Konten dari Pengguna

Pengertian dan Macam-Macam Hadits Shahih

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
7 April 2022 16:29 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alquran sebagai ilustrasi hadits shahih. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Alquran sebagai ilustrasi hadits shahih. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Dalam ajaran Islam, hadits merupakan sumber hukum kedua sekaligus pedoman hidup setelah Alquran. Hadits ini terbagi menjadi beberapa macam, yakni hadits shahih, hadits hasan, dan hadits daif.
ADVERTISEMENT
Menurut istilah syariat Islam, hadits sendiri dapat didefinisikan sebagai ucapan, perbuatan, atau pengakuan yang datang dari Rasulullah SAW. Sementara secara bahasa, hadits diartikan sebagai sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain.
Lantas, apa yang dimaksud dengan hadits shahih? Artikel di bawah ini akan mengulas secara lengkap mengenai pengertian hingga macam-macam hadits shahih yang menarik untuk dipelajari.

Pengertian Hadits Shahih

Alquran sebagai ilustrasi hadits shahih. Foto: Unsplash
Secara etimologi, kata shahih berarti sehat. Maka, hadis shahih dapat dimaknai sebagai hadits yang sehat, selamat, benar, sah, dan sempurna. Para ulama berpendapat bahwa kata shahih merupakan lawan dari kata saqim yang berarti sakit.
Ada pun secara istilah, menurut Ibnu Ash Shalah, hadis shahih adalah hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh periwayat yang ‘adil dan dhabith, sehingga sanadnya bersambung kepada Rasulullah atau terakhir berasal dari kalangan sahabat tanpa mengandung syadz (kejanggalan) ataupun ‘illat (cacat).
ADVERTISEMENT
Ibn Hajar al-‘Asqalani juga berpendapat dalam kitabnya yang bertajuk Nuzhah al-Nazhar Syarh Nukhbah al-Fikar, hadits shahih adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang ‘adil, sempurna ke-dhabith-annya, bersambung sanadnya, tidak ber-‘illat dan tidak ber-syadz.
Mahmud Thahhan An-Nu’aimi menerangkan dalam buku Taisir Mustholah Hadis, istilah yang digunakan para ulama tersebut dalam mendefinisikan hadits shahih dapat diartikan sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

Macam-Macam Hadits Shahih

Alquran sebagai ilustrasi hadits shahih. Foto: Pixabay
Secara umum, hadits shahih terbagi menjadi dua macam, yakni hadits shahih lidzahatihi dan hadits shahih lighairihi. Berikut pengertian dan contoh dari masing-masing hadis, seperti yang ditulis dalam buku Menyingkap Khazanah Ilmu Hadis oleh Saifuddin Herlambang dan Saepul Anwar:

1. Hadits Shahih Lidzahatihi

Hadis shahih lidzahatihi adalah hadis yang memenuhi syarat-syarat hadis shahih, yaitu tersambungnya sanad, kualitas moral perawi yang baik, kualitas intelektual perawi yang mumpuni, serta ketiadaan syadz dan illat.
Dengan kata lain, yang dimaksud dengan hadis shahih lidzatihi adalah hadis shahih itu sendiri. Salah satu contoh hadis shahih lidzahatihi adalah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari tentang Nabi Muhammad SAW membaca surat Ath Thur saat salat maghrib, berikut bunyi hadisnya:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي الْمَغْرِبِ بِالطُّورِ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah dalam shalat Maghrib membaca surat Ath-Thur.” (HR. Bukhari).

2. Hadits Shahih Lighairihi

Hadis shahih lighairihi adalah hadis hasan yang memiliki riwayat lain dari jalur sanad yang berbeda, baik jalur sanad yang lain memiliki kualitas yang sama dengan hadis hasan tersebut, atau memiliki kualitas yang lebih baik dari hadis hasan tersebut.
Hadis shahih lighairihi memiliki kualitas di atas kualitas hadis hasan itu sendiri. Akan tetapi kualitas hadis shahih lighairihi di bawah kualitas hadis shahih lidzahatihi.
Di antara beberapa hadis yang terkategori dalam hadis shahih lighairihi adalah hadis yang diriwayatkan Ath Tirmidzi perihal siwak, yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ قَالَ أَبُو عِيسَى وَقَدْ رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَدِيثُ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَزَيْدِ بْنِ خَالِدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كِلَاهُمَا عِنْدِي صَحِيحٌ لِأَنَّهُ قَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا الْحَدِيثُ وَحَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ إِنَّمَا صَحَّ لِأَنَّهُ قَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ وَأَمَّا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ فَزَعَمَ أَنَّ حَدِيثَ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ أَصَحُّ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ وَعَلِيٍّ وَعَائِشَةَ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَحُذَيْفَةَ وَزَيْدِ بْنِ خَالِدٍ وَأَنَسٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَابْنِ عُمَرَ وَأُمِّ حَبِيبَةَ وَأَبِي أُمَامَةَ وَأَبِي أَيُّوبَ وَتَمَّامِ بْنِ عَبَّاسٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْظَلَةَ وَأُمِّ سَلَمَةَ وَوَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ وَأَبِي مُوسَى
ADVERTISEMENT
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib berkata, telah menceritakan kepada kami Abdah bin Sulaiman dari Muhammad bin 'Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
Sekiranya tidak memberatkan umatku sungguh akan aku perintahkan untuk bersiwak setiap kali akan shalat." Abu Isa berkata: Hadits ini diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishaq dari Muhammad bin Ibrahim, dari Abu Salamah, dari Zaid bin Khalid, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Dan hadits Abu Salamah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid dari Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam, menurutku keduanya shahih. Karena hadits itu tidak hanya diriwayatkan oleh satu jalur, yaitu dari Abu Hurairah dari Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam, tetapi dari jalur lainnya, sehingga hadits riwayat Abu Hurairah menjadi shahih.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Muhammad bin Isma'il mengklaim bahwa hadits Abu Salamah yang diriwayatkan dari Zaid bin Khalid derajatnya lebih shahih. Abu Isa berkata: Dalam bab ini juga terdapat riwayat dari Abu Bakar Ash Shiddiq, Ali, Aisyah, Ibnu Abbas, Hudzaifah, Zaid bin Khalid, Anas, Abdullah bin 'Amru, Ibnu Umar, Ummu Habibah, Abu Ayyub, Tammam bin Abbas, Abdullah bin Handlallah, Ummu Salamah, Watsilah Al Asqa' dan Abu Musa.” (HR. Tirmidzi).
(NDA)