2 Puasa Sunah di Bulan Rabiul Awal yang Bisa Ditunaikan Umat Islam

Ilustrasi puasa sunah di bulan Rabiul Awal. Foto: Unsplash

Ada beberapa puasa sunah di bulan Rabiul Awal yang dapat umat Islam lakukan. Bulan Rabiul Awal sendiri termasuk bulan yang spesial, karena bertepatan dengan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Umat Islam pun dianjurkan untuk meneladani kebaikan Nabi Muhammad SAW dengan menjalankan sunah Rasul.

Di tahun 2023 ini, bulan Rabiul Awal 1445 H akan berlangsung dari hari Minggu, 17 September hingga Senin, 16 Oktober 2023, sebelum berganti ke bulan Rabiul Akhir. Peringatan kelahiran Nabi Muhammad atau Maulid Nabi sendiri jatuh pada 12 Rabiul Awal atau bertepatan dengan hari Kamis, tanggal 28 September 2023.

Setidaknya, ada dua jenis puasa sunah yang dapat umat Islam tunaikan selama bulan Rabiul Awal. Apa saja? Simak ulasannya berikut ini.

Puasa Sunah Ayyamul Bidh Rabiul Awal

Ilustrasi puasa sunah di bulan Rabiul Awal. Foto: Unsplash

Salah satu ibadah puasa sunah di bulan Rabiul Awal adalah puasa ayyamul bidh. Puasa ini tidak secara spesifik hanya dilakukan di bulan Rabiul Awal, namun disunahkan di setiap bulan Hijriah.

Dikutip dari buku Rahasia dan Keutamaan Puasa Sunah oleh Abdul Wahid (2019), puasa ayyamul bidh artinya puasa yang dilakukan di tengah bulan, tepatnya pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan dalam kalender Hijriah.

Alasan dari pemilihan tanggal ayyamul bidh adalah karena cahaya bulan dalam tiga malam tersebut lebih terang dibandingkan malam-malam lainnya. Ayyamul sendiri artinya hari, dan biid artinya putih.

Beberapa hadis meriwayatkan tentang puasa ayyamul bidh yang disarankan oleh Rasulullah SAW:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّاامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْر

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak pernah meninggalkannya hingga aku mati, yaitu berpuasa tiga hari setiap bulan (ayyamul bidh), mengerjakan sholat Dhuha, dan mengerjakan shalat Witir sebelum tidur". (HR Bukhari)

Dijelaskan juga dalam hadis di bawah ini tentang puasa di tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan:

عَنْ أَبَا ذَرٍّ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَمَ: “يَا أَبَا ذَرٍّ، إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلَاثَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلَاثَ عَشْرَةَ، وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ، وَخَمْسَ عَشْرَةَ.”

Artinya: “Dari Abu Dzar berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Wahai Abu Dzar, jika kamu ingin berpuasa tiga hari pada tiap bulan, maka berpuasalah pada tanggal ke tiga belas, empat belas dan lima belas". (HR Tirmidzi)

Di bulan Rabiul Awal ini, puasa ayyamul bidh berdasarkan kalender Hijriah Kementerian Agama RI akan jatuh pada:

Baca juga: Kitab Maulid Dhiyaul Lami: Keutamaan dan Sosok Penciptanya

Puasa Senin dan Kamis

Ilustrasi puasa sunah di bulan Rabiul Awal. Foto: Unsplash

Puasa di hari Senin dan Kamis adalah ibadah sunah yang dapat dilakukan di bulan apapun selain bulan diwajibkannya puasa yaitu Ramadan. Dalam buku yang sama, dijelaskan bahwa hari Senin adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan Rabiul Awal di tahun Gajah.

Dikutip dari laman Majelis Ulama Indonesia, ibadah sunah puasa Senin dan Kamis ini diriwayatkan dalam beberapa hadis berikut.

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: "Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa". (HR At-Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Ada pula riwayat At-Tirmidzi lainnya dari Sayyidah Aisyah RA yang berbunyi:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ الِاثْنَيْنِ، وَالْخَمِيسِ.

Artinya: "Rasulullah SAW sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis". (HR At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah)

(TAR)

Baca juga: Hadis Larangan Mengumpat Kata-Kata Kotor bagi Umat Muslim