3 Contoh Cerita Fiksi, Lengkap dengan Pengertian dan Strukturnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
18 April 2022 18:04 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi membaca cerita fiksi. Foto: Unsplash,com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membaca cerita fiksi. Foto: Unsplash,com
ADVERTISEMENT
Terdapat banyak contoh cerita fiksi yang dapat ditemukan di sekitar kita. Salah satunya dongeng yang kerap dibacakan oleh para orang tua sebagai pengantar tidur untuk menemani sang buah hati.
ADVERTISEMENT
Secara umum, cerita fiksi merupakan salah satu jenis karya sastra yang erat dengan cerita rekaan dan imajinasi para penulisnya. Tak jarang, di dalamnya memuat kisah yang mustahil terjadi di dunia nyata.

Pengertian Cerita Fiksi

Sebuah karya sastra erat kaitannya dengan curahan pikiran penulis berdasarkan pengalaman di dunia nyata maupun imajinasi. Karya sastra yang sarat dengan rekaan dan daya imajinasi tersebut dikenal sebagai cerita fiksi.
Dalam buku Sastra Indonesia untuk Pelajar dan Umum oleh Arisni Kholifatu Amalia dan Icha Fadhilasari disebutkan bahwa cerita fiksi merupakan cerita yang didasarkan pada imajinasi pengarangnya dan bukan merupakan kejadian nyata. Sebab, cerita fiksi merupakan angan-angan dan fantasi dari si penulis.
Ilustrasi membaca dongeng. Foto: Unsplash,com
Menurut Burhan Nurgiyantoro dalam buku Pengkajian Fiksi, sebagai sebuah karya imajinatif, cerita fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, serta kehidupan.
ADVERTISEMENT
Umumnya penulis cerita fiksi menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan. Lalu, ia mengungkapkannya kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya.
Itulah mengapa, cerita fiksi memiliki perbedaan dengan cerita non-fiksi. Agar lebih mudah membedakan cerita fiksi dan non-fiksi, simak ciri-ciri cerita fiksi berikut ini.

Struktur Cerita Fiksi

Ilustrasi memahami struktur cerita fiksi. Foto: Unsplash.com
Menurut buku Sastra Indonesia Untuk Pelajar dan Umum, struktur cerita fiksi tak memiliki perbedaan dengan cerita pendek. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Abstrak

Struktur pertama dalam cerita fiksi, yakni abstrak. Struktur yang satu ini bersifat opsional. Artinya, bisa dicantumkan maupun tidak. Perlu diketahui bahwa abstrak berperan sebagai inti dari sebuah cerita fiksi.
ADVERTISEMENT

Orientasi

Orientasi berisi tentang pengenalan tokoh yang terdapat dalam cerita fiksi. Pada jenis karya novel, bagian ini merupakan penjelasan dari cerita fiksi.

Komplikasi

Pada bagian ini, mulai diceritakan permulaan suatu masalah yang umumnya dijadikan daya tarik bagi pembaca.

Evaluasi

Struktur selanjutnya, yakni evaluasi. Bagian ini merupakan pemecahan masalah dari berbagai persoalan yang dihadapi tokoh.

Resolusi

Bagian ini merupakan inti dari pemecahan masalah. Di bagian resolusi pula, akhir permasalahan mulai muncul, apakah berakhir baik atau justru sebaliknya.

Koda atau reorientasi

Struktur terakhir dalam cerita fiksi, yakni koda atau resolusi. Bagian ini berisi akhir cerita yang memuat kesimpulan sekaligus penutup. Tak jarang, bagian reorientasi mengandung amanah dan pesan moral yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Contoh Cerita Fiksi

Ilustrasi memahami alur cerita fiksi. Foto: Unsplash.com
Ada berbagai jenis cerita fiksi yang kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, cerita pendek, novel, dongeng, drama, hikayat, fabel, mite, komik, hingga cerita rakyat,
ADVERTISEMENT
Agar lebih menambah pemahaman mengenai karya sastra yang satu ini, simak tiga contoh cerita fiksi yang dikutip dari buku Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke oleh Irwan Rouf dan Shenia Ananda, buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar Kelas 5 oleh Tim Arif, dan beberapa sumber lainnya berikut ini:

Si Parkit Raja Parakeet

Cerita rakyat dari Aceh ini menceritakan kawanan burung parakeet yang hidup damai dan makmur. Pemimpin dari kelompok burung tersebut bernama Parkit.
Suatu hari, seorang pemburu berniat menangkap burung parakeet dengan memasang perekat. Namun, niat tersebut berhasil diketahui oleh Si Parkit dan akhirnya ia memberitahu kawanannya untuk berhati-hati.
Namun malangnya, saat kawanan burung parakeet keluar untuk mencari makan, mereka terkena perekat yang dipasang oleh pemburu. Melihat hal itu, Parkit menenangkan kawanannya dan menyuruh mereka mengelabui pemburu dengan pura-pura mati.
ADVERTISEMENT
Cara tersebut berhasil mengecoh pemburu di saat lengah. Akan tetapi, Si Parkit justru terjebak. Agar tidak dibunuh oleh pemburu, Parkit berjanji untuk bernyanyi setiap hari untuk menghibur pemburu.
Sesuai janjinya, Parkit selalu bernyanyi dengan merdu. Banyak orang yang terpesona dengan suara Parkit, termasuk Raja Aceh. Akhirnya, Parkit pun dibeli oleh raja dan dibawa ke Istana. Di sana, ia diberi makan enak dan sangkar yang terbuat dari emas. Meski demikian, Parkit ingin kembali ke hutan. Akhirnya, ia berpura-pura mati.
Kabar kematian Parkit sampai di telinga raja. Tentu, hal itu membuat raja sedih. Saat Parkit akan dikuburkan, ia segera terbang dengan cepat menuju hutan. Kedatangan Parkit disambut gembira oleh kawanannya.

Bunga Paling Berharga

Makale merupakan seorang siswa yang tinggal di desa yang kekeringan. Sebab, hujan jarang turun di desa itu. Tak mengherankan jika tumbuhan sangat sulit ditemukan di desa tempat Makale tinggal.
ADVERTISEMENT
Suatu hari, sebelum berakhirnya pelajaran, Bu Mala memberi seluruh siswanya masing-masing sebuah buku tulis. Buku tulis itu memiliki halaman-halaman berwarna putih dan bersampul merah.
“Buku tulis itu untuk kalian. Kalian boleh menulis apa saja di dalamnya,” kata Bu Mala.
“Saya mau menuliskan catatan harian di buku ini,” kata Nola.
“Saya mau menggambar wajah setiap orang yang saya temui,” kata Wendi yang hobi menggambar.
“Saya mau membuat herbarium,” kata Makale.
Mendengar hal tersebut, Bu Mala memandang Makale dengan penuh rasa heran.
“Kamu mau membuat herbarium?” tanya Bu Mala kepada Makale.
“Ya. Seorang pelancong pernah menunjukkan buku herbariumnya ke saya. Herbarium itu sangat indah,” jawab Makakale.
“Tetapi, untuk membuat herbarium kamu akan membutuhkan banyak daun. Tahukah kamu?” tanya Bu Mala.
ADVERTISEMENT
Makale menganggukkan kepalanya sambil berkata, “Atau bunga...”
“Di mana kamu akan mencarinya?” tanya teman-teman Makale.
Makale memandang keluar jendela. Tak satu pun tanaman yang ia temui.
“Saya akan mendapatkannya,” kata Makale sambil tersenyum.
Seiring berjalannya waktu, buku tulis pemberian Bu Mala telah diisi berbagai cerita, gambar, dan foto oleh beberapa siswa. Namun tidak demikian dengan buku tulis Makale, hanya lembaran kosong tanpa isi.
Suatu hari, ada sebuah awan hitam di atas desa tempat Makale tinggal. Tak berselang lama, hujan pun turun membasahi tanah dengan derasnya. Perlahan, benih-benih tumbuhan yang terkubur di dalam tanah tandus desa itu pun tumbuh. Sepetak kebun terbentuk. Bunga-bunga merah kecil memenuhi petak kebun itu.
Makale pun senang. Ia memetik sekuntum bunga berwarna merah. Kemudian, ia menempelkannya ke buku tulis kosong pemberian Bu Mala. Di hari berikutnya, bunga-bunga lainnya telah layu karena terbakar matahari.
ADVERTISEMENT
Di dalam kelas, Makale berseru dengan gembira. “Saya sudah membuat herbarium saya, Bu Mala.”
Bu Mala membuka buku tulis milik Makale. Hanya ada satu bunga di dalamnya. Namun, bunga itu paling berharga di dunia karena hanya mekar sehari dalam setahun.

Kaliwungu

Dahulu kala, hiduplah dua orang pangeran. Kedua pangeran tersebut memiliki sifat yang bertolak belakang. Satu pangeran bersifat baik, sedangkan satu pangeran lainnya bersifat jahat.
Sang pangeran jahat berniat merebut tanah kekuasaan milik pangeran baik. Pada akhirnya, keduanya terlibat dalam pertempuran sengit. Pertempuran tersebut dilakukan di dekat aliran sungai yang deras. Keduanya meninggal dalam pertempuran itu. Darah keduanya pun mengalir menjadi satu di sungai dekat medan pertempuran.
Campuran darah yang mengalir di sungai menghasilkan warna ungu. Itulah asal muasal nama daerah Kaliwungu, yang terdiri dari kata ‘Kali’ artinya sungai, dan ‘Wungu’ yang berarti warna ungu.
ADVERTISEMENT
Itulah pengertian dan contoh cerita fiksi. Semoga artikel ini semakin menambah pengetahuan dan wawasan tentang karya sastra yang ada di sekitar kita.
(ANM)