Konten dari Pengguna

10 Pakaian Adat Jawa Timur dan Ciri Khasnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
25 April 2025 19:33 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pakaian Adat Jawa Timur. Foto: Unsplash/Maximus Beaumont.
zoom-in-whitePerbesar
Pakaian Adat Jawa Timur. Foto: Unsplash/Maximus Beaumont.
ADVERTISEMENT
Seperti yang telah diketahui, Provinsi Jawa Timur memiliki beberapa kabupaten dan kota, setiap kabupaten atau kota tersebut tentu saja memiliki baju adat daerah masing-masing. Artinya, pakaian adat Jawa Timur terdiri dari berbagai macam yang jumlahnya lebih dari satu.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Jurnal Scan, Fathoni, dkk. (2015), pakaian adat yang merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia dan banyak dipuji oleh negara-negara lain.
Dengan banyaknya suku-suku dan provinsi yang ada di wilayah negara Indonesia, maka otomatis pula banyak sekali macam-macam Pakaian adat yang dipakai oleh masing-masing suku di seluruh provinsi Indonesia. Salah satunya adalah Jawa Timur.

10 Pakaian Adat Jawa Timur Lengkap dengan Ciri Khasnya

Pakaian Adat Jawa Timur. Foto: Unsplash/Febrian Zakaria.
Berikut adalah beberapa nama pakaian adat Jawa Timur dan ciri khasnya:

1. Rasughan Totep

Rasughan Totep berasal dari sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut hadiah atau sebuah pemberian dari pihak pengantin lelaki yang diberikan kepada pengantin perempuan dalam pernikahan adat Madura.
Namun dalam konteks pakaian adat, Rasughan Totep merupakan sebuahpakaian adat khas Madura yang biasanya dipakai oleh para pria.
ADVERTISEMENT
Bentuknya berupa atasan busana terbuat dari bahan tebal seperti wol, dengan pilihan warna merah, hitam, atau putih.
Pakaian ini umumnya dipadukan dengan bawahan berupa kain samper kembeng, odheng peredan (penutup kepala khas Jawa bermotif), serta sepatu selop yang tertutup.

2. Kebaya Tanpa Kutu Baru

Pasangan dari Rasughan Totep adalah kebaya tanpa kutu baru. Kebaya ini adalah pakaian adat wanita Madura, tetapi tidak menggunakan "kutu baru", yaitu kain penghubung bagian depan kebaya seperti pada kebaya Jawa Tengah.
Model kebayanya lebih terbuka dan longgar. Biasanya dipadukan dengan sarung batik Madura atau kain jarik bermotif khas, seperti motif daun lontar, keris, atau bunga.
Ciri Khas:
ADVERTISEMENT

3. Baju Pesa'an Madura

Baju Pesa’an merupakan pakaian tradisional pria yang berasal dari Madura, Jawa Timur.
Pakaian ini terdiri atas atasan longgar berwarna hitam yang dikenakan di luar kaos belang merah-putih, serta celana panjang model gomboran berwarna hitam yang dikenakan tanpa karet pinggang.
Dahulu, pakaian ini biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Madura, namun kini lebih sering dikenakan sebagai busana adat dalam berbagai acara resmi atau upacara adat.
Ciri khas Pesa’an antara lain:
ADVERTISEMENT

4. Pakaian Cak dan Ning

Pakaian cak dan ning merupakan baju adat Jawa Timur. Cak berarti laki-laki, dan ning berarti perempuan. emilihan ini bertujuan mencari figur muda yang berwawasan budaya, pariwisata, dan kebudayaan lokal.
Pakaian yang dikenakan mereka mencerminkan keanggunan budaya Jawa Timur, dengan sentuhan modern namun tetap mempertahankan unsur tradisional. Pakaian adat ini sering digunakan dalam berbagai festival dan acara-acara tertentu di Jawa Timur.
Ciri khas pakaian Cak (laki-laki):
ADVERTISEMENT
Ciri khas pakaian Ning (perempuan):

5. Kebaya Rancongan

Kebaya Rancongan merupakan busana tradisional perempuan Madura yang dikenal dengan warnanya yang terang dan mencolok, seperti merah, hijau, atau biru.
Kebaya ini umumnya dikenakan bersama jarik batik sebagai bawahan, dan dililitkan odhet atau stagen di bagian perut sebagai pengikat. Pakaian ini mencerminkan sifat khas masyarakat Madura yang berani, lugas, serta terbuka dalam menyampaikan pendapat.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri Kebaya Rancongan:

6. Baju Mantenan

Baju Mantenan merupakan pakaian pengantin tradisional khas Jawa Timur yang sarat akan makna filosofis terkait adat pernikahan.
Pada umumnya, mempelai wanita tampil anggun dengan mengenakan kebaya berwarna hitam yang dihiasi bordiran emas dan payet bernuansa mewah.
Sementara itu, mempelai pria memakai beskap berwarna gelap dengan sentuhan motif emas, dipadukan dengan kain batik sebagai bawahan.
ADVERTISEMENT
Penampilan pria semakin lengkap dengan penggunaan blangkon di kepala serta keris yang diselipkan sebagai simbol kehormatan dan keberanian.

7. Baju Adat Sutra Bawean

Pakaian adat Bawean, yang terbuat dari kain sutera, dikenal dengan motif sulaman khas yang berwarna-warni dan digunakan baik oleh pria maupun wanita.
Desainnya yang indah dan elegan menjadikan pakaian ini sering dipakai dalam berbagai acara. Kain sutera menjadi bahan utama dalam pembuatan pakaian adat ini, dengan motif sulaman yang sangat khas dan penuh warna, memperlihatkan keunikan busana Bawean.
Keindahan dan kemewahan desainnya membuat pakaian adat ini sering dikenakan dalam acara adat maupun acara formal lainnya. Beragam variasi dari baju adat Bawean semakin meningkatkan popularitasnya.
Beberapa model yang ada antara lain kurung, baju pesak, dan lainnya. Namun, harga pakaian ini memang tergolong tinggi. Selain karena bahan berkualitas, beberapa elemen dalam pakaian ini juga memiliki nilai seni yang tinggi.
ADVERTISEMENT

8. Pakaian Adat Suku Tengger

Salah satu ciri khas yang mencolok untuk mengetahui warga suku Tengger adalah penggunaan sarung dan udeng. Sarung adalah pakaian yang tak hanya digunakan oleh pria tetapi juga oleh wanita dalam suku ini.
Ternyata, sarung ini memiliki berbagai fungsi dan makna filosofis bagi warga suku Tengger. Penggunaan sarung adalah salah satu cara mengenali identitas suku Tengger.
Baju adat suku Tengger laki-laki akan digunakan dari kepala dan diselempangkan pada bagian atas.
Untuk baju adat Suku Tengger perempuan digunakan dengan mengikat bagian leher dan sisanya dibiarkan menjuntai, untuk penggunaan baju adat khusus perawan akan diselempangkan pada sisi kiri.
Jika wanita sudah berkeluarga maka digunakan pada bagian tengah dada sebagai ketulusan dalam menjaga keluarga. Baju adat ini biasanya dipakai pada hari-hari besar atau saat beribadah di pura.
ADVERTISEMENT

9. Pakaian Adat Jebeng

Dua busana tradisional yang menjadi simbol khas Banyuwangi adalah pakaian yang dikenakan oleh Jebeng dan Thulik. Istilah jebeng dan thulik berasal dari bahasa Osing, di mana jebeng merujuk pada perempuan dan thulik untuk laki-laki.
Kedua jenis pakaian ini memiliki ciri khas tersendiri yang mencerminkan keindahan serta daya tarik budaya Suku Osing.
Ciri khas busana Jebeng (Wanita):
Pakaian tradisional Jebeng yang dikenakan oleh perempuan memiliki beberapa ciri khas penting:
ADVERTISEMENT

10. Pakaian Adat Thulik (Pria)

Sementara itu, pakaian adat Banyuwangi untuk laki-laki disebut dengan Thulik yangmemiliki kekhasan tersendiri:
ADVERTISEMENT
Demikian adalah beberapa pakaian adat Jawa Timur dan ciri khasnya yang perlu diketahui. (Ns)