Konten dari Pengguna

20 Puisi tentang Hari Anak Nasional yang Menyentuh Hati

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
23 Juli 2024 14:27 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi puisi tentang Hari Anak Nasional. Foto: Unsplash.com/note thanun
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi puisi tentang Hari Anak Nasional. Foto: Unsplash.com/note thanun
ADVERTISEMENT
Salah satu cara menyambut Hari Anak Nasional adalah dengan membaca puisi tentang Hari Anak Nasional. Peringatan Hari Anak Nasional dilaksanakan setiap 23 Juli. Hal tersebut berdasarkan tanggal pengesahan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak pada 23 Juli 1979.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Tanggal Merah oleh Ardeva Ideas, tujuan dari dimeriahkan Hari Anak Nasional untuk membangkitkan kepedulian dan partisipasi masyarakat Indonesia dalam pemenuhan hak anak. Selain itu juga untuk memperhatikan masa depan anak-anak.
Puisi tentang Hari Anak Nasional menunjukkan kepedulian orang dewasa terhadap anak-anak di Indonesia. Artikel ini membagikan sederet contohnya. Anda dapat membagikan di media sosial atau membacakan di depan umum.

Puisi tentang Hari Anak Nasional

Ilustrasi puisi tentang Hari Anak Nasional. Foto: Pixabay/sasint
Dirangkum dari buku Senandung Puisi Anak oleh Amelia, dkk., Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak oleh Suyono Suyatno, berikut ini beberapa contoh puisi tentang Hari Anak Nasional yang penuh makna dan menyentuh hati.

1. Surat dari Ibu oleh Asrul Sani

Pergi ke dunia luas, anakku sayang
pergi hidup bebas!
ADVERTISEMENT
Selama angin masing angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau
Pergi ke laut lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas!
selama hari belum petang
dan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau
Jika bayang telah pudar
dan elang laut pulang ke sarang
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau datang padaku!
Kembali pulang, anakku sayang
kemabli ke balik malam!
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
"Tentang cinta dan hidupmu pagi hari"

2. Pelosok Nusantara oleh Nasifatul Syarifah

Mereka berkata kepadaku "Ibu kami
ingin naik pesawat kami juga ingin
naik mobil mewah kami ingin tidur
beralaskan kasur yang empuk kami
ingin jadi orang hebat"
Aku menangis
Aku merasakan perih dalam hati ini
ADVERTISEMENT
Saat mendengar
Murid-muridku memiliki cita-cita dan angan di usia muda
Didewasakan oleh keadaan
Dalam susahnya menempuh pendidikan di ujung negeri ini
Dalam ruang kelas dengan berlantaikan tanah
Mereka terus bertekad meraih pendidikan
Lihat lah mereka sekali
Mereka ada
Mereka bagian dari kita
Mereka adalah penerus kita di masa mendatang
Mereka anak-anak Timur Indonesia juga punya hak pendidikan

3. Kehilangan Masa Kanak-Kanak oleh Azka Nidaul Jannah

Masa paling bahagia yaitu masa kecil
Mereka bisa bermain bersama
Tanpa memikirkan beban hidup
Bermain petak umpet
Berlari kesana kemari
Mengejar layang-layang putus
Bertengkar lalu tak lama baikan
Tapi, sekarang semua tak lagi sama
Anak sekarang sungguh miris
Masa kecil mereka terenggut dengan sebuah gadget
Mereka lebih sering main game online
Dari pada mainan tradisional
ADVERTISEMENT
Mereka lebih sering meminta uang
Tanpa memikirkan kondisi keuangan
Sungguh malang anak zaman sekarang

4. Anak di Lampu Merah oleh Dilla Hardina

Ketika berhenti di lampu merah
Kumelihat seorang anak yang melamun
Pakaiannya kusut, begitu juga wajahnya
Ia menenteng jajanan yang dijualnya pada orang yang berlalu lalang
Entah apa yang ia terawang
Entah ke mana mata itu memandang
Apakah sedang membayangkan masa depan?
Atau memikirkan sesuatu yang ingin dimakan?
Nyatanya ia adalah salah satu
Dari sekian banyak anak yang belum sejahtera
Harusnya orang dewasa mengulurkan tangan
Untuk mengangkatnya dari gelapnya kehidupan
Itulah tugas orang dewasa
Merangkul anak-anak dengan setulus jiwa

5. Bahasa Anak oleh Dilla Hardina

Anak adalah titipan Tuhan
Mereka adalah jiwa-jiwa yang penuh kebebasan
Ketika merengek dan menangis
Mereka sering dianggap menyusahkan
ADVERTISEMENT
Padahal mereka hanya individu yang belum tahu
Bagaimana cara menyampaikan maksud dan perasaan
Tangisan dan tawa adalah bahasa mereka
Yang perlu dipahami orang dewasa
Jadi, jangan mengeluh atau menghardiknya
Jika anak bertindak tidak sesuai yang kita duga

6. Asap yang Menyakitimu oleh Dilla Hardina

Rokok memang tidak haram
Tapi asapnya sangat mengotori alam
Anak-anak adalah individu paling rentan
Sebab orang tuanya gemar merokok saat di dekatnya
Mereka tidak bisa mengeluh atau mengingatkan
Sebab orang tua merasa paling benar sendirian
Saat terbatuk-batuk karena menghirup asap
Justru anak yang disuruh pergi untuk menghindari bau tak sedap
Nyatanya masih banyak orang tua
Yang tidak peduli dengan kesehatan paru-paru anaknya
ADVERTISEMENT
Sudah banyak kasus terjadi
Anak menjadi sakit parah akibat ulah orang tuanya sendiri
Kini saatnya tidak merokok di depan buah hati
Sebagai upaya antisipasi
Dengan menerapkan pola hidup yang sehat
Anak-anak akan tumbuh baik dan selamat

7. Hak untuk Belajar oleh Dilla Hardina

Sekolah adalah tempat menimba ilmu
Di sanalah anak dididik dan diajar oleh guru
Mereka mendapatkan pengetahuan yang berguna
Untuk kebaikan masa depan mereka
Anak-anak senang bersekolah
Sebab di sanalah mereka belajar dari salah
Guru-guru memikul amanah
Mencerdaskan bangsa dengan penuh gairah
Belajar adalah hak semua anak
Tidak hanya pengetahuan umum, tetapi juga etika dan akhlak
Agar dapat berpikir dengan bijak
Dan tidak menjadi pemberontak

8. Selamat Hari Anak Nasional oleh Irpiani

Anak Indonesia adalah harta yang sangat berharga
Generasi penerus perjuangan bangsa
ADVERTISEMENT
Pelita hati pembangun negeri
Berhati suci berjiwa satria.
Anak-anak adalah amanah konstitusi
Mesti dijaga dan dikasihi
Agar tumbuh menjadi penyejuk hati
Penetram jiwa nan memesona.
Pembangun negeri Indonesia tercinta.

9. Muridku oleh Sukarni

Muridku sayang ....
Tatkala fajar menyingsing
Bangkitlah dari mimpi
Sambutlah seruan Illahi
Segeralah kau bersiap diri.
Muridku sayang...
Kau menemaniku setiap hari
Kau selalu membuatku tersenyum
Kadang kau juga membuatku kesal
Tapi hari-hariku sepi tanpa kalian.
Muridku sayang...
Mungkin kau tersinggung dengan teguranku
Mungkin juga hatimu terluka oleh ucapanku
Jiwamu pun tercabik oleh lisanku
Jika memang seperti itu, maafkan aku...
Semua itu sebagai bukti cintaku padamu
Seperti cinta dan kasih sayang orang tuamu padamu
Yang selalu mengharapkan,
Anaknya berakhlak dan berilmu.
ADVERTISEMENT
Bangkitlah melawan arus yang terus mendera
Kuasailah dirimu bersama sikap optimismu
Paculah semangatmu sekuat tenaga
Lawanlah bebatuan terjal yang mengusik di jalanan
Ingat, engkau adalah harapan masa depan
Nasib bangsa engkau yang menentukan.

10. Semangat Belajar oleh Dono Setiawan

Tas sekolah disediakan
Sebelum pergi jangan lupa sarapan
Ibu memberi uang jajan
Teman-teman sudah di depan.
Bersepeda di pagi hari
Ditemani semangat di bawah mentari
Ramai sudah sahabat berjalan kaki
Aku berlari karena bel berbunyi.
Buku sudah di depan mata
Guru mengajar tentang matematika
Dengan serius mendengar penjelasan guru
Teringat pesannya semangat menuntut ilmu.
Setiap hari rajinlah belajar
Agar kelak menjadi pintar
Kejar cita-cita setinggi langit
Menambah ilmu seperti bukit.

11. Menggapai Sebuah Harapan oleh Bagja Rahmanda

Aku adalah anak sekolah
Tiap hari mengayuh sepeda
ADVERTISEMENT
Tanpa mengenal rasa lelah
Supaya tidak terlambat masuk sekolah.
Aku bukan anak orang kaya
Tetapi aku anak orang biasa
Yang punya cita-cita
Ingin bahagiakan orang tua.
Kasihan emak dan bapak
Aku tak tega melihatnya
Tiap hari selalu bekerja
Demi uang yang tak seberapa.
Tetapi mempunyai semangat baja
Agar anaknya menjadi sarjana
Aku bangga kepada emak dan bapak
Yang tak henti-hentinya berdoa.
Kepada Yang Maha Kaya
Supaya menjadi anak yang berguna
Dan supaya nantinya bisa membangun bangsa
Ya Allah, panjangkanlah umur emak dan bapak.
Agar mereka bisa melihat saya nanti
Akan sukses dan berguna bagi negara
Dengan cara belajar dan membaca
Insya Allah bangsa kita akan berjaya.

12. Anak Hebat Sepanjang Zaman oleh Hadi Genfrus

Dalam gerak ada diam
ADVERTISEMENT
Dalam diam ada gerak
Seperti kehidupan ini berjalan
Anak hebat sepanjang zaman
Anak hebat peduli zaman
Zaman sudah berubah
Sekarang zaman kids now
Tingkah laku berubah
Sopan santun sudah berubah
Tak ada yang dianggap hebat
Anak hebat sepanjang zaman
Itu mitos belaka
Bukan fakta, namun opini semata
Oh anak bangsa...
Apa nasibmu?
Apa cita-citamu?
Semoga kau jadi orang baik dan sukses

13. Anak Lelaki Kecil dan Kopiah Putih oleh Rina Fadhilah Putri

Hidup adalah keajaiban
Yang setiap saat menebar racun mematikan
Teriakan dan suara pecahan kaca
Menyambut telinga dan disaksikan oleh mata
lelaki kecil itu berhadapan dengan ketakutan
Melupakan rasa ingin bermain dan menggerakkan keuda kakinya menuju lapangan
Sang malaikat tak bersayap pun menghampiri dengan peluh
ADVERTISEMENT

14. Sudah Semestinya oleh Nafeede

Dunia anak…
Dimana dunia telah dihadirkan
Bagi mereka yang merasakan
Begitupun kebahagiaan mereka
Suatu kebahagiaan utama yang diidamkan
Terlihat jelas tak hanya mereka saja
Namun beberapa dari mereka
Sedikitpun tak merasakannya
Dimanakah dunia mereka
Apa yang dirasakan?
Baikkah
...

15. Anak Nakalku oleh Anonim

kemana saja kamu hingga kotor mukamu,
kesayanganku dengan muka yang kotor,
aku mencarimu sampai ikut kotor,
dan mencuci semua bajumu,
aku menemukan permet karet di sepatumu,
aku tahu itu permen karetmu,
dan aku tahu kamu bermain di tempat sampah,
aduh, pusing rasanya,

16. Pesan Bunda oleh Thresje Matulessy

Anakku...
Jika rembang mentari menyapu jagat
Cahayanya memanjakan alam
Jika cemulun bergumpal di langit
ADVERTISEMENT
Ingatlah itu karena khalik
Saat kakimu menapak
Menejak bukit-bukit kehidupan
Saat senyummu terkuat di bibir kecilmu
Ingin kubisikan kata... ingatlah Dia khalikmu
Walau saat ini alam ciptaan-Nya bergejolak

17. Tangis Anak oleh Anonim

Tangis anak, bukan sekadar tangis
Tangis anak adalah ketidakerdayaan jiwa memekikkan dahaga
Ketidakmampuan raga mencekeram dunia
Ketidakbisaan tubuh mengekspresikan rasa
Tangis anak, bukan sekadar bising
Ketika letih mendera bukan dianggap beban
Ketika peluh merata tidak direspon amarah
Emosi memerahkan ubun-ubun
Tangis anak adalah saatnya kelembutan mengayuh jiwanya

18. Kami Punya Mimpi oleh Burhanudin Rambani

Perkenalkanlah
Aku ini seorang anak kecil
Badanku memang tidak besar
Apalagi tenaga yang belum begitu kuat
Tapi aku berani
Punya cita-cita tinggi
Semangatku seperti api
Dan jangan rusak kami
Ayah dan bundaku
Bukannya ku tak mau
ADVERTISEMENT
Tapi aku punya pilihanku
Kakak-kakakku di luar sana
Tolong jaga aku
Aku tak mau diperlakukan seperti itu
Wariskan bumi ini kepada kami
Dengan mimpi yang kami miliki

19. Puisi tentang Anak oleh Kahlil Gibran

Anak adalah kehidupan,
Mereka sekadar lahir melaluimu, tetapi bukan berasal darimu
Walaupun bersamamu, tetapi bukan milikmu
Curahkan kasih sayang tanpa memaksakan pikiranmu
Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya
Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah menuntut mereka jadi sepertimu
Sebab kehidupan itu menuju kedepan, dan tidak tenggelam di masa lampau
Kaulah busur
Dan anak-anakmu lah anak panah yang meluncur
Sang Pemanah Maha Tahu sasaran bidikan keabadian

20. Anak-Anak Bangsa oleh Tania

Aku belia, aku muda
Hijau ialah warnaku
Lugu terpancar dari mataku
Jalan masih panjang bagiku
ADVERTISEMENT
Namun di saat begitu kecil dan tak berdayanya aku...
Aku mengejutkan dunia
Dunia akan terkejut
Dengan kekuatan dan kegigihanku
Akan keteguhan di balik tangisanku...
Akan perubahan yang akan kubuat
Dari balik tangan kecilku...
Nantikan kami, dunia
Kami akan tumbuh untuk engkau
Kami akan menghadang badai untuk engkau
Dengan tulus...
Kami anak-anak bangsa
(NSF)