Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
2 Naskah Drama Natal yang Membuat Orang Tua Terharu dan Menangis
17 Desember 2024 22:01 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari raya Natal adalah momen yang dikenal penuh dengan kasih dan kedamaian. Momen ini bisa dirayakan dengan naskah drama Natal yang membuat orang tua terharu dan menangis.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari today.com, Natal adalah momen tahunan yang terjadi pada akhir tahun. Pada perayaan ini kebanyakan orang pergi berlibur atau menghabiskan waktu dengan orang tercinta.
Naskah Drama Natal yang Membuat Orang Tua Terharu dan Menangis
Berikut ada 2 teks naskah drama Natal yang membuat orang tua terharu dan menangis yang bisa digunakan untuk meramaikan momen Natal:
1. Naskah Drama Natal: “Hadiah Terbesar”
Tokoh:
Setting:
Narator (muncul di depan panggung):
Malam Natal adalah waktu untuk berbagi kasih. Tapi di rumah ini, kasih itu sedang diuji. Sebuah keluarga sederhana, dengan hati yang penuh harapan, sedang mencari arti Natal yang sejati.
ADVERTISEMENT
Adegan 1: Kecewa di Malam Natal
(Lampu menyorot Ayah yang baru pulang kerja dengan wajah lelah. Ibu menyajikan makan malam sederhana di meja. Dani duduk di sofa, tampak bermain ponsel.)
Ibu: (tersenyum) “Ayah sudah pulang? Bagaimana harimu?”
Ayah: (menaruh tas kerja) “Seperti biasa, capek. Tapi kita bersyukur masih bisa makan malam bersama.”
Ibu: “Dani, ayo ke meja makan. Kita berdoa dulu.”
Dani: (menghela napas) “Nggak usah pakai doa segala, Bu. Makanan juga cuma ini-ini aja. Mana ada suasana Natal kalau nggak ada hadiah?”
Ayah: (mendekati Dani) “Dani, Natal bukan soal hadiah. Natal itu soal kasih, soal kebersamaan.”
Dani: “Kasih apa, Yah? Semua orang di luar sana dapat kado mahal. Kita? Cuma makan ini? Nggak ada yang spesial!”
ADVERTISEMENT
(Dani berdiri dan meninggalkan ruangan. Ibu terlihat sedih. Risa, yang sedang menggambar di sudut, menghampiri Ayah dan Ibu.)
Risa: (dengan polos) “Ayah, Ibu… aku nggak perlu hadiah Natal. Aku cuma mau kita semua bahagia.”
(Ayah dan Ibu saling pandang, berusaha menahan air mata.)
Adegan 2: Renungan di Malam Natal
(Lampu meredup. Narator kembali masuk panggung.)
Narator:
Ayah dan Ibu berusaha memahami perasaan anak-anak mereka. Di tengah kerumitan hidup, mereka lupa bahwa kasih sejati adalah hadiah terbesar.
(Ayah duduk di ruang tamu, memandangi pohon Natal kecil. Ibu mendekatinya dengan membawa selimut.)
Ayah: “Aku merasa gagal, Bu. Dani kecewa, kita nggak bisa memberikan apa-apa. Apa aku ini ayah yang buruk?”
Ibu: “Bukan soal hadiah, Yah. Dani hanya butuh waktu untuk mengerti. Kasih yang kita berikan adalah hadiah terbesar untuk mereka.”
ADVERTISEMENT
(Mereka terdiam sejenak. Dari jendela terlihat hujan turun dengan deras.)
Adegan 3: Keajaiban Natal
(Dani duduk sendiri di kamar, memandang keluar jendela. Risa masuk dengan membawa sebuah kertas bergambar keluarga mereka.)
Risa: “Kak Dani, lihat ini! Aku gambar Ayah, Ibu, Kakak, dan aku.”
Dani: (melihat gambar) “Kenapa kamu nggak minta kado, Ris? Bukannya kamu juga pengen hadiah?”
Risa: “Aku udah dapat hadiah, Kak. Ayah selalu pulang walaupun capek. Ibu selalu masak untuk kita. Dan Kakak… Kakak selalu ada buat aku. Itu hadiah terbaik.”
(Dani tertegun. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia memeluk Risa erat.)
Adegan 4: Doa di Malam Natal
(Dani keluar kamar bersama Risa. Ia mendapati Ayah dan Ibu sedang duduk di ruang tamu. Dani berjalan mendekat.)
ADVERTISEMENT
Dani: (perlahan) “Ayah, Ibu… maafkan Dani. Dani salah. Dani lupa kalau kasih kalian adalah hadiah yang paling berharga.”
Ibu: (tersenyum haru) “Nak, kami mencintaimu. Itu saja yang penting.”
Ayah: “Natal bukan soal hadiah yang mahal, tapi soal hati yang penuh kasih.”
(Mereka berempat berpelukan. Lampu mulai meredup, dan sebuah lagu Natal lembut terdengar di latar.)
Narator (di depan panggung):
Di malam Natal ini, kasih menyatukan mereka. Hadiah terbesar bukanlah sesuatu yang dibungkus rapi, tetapi hati yang saling mengasihi.
(Tirai perlahan menutup. Lagu “Malam Kudus” mengalun sebagai penutup.)
2. Naskah Drama Natal: “Kembali ke Pelukan Kasih”
Tokoh:
ADVERTISEMENT
Setting:
Adegan 1: Natal yang Hampa
(Lampu menyala. Nina duduk sendirian di ruang tamu sambil memegang boneka usang. Reno terlihat asyik bermain ponsel di sofa. Ibu mondar-mandir merapikan rumah.)
Nina: (kepada Reno) “Kak, kita nggak bikin acara Natal, ya? Kok nggak ada kado?”
Reno: (sinis) “Mana mungkin ada kado? Ayah sibuk kerja. Natal juga kayak hari biasa di rumah ini.”
Nina: “Tapi Ibu bilang Natal itu waktu buat keluarga…”
Reno: (memotong) “Iya, kalau keluarganya lengkap. Tapi Ayah selalu nggak ada.”
(Ibu mendengar percakapan itu, wajahnya sedih. Ia mencoba tersenyum dan mendekati Nina.)
Ibu: “Nina, Natal itu bukan soal kado atau acara besar. Natal itu soal mengingat kasih Tuhan dan menyebarkannya ke orang lain.”
ADVERTISEMENT
Nina: (pelan) “Tapi aku cuma mau kita semua kumpul, Bu… Ayah juga.”
(Lampu redup, suasana berubah menjadi kelabu. Narator muncul di depan panggung.)
Adegan 2: Ayah yang Hilang
Narator:
Pak Herman bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tapi tanpa ia sadari, kehadirannya yang dirindukan lebih berarti daripada apapun.
(Pak Herman terlihat duduk di kantor kecil dengan tumpukan dokumen. Ia memegang foto keluarga di mejanya.)
Pak Herman: (mendesah) “Aku harus kerja keras. Kalau tidak, mereka makan apa? Tapi… apakah aku terlalu jauh dari mereka?”
(Ia melihat jam di dinding. Jarum menunjukkan pukul 10 malam. Pak Herman meraih jasnya dan keluar terburu-buru.)
Adegan 3: Kesepian di Malam Natal
(Kembali ke rumah. Nina duduk di ruang tamu, menangis pelan sambil memeluk bonekanya. Reno masuk dengan wajah kesal.)
ADVERTISEMENT
Reno: “Nina, kenapa nangis lagi?”
Nina: “Aku cuma mau Natal yang bahagia, Kak. Aku rindu Ayah.”
Reno: (melembut) “Aku juga rindu Ayah. Tapi kita harus terima kenyataan, Nina. Mungkin kita bukan keluarga seperti yang lain.”
Nina: (menatap Reno) “Tapi… Tuhan Yesus lahir supaya kita saling mengasihi, kan? Kenapa kita malah saling jauh?”
(Reno terdiam. Ia menyadari betapa Nina sangat berharap.)
Reno: (pelan) “Maaf, Nina. Aku terlalu sibuk sama diriku sendiri.”
(Reno memeluk Nina erat. Ibu muncul dari dapur, membawa segelas susu hangat untuk Nina. Mereka bertiga duduk bersama di ruang tamu.)
Adegan 4: Keajaiban Malam Natal
(Terdengar suara ketukan pintu. Nina berlari membukanya. Pak Herman berdiri di ambang pintu dengan wajah basah karena hujan. Ia membawa sebungkus kecil hadiah.)
ADVERTISEMENT
Nina: (berteriak gembira) “Ayah!”
(Pak Herman masuk, memeluk Nina erat. Reno dan Ibu mendekat.)
Pak Herman: “Maafkan Ayah. Ayah terlalu sibuk mencari uang, sampai lupa kalau kalian adalah hadiah terbesar dalam hidup Ayah.”
Ibu: (tersenyum haru) “Yang penting, sekarang kita bersama. Itu yang terpenting.”
Reno: (menahan air mata) “Ayah, kami cuma butuh Ayah ada di sini. Itu sudah cukup.”
Pak Herman: “Mulai sekarang, Ayah akan lebih banyak meluangkan waktu untuk kalian. Kita akan menjalani Natal yang penuh kasih, bersama-sama.”
**(Mereka berempat saling berpelukan. Nina membuka hadiah kecil dari Ayah, isinya sebuah buku cerita bertuliskan “Kasih Natal Selalu Hidup dalam Keluarga.”)
Adegan 5: Doa Bersama
(Keluarga duduk di meja makan sederhana, bergandengan tangan. Lampu menghangat, suasana berubah menjadi cerah. Narator muncul di depan panggung.)
ADVERTISEMENT
Narator:
Di malam Natal ini, keluarga ini belajar bahwa kasih adalah hadiah yang tak ternilai. Hadiah terbesar tidak datang dalam bentuk barang, tetapi kehadiran dan cinta yang tulus.
(Lampu meredup perlahan. Lagu “Malam Kudus” diputar sebagai latar, dan tirai menutup.)
Demikian teks naskah drama Natal yang membuat orang tua terharu dan menangis secara lengkap. Dengan kisah dalam drama tersebut, manusia dapat mengambil hikmah dan esensi yang dalam dari malam Natal. (Win)
Baca juga: 2 Naskah Drama Natal Singkat untuk Anak-Anak