10 Contoh Cerita Inspiratif, Ciri-ciri, dan Strukturnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
12 April 2022 16:43 WIB
·
waktu baca 15 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kumpulan contoh cerita inspiratif, ciri-ciri, dan strukturnya. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Kumpulan contoh cerita inspiratif, ciri-ciri, dan strukturnya. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cerita inspiratif merupakan teks yang berisikan kisah inspirasi seseorang dengan tujuan memberikan pesan moral untuk para pembaca. Dalam penyusunannya, contoh cerita inspiratif yang sering ditemui berbentuk seperti narasi atau karangan bebas.
ADVERTISEMENT
Meski berbentuk seperti narasi, isi dari cerita inspiratif kebanyakan didominasi oleh pengalaman pribadi seseorang. Itu sebabnya, cerita inspiratif dirasa lebih bisa membuat pembacanya termotivasi untuk menjalani hidup yang lebih baik.
Seperti apa contoh cerita inspiratif dan ciri-cirinya? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Ciri-ciri Cerita Inspiratif

Untuk membedakan cerita inspiratif dengan yang lainnya, ada beberapa ciri-ciri yang perlu diketahui. Menurut buku Materi Utama Bahasa Indonesia SMP karangan Hari Wibowo, dkk, berikut ciri-ciri dari cerita inspiratif.
ADVERTISEMENT

Struktur Cerita Inspiratif

Salah satu struktur cerita inspiratif adalah orientasi. Foto: Unsplash
Tidak hanya ciri-ciri yang diperhatikan, cerita inspiratif juga memiliki struktur di dalamnya. Struktur tersebut yang membantu penyusunan cerita inspiratif lebih tertata walaupun berbentuk narasi. Berdasarkan laman Kemendikbud RI, berikut struktur cerita inspiratif.
ADVERTISEMENT

Contoh Cerita Inspiratif

Supaya bisa memahami lebih jelas tentang cerita inspiratif, berikut contohnya yang dikutip dari buku Super Complete SMP/MTs Kelas 7, 8, dan 9 karangan Elis Khoerunnisa, S.Pd., dkk, buku Pasti Bisa Bahasa Indonesia oleh Tim Ganesha Operation, e-Modul Kemendikbud RI, dan Explore Bahasa Indonesia Jilid 3 untuk SMP/MTs Kelas IX oleh Erwan Rachmat.

1. Apa yang Ditanam Itu yang Dituai

Hari itu langit sangat terik, tetapi Budi tetap menarik gerobaknya. Dia susuri lorong-lorong pasar itu dengan harapan ada yang membeli getuk buatan ibunya. Hari itu Budi sangat memerlukan uang untuk biaya pengobatan ayahnya.
Sejak pagi tadi Budi mengelilingi pasar dengan gerobaknya, tetapi tak seorang pun yang membeli bahkan hanya untuk menawarnya. Budi hampir putus asa, pikiran-pikiran jahat mulai masuk ke otaknya.
ADVERTISEMENT
Namun, Budi teringat kata-kata ibunya bahwa berbuat baik dan berdoalah agar mendapat berkah dari Allah. Budi menepis semua pikiran jahat tadi dan berdoa kepada Allah agar dia bisa mendapatkan uang untuk ayahnya.
Budi melanjutkan perjalanan. Saat itu Budi melihat seorang pria yang sedang mengikuti seorang ibu. "Pasti orang itu akan berbuat yang tidak-tidak!" pikir Budi.
Benar saja, seketika pria itu merampas tas si ibu. Ibu itu menjerit, dengan secepat kilat Budi menjegal pencuri itu hingga terjatuh. Tas itu pun terjatuh bersama si pencuri, lalu pencuri tersebut melarikan diri. Budi mengambil tas itu dan memberikannya kepada wanita itu.
"Terima kasih nak, untung ada dirimu," kata wanita itu memuji Budi. "Iya, lain kali hati-hati ya bu!" jawab Budi sambil meninggalkan wanita itu.
ADVERTISEMENT
"Hey nak tunggu, ini ada sesuatu untukmu," kata wanita itu.
"Tak usah bu, aku tadi hanya kebetulan lewat," jawab Budi. Wanita itu merasa heran dengan kebaikan Budi, lalu tanpa sengaja ia memandang gerobak getuk Budi dan berkata, "Baiklah jika kamu tak menginginkan uang ini, biarkan aku membeli semua getukmu."
Mendengar suara itu Budi menjadi bergembira dan haru akhirnya ia dapat menerima uang dan membelikan obat untuk ayahnya. "Terima kasih, Bu!" jawab Budi terhadap wanita itu.

2. Kucing di Warung Kaki Lima

Contoh cerita inspiratif. Foto: Unsplash
Budi setiap malam suka makan di sebuah warung makan kaki lima. Warung makan itu setiap malam sangat ramai didatangi banyak orang. Pada warung tersebut biasanya terdapat banyak kucing berkeliaran. Kucing-kucing itu mengeong-ngeong meminta makan pengunjung warung tersebut tersebut. Ada yang memberi makan, namun ada pula yang mengusir, tidak jarang menendang.
ADVERTISEMENT
Suatu hari Budi melihat seorang bapak didatangi kucing berbulu abu-abu. Kucing itu mengeong sambil memandangi bapak yang sedang menyantap pesanannya. Namun bapak itu malah menyiramkan air ke kucing itu. Kucing itu tampak ketakutan, lalu berlari.
Kemudian salah seorang pegawai warung tampak menghampiri kucing itu, lalu memberikannya daging ikan. "Duh, kasihan ya kamu, belum makan?"
Kucing itu menggosokkan kepala ke kaki pegawai tersebut. Budi yang melihatnya lalu bertanya, "Itu kucing sini, kak?'
"Iya, ini kucing liar yang sering berkeliaran di sekitar sini."
"Memang sering diberi makan?"
"Iya, kasihan mereka dari kecil berkeliaran. Makanya sering kami beri makan. Itung-itung berbuat baik sama binatang. Kan mereka makhluk Tuhan juga."
Mendengar jawaban pegawai warung tersebut, Budi tersadar pentingnya berbuat kebaikan pada sesama makhluk Tuhan, termasuk pada binatang. Sekecil apa pun perbuatan itu. Budi kemudian terpikir jika besok ia mengunjungi warung kaki lima itu lagi, ia akan membawa makanan kucing untuk memberi makan kucing-kucing di sekitarnya.
ADVERTISEMENT

3. Anak-anak dalam Kereta

Suatu hari, seorang bapak bersama empat orang anak kecil naik kereta ekonomi dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Semarang. Di dalam kereta, anak-anak itu sangat ribut. Canda dan tawa mewarnai keceriaan mereka. Bapak itu sepertinya tidak peduli dengan penumpang yang terganggu.
Seorang ibu memberanikan diri untuk menegur, "Pak, apakah mereka anak-anak Bapak?"
Tanpa menjawab, Bapak itu pelan-pelan mengangkat kepala, melihat ke arah ibu yang menegurnya, dan bertanya, "Ada apa, Bu?"
"Itu, Pak. Mereka berisik dan mengganggu penumpang yang lain, tolong disuruh diam, Pak. Sebagai orang tua, harusnya Bapak bisa menjaga anak-anaknya," jawab Ibu tersebut.
"Oh, maaf, Bu, saya tidak bisa."
"Mengapa tidak bisa?"
"Saya tak tega."
"Mengapa tidak tega?"
"Tiga hari yang lalu, mereka baru saja kehilangan kedua orangtuanya akibat kecelakaan pesawat. Sejak kecelakaan itu, mereka tidak pernah berhenti menangis. Baru kali ini, saya melihat mereka tertawa bahagia. Saya tidak tega menghentikan tawa mereka. Jika Ibu tega, silakan Ibu yang menghentikan tawa mereka agar mereka tidak mengganggu penumpang yang lain," jawab Bapak itu mengakhiri percakapan.
ADVERTISEMENT
Ibu itu kembali ke tempat duduknya dan terdiam sambil meneteskan air mata. Kini, marahnya berubah menjadi sayang. Bencinya berubah menjadi simpati. Ia sangat senang melihat anak yatim piatu tersebut tertawa lepas.

4. Ketulusan Tukang Parkir

Ilustrasi contoh cerita inspiratif. Foto: Pixabay.
Waktu itu, kebetulan aku ikut Ayah membayar pajak motor di mobil samsat keliling. Saat datang, antrean sudah panjang. Begitu datang, kamu disambut Kakek Tukang Parkir yang tangannya hanya satu. Aku terharu melihatnya membantu ayah memarkirkan motor dengan susah payah.
Saat sedang menunggu, terdengar suara yang cukup keras, “Den, minya belas kasihan, Den.” Aku menoleh mencari arah sumber suara. Pandanganku berhenti ke sosok ibu berpakaian agar lusuh. Rupanya, dia mengenis kepada orang-orang yang sedang antre.
Satu per satu orang dia datangi. Tiba-tiba, pandanganku tertuju pada jari manis Pengemis itu. Di jarinya melingkar sebuah cincin lumayan besar. Kepalaku jadi geleng-geleng melihat tingkah laku Pengemis itu.
ADVERTISEMENT
Benarkah dirinya kekurangan sehingga mengharuskannay mengemis seperti itu? Tiba-tiba, kulihat si Ibu Pengemis itu mendatangi Kakek Tukang Parkir tadi dan meminta belas kasihan.
Kulihat Kakek Tukang Parkir itu mengeluarkan uang sepuluh ribu, lalu memberikannya kepada pengemis. Hatiku sungguh terkejut melihat kebaikan Kakek Tukang parkir itu. Bagaimana bisa si Ibu Pengemis itu tega meminta uang kepada Kakek Tukang Kayu Parkir yang sudah susah payah bekerja, apalagi kondisi tangannya hanya satu.
Herannya lagi, Kakek Tukang Parkir tersebut memberikan uang dengan ringan saja. Tak ada ekspresi keberatan apa pun. Sementara itu, si Ibu langsung pergi tanpa mengucapkan terima kasih.
Hatiku jadi malu melihat kebaikan Kakek Tukang Parkir itu. Diriku yang sehat serta tidak kekurangan ekonomi, kala didatangkan pengemis masih menggerutu untuk memberinya. Di sini, kutemukan pelajaran, yaitu ketulusan si Kakek Tukang Parkir dan perbuatan si Ibnu Pengemis yang menghinakan diri dengan memanfaatkan kemiskinannya dengan meminta-minta.
ADVERTISEMENT

5. Membeli Waktu

Hari itu, Ayah pulang kerja larut malam. Ia mendapati anknya yang berusia 8 tahun menunggunya. “Kok belum tidur?” sapa Ayah pada anaknya.
“Aku menunggu Papa pulang karena aku mau bertanya berapa gaji Papa,” kata anak.
“Lho, tumben tanya gaji Papa. Gaji Papa dibayar harian. Satu hari Papa dibayar Rp400.000,- untuk 10 jam.”
“Berarti satu jam Papa digaji Rp40.000.”
“Kamu pintar, sekarang tidur ya. Sudah malam!”
“Papa, aku boleh pinjam uang Rp10.000?”
“Sudah malam, besok pagi saja. Sekarang, kamu tidur.” Suara Ayah mulai meninggi.
“Anak itu berbalik menuju kamarnya. Ayah menyesali sikapnya, lalu menghampiri anaknya. Anak itu sedang terisak-isak sambil memgang uang Rp30.000,-. Ayah mengelus kepala anaknya.
“Maafkan Papa. Kenapa kamu minta uang malam-malam begini?”
ADVERTISEMENT
“Papa, aku bukan minta uang. Aku pinjam. Nanti, aku kembalikan dari uang jajanku.”
“Iya tapi buat apa?” tanya Ayah.
“Aku menunggu Papa pulang buat ajak Papa main, satu jam saja. Mama bilang kalau waktu Papa sangat berharga, jadi akum au beli waktu Papa. Aku buka tabunganku, tapi cuma ada uang Rp30.000. Karena uang tabunganku tidak cukup, aku mau oinjam Rp10.000 dari Papa.
Mendengar permintaan anaknya, Ayah langsung terdiam, terenyuh, dan menangis. Ia memeluk anaknya sambil menangis dan minta maaf.

6. Ibu dengan Satu Mata

Ilustrasi contoh cerita inspiratif. Foto: Pixabay.
Ibuku hanya memiliki satu mata. Ketika aku tumbuh dewasa, aku membencinya karena hal itu. Aku benci terhadap perlakuan kawan-kawanku di sekolah. Aku benci bagaimana anak-anak lain menatapnya dan memalingkan muka dengan jijik. Ibuku bekerja dengan dua pekerjaan untuk menafkahi keluarga, tetapi aku justru malu dengan keadaannya dan tidak ingin terlihat sedang bersamanya.
ADVERTISEMENT
Setiap kali ibu datang ke sekolah, rasanya aku ingin dia menghilang. Aku merasakan gelombang kebencian terhadap wanita yang membuatku menjadi bahan tertawaan di sekolah. Pada suatu waktu, ketika aku ingin meluapkan kemarahan ekstrim, aku bahkan pernah mengatakan kepada ibu bahwa aku ingin dia mati.
Aku benar-benar tidak peduli tentang perasaannya. Setelah aku tumbuh dewasa, aku melakukan apapun sekuat tenaga untuk menjauhkan diri dari ibuku. Aku belajar dengan keras dan mendapat pekerjaan di Kota, agar tidak bertemu dengannya.
Aku menikah dan mulai membesarkan keluargaku sendiri. Aku sibuk dengan pekerjaan dan keluarga, demi menyediakan kehidupan yang nyaman untuk anak-anakku tercinta. Aku bahkan tidak memikirkan ibuku lagi.
Namun, tidak disangka, ibuku datang untuk mengunjungi rumahku pada suatu hari. Wajah bermata satunya membuat anak-anakku takut, dan mulai menangis. Aku marah pada ibuku karena muncul mendadak dan aku melarangnya masuk.
ADVERTISEMENT
“Jangan pernah kembali kesini dan kehidupan keluargaku,” Aku berteriak tapi Ibu shanya daiam dan meminta maaf lalu pergi tanpa mampu berkata-kata lagi. Pada suatu ketika, sebuah udangan untuk reuni sekolah membawaku kembali ke kampung halaman setelah puluhan tahun lamanya.
Aku tidak bisa menolak berkendara melewati rumah masa kecilku dan mampir ke gubuk tua tersebut. Tetanggaku mengatakan bahwa ibuku sudah meninggal dan meninggalkan surat untukku.
Anakku sayang,
Ibu harus memulai surat ini dengan meminta maaf karena telah mengunjungi rumahmu tanpa pemberitahuan dan menakuti anak-anakmu yang cantik. Ibu juga sangat menyesal karena ibu adalah wanita yang memalukan dan sumber penghinaan bagimu, ketika kamu masih kecil sampai tumbuh dewasa.
Ibu sudah mengetahui bahwa kamu pasti akan datang kembali kesini. Ibu mungkin tidak lagi berada di tempat ini ketika kamu datang, dan ibu pikir itu adalah waktu yang tepat untuk memberitahumu sebuah insiden yang terjadi ketika kamu masih kecil.
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu, anakku sayang? Kamu mengalami sebuah kecelakaan dan kehilangan satu mata. Ibu sangat terpukul karena terus memikirkan bagaimana nasib anakku tercinta tumbuh hanya dengan satu mata. Ibu ingin kamu dapat melihat dunia yang indah dengan sempurna, jadi ibu memberikan padamu sebelah mata ibu.
Anakku sayang, ibu selalu memilikimu dan akan selalu mencintaimu dari lubuk hati ibu yang terdalam. Ibu tidak pernah menyesali keputusan ibu untuk memberikan mata ibu. Dan ibu merasa tenang ketika ibu mampu memberikan kamu kemampuan untuk menikmati hidup yang lengkap.
Dari Ibumu tersayang.
Setelah membaca surat dari ibu, air mataku menetes. Aku sangat menyesal. Diriku selalu menyalahkan diriku sendiri, mengapa dulu aku tidak pernah sedikitpun bersikap baik pada ibu. Aku bahkan tega menghilangkan dirinya dari kehidupanku, padahal ibu selalu ada untuk membantuku.
ADVERTISEMENT

7. Penebang Kayu

Suatu ketika, seorang pemuda yang sangat kuat meminta pekerjaan pada seorang saudagar kayu, dan dia mendapatkannya. Upah yang ditawarkan sesuai keinginannya, lokasi pekerjaannya pun dekat dengan rumahnya. Oleh karena itu, sang pemuda bertekad untuk bekerja dengan sungguh-sungguh.
Akhirnya, saudagar memberinya kapak dan menunjukkan area tempat penebangannya. Hari pertama penebang pohon membawa 21 batang pohon.
"Wah, hebat kamu kuat sekali, bisa membawa pulang kayu sebanyak ini dalam satu hari," kata saudagar kayu yang merupakan atasannya sekarang.
Termotivasi oleh perkataan itu, sang pemuda menebang kayu dengan usaha yang lebih keras keesokan harinya. Tetapi, hari itu ia hanya bisa membawa 17 batang pohon. Hari ketiga dia berusaha lebih keras lagi, tapi dia hanya bisa membawa 10 pohon. Hari demi hari, pohonnya makin berkurang.
ADVERTISEMENT
"Aku pasti telah kehilangan kekuatanku", pikir penebang kayu itu. Dia menghadap kepada saudagar kayu dan meminta maaf, mengatakan bahwa dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
"Kapan terakhir kali kau mengasah kapak yang kau gunakan?" tanya bos itu. "Mempertajam? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak saya. Saya sangat sibuk mencoba menebang pohon."
Terkadang bekerja keras saja tidak cukup untuk mencapai kesuksesan. Kita juga harus bekerja dengan cerdas! Pemuda itu sebetulnya memiliki potensi yang hebat untuk memotong kayu.
Sayangnya, ia tidak memiliki sikap yang tepat untuk dapat berhasil dalam tugas khusus ini. Melalui kerja keras dan sikap yang cerdas, tidak ada yang mustahil dalam hidup ini.

8. Catatan Penyelesaian

Ilustrasi contoh cerita inspiratif. Foto: Pixabay.
Pada suatu hari tampak seorang anak laki-laki menawrkan dagangannya dari pintu ke pintu. Dia setiap hari berusaha mendapatkan uang untuk hidup dan sekolahnya.
ADVERTISEMENT
Saat itu pakaiannya tampak sangat lusuh dan wajahnya pucat karena sudah seharian belum memiliki uang untuk makan. Dia merasa sudah tidak kuat menahan lapar, sehingga berniat meminta makanan pada penghuni rumah yang diketuknya.
Seorang perempuan muda yang cantik membukakan pintu, tetapi anak itu kehilanagn keberaniannya. Akhirnya, dia hanya ameminta segelas air. Ia terlalu malu untuk meminta makanan. Perempuan muda tersebut membawakannya segelas susu, yang segera diminum dengan rakus oleh anak itu.
Anak itu bertanya berapa banyak dia berhutang. Tetapi perempuan tersebut hanya tersebut dan berkata bahwa ibunya telah mengajarinya untuk bersikap baik kepada orang lain. Dan ia tidak pernah mengharapkan imbalan apapun.
Anak itu meninggalkan rumah tersebut dengan perut penuh dan semangat baru. Dia bertekad akan terus berusaha untuk melanjutkan pendidikan. Setiap kali ia merasa putus asa, ia teringat pada perempuan itu. Seseorang yang telah menanamkan keyakinan baru dan ketabahan di dalam dirinya.
ADVERTISEMENT
Bertahun-tahun kemudian, di sebuah kota besar, seorang ahli bedah ternama Dr. Howard Kelly dipanggil untuk berkonsultasi dengan seorang wanita paruh baya yang menderita penyakit langka.
Ketika wanita tersebut mengatakan kepadanya nama kota kecil di mana dia tinggal, Dr Kelly merasa memori samar muncul dalam pikirannya. Kemudian, secara tiba-tiba Dokter itu tersadar. Dia adalah wanita yang telah memberinya segelas susu bertahun-tahun yang lalu.
Kemudian dokter melanjutkan dengan pengobatan terbaik dan khusus untuknya. Seluruh kemampuannya sebagai seorang dokter dia kerahkan untuk menyelamatkan hidup wanita tersebut.
Setelah lama dirawat di ruamh sakit dengan melalui berbagai pengobatan, wanita itu akhirnya siap untuk kembali ke rumah. Wanita itu sangat kahwatir akan besar biaya pengobatannya selama di rumah sakit. Namun, ketika menerima surat tagihan, ia menemukan bahwa Dr. Kelly telah membayar seluruh tagihannya dan menulis catatan kecil untuknya.
ADVERTISEMENT
Dr. Kely menulis, “Sudah dibayar lunas dengan segelas susu.”
Teruslah berbuat kebaikan. Bantulah orang lain walaupun hanya dengan hal kecil karena itu akan sangat berarti bagi orang lain. Percayalah, jika suatu saat kita mengalami kesulitan, akan datang bantuan dari orang lain. Itulah balasan dari bantuan kecil yang kita berikan di masa lalu.

9. Tembok Berlin

Pada saat dua negara, yaitu Jerman Timur dengan Ibu Kota Berlin dan Jerman Barat dengan Ibu Kota Bonn berselisih pada 1950-an. Kedua negara itu dipisahkan oleh sebuah tembok raksasa.
Tembok itu dinamakan Tembok Belin dan dibagun oleh jerman Timur dengan disokong oleh Uni Soviet. Tembok Belin didirikan pada 13 Agustus oleh Pemerintah Komunis Jerman Timur di bawah Pimpinan Walter Ulbricht.
ADVERTISEMENT
Kehidupan di kedua negara itu sangat jauh berbeda. Jerman Timur sangat miskin dan ketinggalan. Sedangkan Jerman Barat sangat kaya dan modern. Kehidupan Jerman Barat yang demikian maju, rupanya menimbulkan iri hati dan kebencian rakyat Jerman Timur. Ada disparitas kesejahteraan yang sangat jomplang bak bumi dan langit.
Suatu hari, warga Jerman Timur mengumpulkan tumpukan sampah, lau dengan sengaja membuangnya ke wilayah Jerman Barat. Sampah tersebut dilemparkan melewati tembok Berli ynag tingginya tiga meter dan penuh kawat duri.
Hal itu sengaja mereka lakukan sebagai upaya provokasi untuk memancing kemarahan warga Jerman Barat. Dengan cara ‘sederhana’ itu, mereka ingin memantik keributaan guna memperuncing konflik anatra Blok Timur dan Blok Barat.
Akan tetapi, warga Jerman Barat ternayat tidak terpancing. Mereka tidak marah walaupun pada awalnya kaget melihat sampah-sampah busuk bertebaran dekat tembok di wilayah mereka. Reaksi warga Jerman barat tersebut sungguh di luar dugaan pihak Jerman Timur.
ADVERTISEMENT
Warga Jerman Barat bahkan tidak membalas dengan melakukan hal yang sama. Mereka justru mengumpulkan sejumlah makanan lezat lalu dilemparkan kembali ke wilayah Jerman Timur dengan tulisan “Terima kasih atas pemberiannya. Kami hanya bisa memberi apa yang kami miliki. Semoga bis bermanfaat bagi kalian, saudara-saudara sebangsa.”
Akibatnya, sungguh luar biasa! Penduduk Jerman Timur merasa sangat malu karena perilaku mereka yang melempar sampah ke sebrang tembok. Malah dikembalikan dalam bentuk makanan lezat dan masih dianggap saudara sebangsa.
Sejak saat itu, tak ada lagi sampah dan kotoran yang dibuang warga Jerman Timur ke Jerman Barat. Warga Jerman Timur luluh oleh kebaikn dan kebajikan warga Jerman Barat. Tembok Berlin akhirnya diruntuhkan pada tanggal 9 November 1989 dan kedua negara itu pun bersatu.
ADVERTISEMENT

10. Gajah yang Diikat Tali

Seorang lelaki berjalan melewati kamp gajah, dia menemukan gajah itu tidak disimpan di dalam kandang atau diikat menggunakan tali. Semua yang menahan mereka untuk keluar dari kamp, adalah hanya seutas tali yang diikat ke satu di antara kaki mereka.
Ketika lelaki itu memandangi gajah itu, dia benar-benar bingung mengapa gajah itu tidak hanya menggunakan kekuatannya untuk memutus tali untuk melarikan diri dari kemah. Mereka dapat melakukan ini dengan mudah, tetapi sebaliknya mereka tidak bekerja keras sama sekali.
Karena penasaran dan ingin tahu jawabannya, ia bertanya kepada pelatih di dekatnya mengapa gajah itu hanya berdiri di sana dan tidak pernah mencoba melarikan diri.
Kemudian pelatih itu menjawab, “Ketika mereka kecil, kami mengikat mereka ke masa kini dengan seutas tali berukuran sama. Makin besar gajah, mereka masih percaya bahwa mereka tidak dapat melarikan diri dari tali dan dapat menangkapnya sehingga mereka tidak pernah mencoba untuk melarikan diri.”
ADVERTISEMENT
Satu-satunya alasan gajah tidak bisa melarikan diri dari kamp adalah karena mereka pikir itu tidak mungkin terjadi seiring waktu. Jadi, pesan moralnya yaitu tidak peduli berapa banyak dunia berusaha untuk menghentikan Anda, selalu percaya bahwa apa yang ingin Anda capai adalah mungkin. Percaya bahwa Anda bisa sukses adalah langkah paling penting untuk mencapai kesuksesan.
(JA&IPT)