kemuliaan yang tinggi dengan membahagiakan dan berbuat baik orang tua. (Mit)