12 Prinsip Kimia Hijau dan Pengaplikasiannya dalam Kehidupan

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
26 Juli 2022 17:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengaplikasian prinsip kimia hijau. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengaplikasian prinsip kimia hijau. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Prinsip kimia hijau dikembangkan oleh Paul Anastas, yang dikenal secara luas sebagai "Bapak Kimia Hijau", bersama dengan John C. Warner. Prinsip ini dijadikan sebagai panduan dalam upaya penyelamatan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Terdapat 12 prinsip kimia hijau yang dapat diadaptasi untuk diaplikasikan dalam sikap dan tindakan manusia sebagai bentuk upaya penyelamatan lingkungan. Penerapan proses industri berbasis kimia hijau akan memberikan keuntungan berupa keseimbangan antara aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Lantas, apa saja prinsip-prinsip kimia hijau yang dapat memberi keuntungan bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup? Simak jawabannya di bawah ini.

12 Prinsip Kimia Hijau dan Pengaplikasiannya

Ilustrasi pengaplikasian prinsip kimia hijau. Foto: Pixabay
Keterampilan dalam kerja ilmiah yang baik dapat dikembangkan atau diwujudkan dengan keterampilan yang berimplikasi pada bahan-bahan kimia sesuai dengan prinsip kimia hijau.
Dikutip dari laman Federal News Network, Paul Anastas dan John C. Warner menjelaskan bahwa hal yang penting dalam penerapan kimia hijau adalah:
ADVERTISEMENT
Apabila pemanfaatan bahan-bahan kimia dilakukan secara bijaksana, maka akan berdampak terhadap proses penyelamatan atau konservasi lingkungan.
Selanjutnya, untuk dapat mendapatkan manfaat tersebut, Paul Anastas dan John C. Warner mengusulkan 12 prinsip kimia hijau. Menghimpun laman resmi Green Technologie Universitas Diponegoro, 12 prinsip kimia hijau yang, yaitu:

1. Pencegahan (Prevention)

Lebih baik melakukan pencegahan terhadap produksi limbah, daripada mengolah dan membersihkan limbah. Sebagaimana telah dikemukakan, kimia hijau bertujuan mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya dengan mendesain dari produk-produk kimia dan prosesnya.
ADVERTISEMENT

2. Ekonomi Atom (Atom Economy)

Penerapan metode sintetis baru yang dirancang untuk memaksimalkan penggabungan semua bahan yang digunakan dalam proses ke dalam produk akhir.
Penerapan ini untuk menghasilkan limbah yang lebih sedikit. Dengan limbah yang sedikit, maka lingkungan jadi tidak terlalu rusak.

3. Sintesis kimia yang tidak berbahaya (Less Hazardous Chemical Syntheses)

Perancangan metode sintetis untuk menghindari penggunaan atau menghasilkan zat-zat beracun bagi manusia maupun lingkungan. Dengan merancangkan sintesis kimia yang aman, maka lingkungan dan manusia tidak akan rusak.

4. Merancang bahan kimia yang lebih aman (Designing Safer Chemicals)

Produk kimia yang dihasilkan harus dirancang untuk mempengaruhi fungsi yang diinginkan dan meminimalkan tingkat toksisitasnya.

5. Pelarut dan alat bantu yang lebih aman (Safer Solvents and Auxiliaries)

Sebisa mungkin meminimalkan atau menghindari penggunaan bahan pembantu (zat pelarut, zat pemisah, dan sejenisnya). Jika harus digunakan, maka gunakan bahan pembantu yang bersifat lebih aman atau tidak berbahaya bagi lingkungan.
ADVERTISEMENT

6. Desain untuk efisiensi energi (Design for Energy Efficiency)

Ilustrasi pengaplikasian prinsip kimia hijau. Foto: Pixabay
Persyaratan energi dari proses kimiawi untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan ekonominya. Apabila memungkinkan, maka sebaiknya metode sintetis dilakukan pada suhu dan tekanan sekitar.

7. Penggunaan bahan baku terbarukan (Use of Renewable Feedstocks)

Bahan mentah atau bahan baku yang digunakan harus dapat diperbaharui (jika memungkinkan secara teknis dan ekonomis). Dengan memperbaharui bahan baku yang telah digunakan, maka limbah pun akan berkurang.

8. Mengurangi derivatif atau turunan (Reduce Derivatives)

Mengurangi turunan yang tidak perlu (penggunaan kelompok pemblokiran, perlindungan, modifikasi sementara proses fisik atau kimiawi) atau dihindari apabila memungkinkan, karena langkah-langkah tersebut memerlukan reagen tambahan dan dapat menghasilkan limbah.

9. Katalisis (Catalysis)

Penggunaan reagen katalitis (selektif mungkin) lebih baik daripada reagen stoikiometri. Dari sisi kimia hijau, penggunaan katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.

10. Desain untuk degradasi (Design for Degradation)

Produk kimia yang dihasilkan harus dirancang sedemikian rupa sehingga pada akhir fungsinya, produk tersebut dapat terurai menjadi produk degradasi yang tidak berbahaya dan tidak bertahan lama di lingkungan.
ADVERTISEMENT

11. Analisis real-time untuk pencegahan polusi (Real-time analysis for Pollution Prevention)

Pengembangan metodologi analitik yang diperlukan untuk memungkinkan analisis real-time untuk pencegahan polusi, pemantauan dan pengendalian dalam proses sebelum pembentukan zat berbahaya.

12. Penggunaan bahan kimia yang Lebih Aman Secara Inheren untuk pencegahan kecelakaan (Inherently Safer Chemistry for Accident Prevention)

Penggunaan zat dalam proses kimia apabila memungkinkan menggunakan zat kimia yang berpotensi rendah kecelakaan, termasuk ledakan, kebakaran, dan sejenisnya.
(NDA)