Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
14 Fakta tentang Bulan yang Jarang Diketahui, Cek di Sini
5 September 2024 19:33 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fakta tentang bulan yang jarang diketahui ternyata menyimpan banyak misteri menarik yang belum banyak diketahui.
ADVERTISEMENT
Meskipun bulan sering menghiasi langit malam, ada berbagai hal unik dan mengejutkan di balik penampilannya yang belum terungkap.
Beberapa fakta tersembunyi tentang bulan yang mungkin akan membuat pembaca melihatnya dari sudut pandang berbeda.
14 Fakta Tentang Bulan
Berdasarkan laman britannica.com, bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi dan benda angkasa besar terdekat. Oleh karena itu, manusia sering kali meneliti mengenai bulan.
Di antara penelitian tersebut, ilmuwan mengungkap berbagai fakta tentang bulan. Berikut penjelasannya:
1. Asal Usul Bulan
Bulan diyakini terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu setelah tabrakan kolosal antara Bumi muda dan sebuah objek seukuran Mars yang dikenal sebagai Theia.
Tabrakan ini mengeluarkan sejumlah besar material dari Bumi, yang kemudian bersatu dan mendingin menjadi Bulan. Hipotesis ini dikenal sebagai teori giant impact.
ADVERTISEMENT
Bukti dari teori ini diperoleh dari analisis isotop batuan Bulan yang memiliki kemiripan signifikan dengan komposisi kimia batuan di Bumi.
Hal tersebut menjelaskan mengapa Bulan dan Bumi memiliki banyak karakteristik geologis yang serupa, termasuk elemen-elemen seperti oksigen dan silikon.
2. Jarak Bulan dari Bumi
Fakta kedua, rata-rata jarak Bulan dari Bumi adalah sekitar 384.400 kilometer. Meski jaraknya stabil saat ini, Bulan sebenarnya bergerak menjauh dari Bumi sekitar 3,8 cm setiap tahun.
Fenomena ini terjadi karena adanya gaya pasang surut antara Bumi dan Bulan. Interaksi pasang surut tersebut memperlambat rotasi Bumi dan secara perlahan mendorong Bulan menjauh.
Selama jutaan tahun, pergerakan ini akan memengaruhi durasi hari di Bumi, menjadikannya lebih panjang, dan mungkin mengubah cara Bumi berinteraksi dengan Bulan di masa depan.
ADVERTISEMENT
3. Komposisi Permukaan Bulan
Permukaan Bulan ternyata terdiri dari material seperti oksigen, silikon, magnesium, kalsium, dan besi. Batuan di Bulan terdiri dari dua jenis utama: maria, daerah gelap yang terbuat dari lava basaltik, dan dataran tinggi berwarna terang yang dipenuhi kawah.
Di bawah kerak Bulan, yang memiliki ketebalan rata-rata 70 km, terdapat mantel yang kaya akan mineral-mineral seperti olivin dan piroksen.
Inti Bulan, meski kecil dan hanya menyumbang 1-2% dari massa total, sebagian besar terdiri dari besi. Komposisi ini membantu ilmuwan memahami sejarah vulkanisme dan evolusi Bulan.
4. Maria dan Dataran Tinggi
Permukaan Bulan terdiri dari dua wilayah utama: maria dan dataran tinggi. Maria adalah wilayah yang lebih gelap dan relatif datar, terbentuk dari lava yang keluar akibat aktivitas vulkanik miliaran tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dataran tinggi Bulan lebih terang dan penuh kawah akibat tumbukan meteorit. Dataran tinggi ini merupakan wilayah yang lebih tua, terbentuk dari sisa-sisa kerak awal Bulan.
Wilayah maria hanya menutupi sekitar 16% permukaan Bulan, dan kebanyakan berada di sisi yang menghadap Bumi, sementara sisi jauh Bulan didominasi oleh dataran tinggi.
5. Atmosfer Bulan
Bulan memiliki atmosfer yang sangat tipis dan disebut eksosfer, yang sebagian besar terdiri dari gas-gas seperti helium, neon, dan hidrogen.
Berbeda dengan atmosfer Bumi yang tebal dan mampu mempertahankan kehidupan, eksosfer Bulan tidak mampu mendukung adanya cuaca atau kondisi layaknya atmosfer di planet.
Karena atmosfernya yang tipis, Bulan mengalami perubahan suhu yang sangat ekstrem. Pada siang hari, suhu di permukaan Bulan bisa mencapai 127°C, sedangkan pada malam hari suhu dapat turun hingga -173°C.
ADVERTISEMENT
6. Fase Bulan
Bulan melalui delapan fase yang berbeda selama satu siklus orbitnya mengelilingi Bumi, yaitu bulan baru, sabit awal, kuartal pertama, sabit cembung, bulan purnama, sabit cembung menurun, kuartal terakhir, dan sabit akhir.
Fase-fase ini terjadi karena perubahan posisi relatif antara Bumi, Bulan, dan Matahari, yang menyebabkan bagian Bulan yang diterangi Matahari tampak berubah-ubah dari Bumi.
Siklus fase ini berlangsung sekitar 29,5 hari, yang dikenal sebagai bulan sinodik, dan memainkan peran penting dalam berbagai budaya dan kalender di seluruh dunia.
7. Efek Pasang Surut di Bumi
Gravitasi Bulan menyebabkan efek pasang surut di lautan Bumi, dengan menarik air laut dan menciptakan pasang naik dan pasang surut.
Saat Bulan mengorbit Bumi, gaya tarik gravitasi ini menyebabkan bulge (tonjolan) di permukaan air laut, yang berpindah-pindah seiring pergerakan Bulan.
ADVERTISEMENT
Efek pasang surut ini tidak hanya berdampak pada ekosistem laut, tetapi juga membantu menjaga stabilitas rotasi Bumi dan kemiringan sumbunya, yang berkontribusi pada kestabilan iklim planet .
8. Kawah dan Cekungan Tabrakan
Permukaan Bulan dihiasi dengan ribuan kawah yang dihasilkan dari tumbukan meteorit dan asteroid selama miliaran tahun.
Salah satu kawah terbesar adalah Cekungan Kutub Selatan-Aitken, yang terletak di sisi jauh Bulan dan memiliki diameter 2.500 km serta kedalaman sekitar 13 km.
Kawah-kawah ini memberikan ilmuwan wawasan mengenai sejarah tabrakan Bulan dan dampaknya terhadap evolusi permukaan Bulan.
Selain itu, kawah ini membantu dalam memahami kondisi permukaan dan aktivitas geologis yang pernah terjadi di Bulan.
9. Kehadiran Air di Bulan
Penemuan air di Bulan, terutama dalam bentuk es di kawah-kawah yang selalu berada dalam bayangan di kutub, menjadi terobosan besar dalam eksplorasi Bulan.
ADVERTISEMENT
Es air ini terbentuk dari komet atau asteroid yang menghantam Bulan, atau mungkin terbentuk dari interaksi antara angin matahari dan permukaan Bulan.
Air ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan dalam misi-misi luar angkasa di masa depan, sebagai sumber minuman bagi para astronot atau diolah menjadi hidrogen dan oksigen untuk bahan bakar roket.
10. Gempa Bulan (Moonquake)
Bulan juga mengalami aktivitas seismik yang disebut gempa Bulan atau moonquake. Ada empat jenis moonquake: gempa dalam, gempa akibat tumbukan meteorit, gempa termal, dan gempa dangkal.
Gempa dalam dan dangkal terjadi akibat tarikan gravitasi Bumi dan pendinginan serta penyusutan interior Bulan.
Meskipun moonquake tidak sekuat gempa di Bumi, beberapa di antaranya dapat berlangsung hingga satu jam. Pemahaman tentang moonquake ini penting untuk merencanakan penempatan bangunan atau koloni manusia di Bulan di masa depan.
ADVERTISEMENT
11. Eksplorasi Bulan oleh Manusia
Bulan adalah satu-satunya benda langit selain Bumi yang telah dikunjungi manusia. Pada 20 Juli 1969, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin menjadi manusia pertama yang menginjakkan kaki di Bulan dalam misi Apollo 11.
Total, ada 12 astronaut dari enam misi Apollo telah berjalan di Bulan antara 1969 dan 1972, membawa kembali sekitar 382 kg sampel batuan dan tanah Bulan.
Sampel-sampel ini terus memberikan informasi penting tentang sejarah dan evolusi Bulan, serta membantu para ilmuwan memahami lebih banyak tentang tata surya.
12. Bulan Mengalami Rotasi Sinkron dengan Bumi
Salah satu fakta menarik dalam ilmu pengetahuan adalah bahwa Bulan selalu menunjukkan sisi yang sama ke Bumi.
Hal ini terjadi karena rotasi Bulan dan orbitnya mengelilingi Bumi memiliki periode yang sama, yaitu sekitar 27,3 hari.
ADVERTISEMENT
Fenomena rotasi Bulan disebut rotasi sinkron. Artinya, meskipun Bulan berputar pada porosnya, durasi rotasinya sama dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu orbit di sekitar Bumi.
Akibatnya, manusia hanya bisa melihat satu sisi Bulan dari Bumi, yang dikenal sebagai "sisi dekat", sedangkan "sisi jauh" hanya dapat diamati oleh wahana antariksa.
Penemuan rotasi sinkron memberikan pemahaman lebih mendalam tentang dinamika orbit antara Bulan dan Bumi.
13. Bulan dan Ekliptika
Bulan memiliki orbit yang miring sekitar 5 derajat terhadap ekliptika, yaitu jalur yang dilalui Matahari di langit sepanjang tahun. Ekliptika adalah bidang yang dibentuk oleh orbit Bumi mengelilingi Matahari.
Dikarenakan kemiringan orbit Bulan terhadap ekliptika, Bulan tidak selalu berada di jalur yang sama dengan Matahari ketika terlihat dari Bumi. Hal ini menyebabkan gerhana Bulan dan gerhana Matahari hanya terjadi ketika Bulan berada di salah satu titik persimpangan orbitnya dengan ekliptika, yang disebut nodus.
ADVERTISEMENT
Gerhana Matahari terjadi saat Bulan menutupi Matahari, sedangkan gerhana Bulan terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, memproyeksikan bayangan ke Bulan.
14. Masa Depan Eksplorasi Bulan
Program Artemis yang dipimpin oleh NASA bertujuan untuk mengirim manusia kembali ke Bulan pada tahun 2025, dengan fokus utama di wilayah kutub selatan Bulan.
Misi ini tidak hanya untuk meneliti lingkungan Bulan, tetapi juga untuk mendirikan pangkalan permanen yang dapat digunakan sebagai titik awal eksplorasi Mars di masa depan.
Teknologi dan sumber daya yang dikembangkan melalui program ini diharapkan membuka era baru dalam eksplorasi ruang angkasa dan memperluas pemahaman kita tentang Bulan.
Itulah dia deretan fakta mengenai bulan yang jarang orang ketahui menurut penjelasan ilmu pengetahuan.(andi)
ADVERTISEMENT