Konten dari Pengguna

4 Perbedaan Paskibra dan Paskibraka yang Sering Dianggap Sama

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
5 Agustus 2023 12:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pasukan Paskibra jalani Upacara HUT RI ke 77. Foto: Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan Paskibra jalani Upacara HUT RI ke 77. Foto: Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
Paskibra dan Paskibraka adalah istilah yang identik dengan upacara pengibaran bendera Merah Putih, khususnya saat memperingati kemerdekaan Indonesia yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, Paskibra dan Paskibraka adalah pasukan pengibar yang bertugas mengibarkan dan menurunkan bendera Merah Putih. Meski tugasnya sama, ternyata ada sejumlah perbedaan di antara keduanya.
Apa perbedaan Paskibra dan Paskibraka? Simak artikel berikut untuk mengetahui penjelasan selengkapnya.

Perbedaan Paskibra dan Paskibraka

Ilustrasi Paskibra. Foto: KJRI Melbourne
Perbedaan Paskibra dan Paskibraka meliputi arti singkatan, wilayah penugasan, hingga proses seleksinya. Berikut penjelasannya:

1. Arti Singkatan

Paskibra adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera. Sedangkan, Paskibraka merupakan akronim dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Sesuai namanya, Paskibraka memiliki tugas yang lebih khusus, yaitu mengibarkan dan menurunkan bendera Merah Putih saat upacara kemerdekaan Indonesia.

2. Wilayah Penugasan

Paskibra bertugas di tingkat sekolah dan berbentuk ekstrakurikuler (ekskul). Biasanya, Paskibra ditugaskan untuk mengibarkan bendera saat upacara setiap Senin ataupun upacara hari penting seperti Hari Pendidikan Nasional dan Hari Guru.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal Pelaksanaan Aktivitas Ekstrakurikuler Paskibra dalam Pembentukan Karakter, Moral, dan Sikap Nasionalisme Siswa SMA Negeri 3 Surakarta oleh Alan Sigit Fibrianto, melalui ekskul Paskibra, siswa diajarkan baris-berbaris hingga melaksanakan upacara. Anggota ekskul Paskibra bisa terpilih menjadi anggota Paskibraka pada Hari Kemerdekaan.
Di sisi lain, lingkup wilayah Paskibraka jauh lebih luas. Mereka melakukan tugas pengibaran dan penurunan duplikat Bendera Merah Putih di tingkat kota/kabupaten (kantor bupati/walikota), provinsi (kantor gubernur), dan nasional (Istana Negara).

3. Formasi Pengibaran Bendera

Ilustrasi Paskibraka. Foto: Dok. Istimewa
Di tingkat sekolah, kegiatan pengibaran bendera dilakukan dengan formasi standar yang umumnya terdiri dari tiga atau sembilan orang. Berbeda dengan Paskibra, Paskibraka memiliki formasi khusus yang telah ditetapkan secara resmi.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Paskibraka, formasi pengibaran dibagi menjadi tiga kelompok yang dinamai sesuai jumlahnya, yaitu Pasukan 17 sebagai pengiring (pemandu), aPasukan 8 sebagai pembawa bendera (inti), dan Pasukan 45 sebagai pengawal. Jumlah itu merupakan simbol Proklamasi Kemerdekaan RI, yakni 17 Agustus 1945 (17-8-45)

4. Proses Seleksi

Mekanisme pendaftaran dan seleksi masuk ekskul Paskibra berbeda-beda tergantung kebijakan masing-masing sekolah. Biasanya, siswa yang mendaftar akan mengikuti tes wawancara untuk menentukan apakah ia layak menjadi anggota Paskibra atau tidak.
Sedangkan, proses seleksi Paskibraka dilakukan secara bertahap dan jauh lebih mulai dari tingkat kota/kabupaten, provinsi, hingga nasional. Peserta juga harus melakukan serangkaian tes seperti tes wawasan kebangsaan, psikotes, general check up, hingga seleksi kepribadian.

Sejarah Paskibraka

Ilustrasi Paskibraka. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Masih mengutip laman resmi Paskibraka, Paskibraka pertama kali dibentuk menjelang peringatan pertama Kemerdekaan RI pada tahun 1946. Pembentukan Paskibraka dicetuskan oleh Husein Mutahar, salah satu ajudan Presiden Soekarno.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Bung Karno memerintahkan Mutahar untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Ia berpikir bahwa sebaiknya pengibaran bendera dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air.
Namun, pada akhirnya Mutahar hanya bisa menghadirkan lima pemuda, 3 putra dan 2 putri, yang berasal dari berbagai daerah. Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta dilaksanakan dengan cara yang sama.
Pada tahun 1967, Mutahar yang tadinya sudah tidak bertanggung jawab menangani pengibaran bendera pusaka dipanggil kembali untuk melakukan tugas tersebut. Ide dasar pengibaran bendera tahun 1946 pun dikembangkan lagi dengan formasi pengibaran tiga kelompok, yakni Pasukan 17, Pasukan 8, dan Pasukan 45.
ADVERTISEMENT
Dari tahun 1967 hingga 1972, pasukan itu masih disebut dengan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka. Hingga akhirnya pada 1973, Idik Sulaeman, salah satu adik didik Husein Mutahar, mengusulkan nama Paskibraka yang mewakili Pasukan Pengibar Bendera. Istilah inilah yang dikenal sampai sekarang.
(ADS)