Konten dari Pengguna

5 Contoh Tulisan Feature, Pengertian, dan Jenis-jenisnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
9 Mei 2025 16:48 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Contoh Tulisan Feature. Unsplash.com/Mel Poole
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Contoh Tulisan Feature. Unsplash.com/Mel Poole
ADVERTISEMENT
Contoh tulisan feature adalah bagian dari jenis karya jurnalistik. Tulisan ini menyajikan informasi secara mendalam, menggugah emosi, dan dikemas dengan gaya bahasa yang menarik dan naratif.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari repository.petra.ac.id, Feature: Tulisan Jurnalistik yang Kreatif, Lesmana, 2017, tujuan penulisan feature adalah untuk memberi tahu, menghibur, menginspirasi, atau membangkitkan empati para pembacanya.
Berbeda dengan berita (news) yang menekankan fakta cepat dan padat, tulisan feature memberi ruang lebih luas untuk penggambaran suasana, karakter tokoh, latar belakang peristiwa, hingga detail-detail yang mendukung kekuatan narasi.

Jenis-Jenis Tulisan Feature

Ilustrasi Contoh Tulisan Feature. Unsplash.com/Gülfer ERGİN
Berikut ini ada beberapa jenis tulisan feature yang dilengkapi penjelasannya, yaitu:

1. Profile Feature

Mengulas tentang seseorang baik tokoh terkenal maupun orang biasa dengan sisi unik atau inspiratif dari kehidupannya.

2. Human Interest Feature

Menyoroti sisi kemanusiaan dari suatu peristiwa atau individu, biasanya menyentuh hati atau emosional.

3. Travel Feature

Berisi pengalaman perjalanan yang dikisahkan secara naratif, dengan latar, budaya, dan suasana yang mendalam.
ADVERTISEMENT

4. Historical Feature

Menggali kembali peristiwa bersejarah, dipaparkan dengan cara yang hidup dan menarik.

5. How-To Feature

Berisi panduan atau tips yang ditulis dengan gaya santai, bukan seperti instruksi teknis.

6. Trend Feature

Mengangkat tren atau fenomena yang sedang populer di masyarakat.

Contoh-contoh Tulisan Feature

Ilustrasi Contoh Tulisan Feature. Unsplash.com/Clay Banks
Berikut ini terdapat contoh-contoh tulisan feature dengan kategori jenisnya yang bisa dipelajari dan dipahami.

1. Profile Feature “Pak Slamet, Penjaga Sekolah yang Tak Pernah Absen Selama 25 Tahun”

Setiap pagi pukul 05.30, suara sapu lidi terdengar dari halaman SD Negeri 04 Banyurip. Di balik suara itu, berdiri sosok bersahaja, Pak Slamet, pria 58 tahun yang telah mengabdi sebagai penjaga sekolah sejak tahun 1999.
Tubuhnya mungkin telah dibungkukkan waktu, namun semangatnya tak pernah surut. Ia datang paling awal, bahkan saat hujan deras atau saat libur panjang sekolah.
“Sekolah ini seperti rumah kedua saya,” ujarnya sambil menyapu daun-daun kering yang berguguran.
ADVERTISEMENT
Bagi murid-murid dan guru, Pak Slamet bukan sekadar penjaga sekolah. Ia adalah kakek kedua, guru kehidupan, dan pelindung diam-diam yang selalu ada.
Ketika sekolah kebanjiran pada tahun 2007, dialah yang tidur semalaman untuk menjaga buku-buku agar tidak rusak.
“Saya nggak bisa banyak baca atau tulis, tapi saya tahu caranya menjaga tempat ini tetap bersih dan aman,” katanya, tertawa kecil.
Dalam dunia yang terus berubah, Pak Slamet adalah satu dari sedikit orang yang tetap setia pada pilihan hidupnya.
Di tengah gempuran teknologi dan modernisasi, ketulusan seperti miliknya menjadi kisah yang layak dituliskan dan dikenang.

2. Human Interest Feature “Sepatu untuk Dena”

Di sudut gang sempit di daerah Tambora, Jakarta Barat, seorang anak perempuan duduk di depan rumah kontrakan yang cat temboknya sudah terkelupas. Namanya Dena, 10 tahun.
ADVERTISEMENT
Hari itu, dia sedang menatap sepasang sepatu bekas yang baru saja diberikan oleh seorang relawan.
“Aku suka warna merahnya,” katanya pelan sambil mengelus bagian sol sepatu yang sudah mulai menipis. “Besok aku bisa sekolah pakai ini.”
Dena adalah anak dari buruh cuci harian. Ibunya bekerja dari pagi hingga malam, berpindah-pindah rumah tangga, sementara ayahnya sudah lama meninggalkan keluarga kecil itu.
Sejak kelas satu SD, Dena tak pernah punya sepatu baru. Dia biasa memakai sandal jepit ke sekolah, bahkan ketika musim hujan membuat jalanan becek dan dingin menusuk kaki.
“Kadang malu juga kalau teman-teman lihat kakiku kotor. Tapi aku suka belajar, apalagi pelajaran IPA,” ujarnya, matanya berbinar.
Kisah Dena menyentuh hati banyak orang setelah seorang guru membagikan fotonya di media sosial. Sejak itu, bantuan berdatangan. Tapi lebih dari sekadar bantuan materi, Dena mengajarkan satu hal penting: kemiskinan tidak pernah bisa menghapus semangat untuk bermimpi.
ADVERTISEMENT
“Aku mau jadi dokter. Biar bisa nolong orang,” katanya mantap, sebelum kembali masuk ke rumah membawa sepatu barunya—harta kecil yang berarti sangat besar baginya.

3. Travel Feature “Menjejak Senyap di Puncak Sikunir”

Kabut masih menggantung tipis ketika saya menginjakkan kaki di Bukit Sikunir, Dieng, pukul 04.30 pagi. Suara-suara obrolan pelan para pendaki lain bersatu dengan desir angin yang menggigilkan tulang.
Di antara rasa lelah dan kantuk, saya menatap ke timur—menanti momen yang membuat tempat ini disebut “negeri di atas awan”.
Perlahan, langit berubah. Warna biru pekat menjadi jingga keemasan. Siluet Gunung Sindoro dan Sumbing muncul seperti lukisan raksasa. Cahaya matahari pagi menari di antara kabut, memantul di permukaan telaga di bawah sana.
Seorang pendaki di samping saya berbisik, “Ini sunrise terbaik yang pernah saya lihat.” Saya mengangguk. Bukan karena keindahannya semata, tapi karena ada rasa hening dan takjub yang tak bisa dijelaskan.
ADVERTISEMENT
Di Sikunir, waktu seolah berjalan lebih lambat. Tak ada sinyal kuat, tak ada bising kota, hanya alam dan kita. Anak-anak kecil desa sekitar menyapa ramah, menawarkan teh hangat dan mie rebus dengan harga sederhana.
Mereka menyambut wisatawan bukan sebagai pelanggan, tapi sebagai tamu yang dihormati.
Sore harinya, saya kembali menuruni bukit, membawa pulang lebih dari sekadar foto. Saya membawa rasa: bahwa alam tak hanya untuk dinikmati, tapi untuk dimengerti.
Dan bahwa dalam perjalanan ke tempat-tempat sunyi seperti ini, sering kali kita justru menemukan suara hati kita sendiri.

4. Trend Feature “Ngopi Bukan Lagi Soal Rasa, Tapi Gaya Hidup”

Dulu, kopi hanya dikenal sebagai minuman pahit yang dinikmati oleh orang tua atau pekerja kantoran. Tapi kini, kopi menjelma jadi simbol gaya hidup anak muda urban.
ADVERTISEMENT
Dari sudut gang hingga pusat perbelanjaan mewah, kedai kopi bermunculan bak jamur di musim hujan.
“Kopi itu bukan cuma minuman, tapi pengalaman,” kata Raka (24), mahasiswa desain yang hampir setiap sore nongkrong di kafe kekinian di Jakarta Selatan.
Ia memesan kopi dengan nama rumit iced caramel macchiato oatmilk double shot dan mengabadikannya dalam satu foto untuk Instagram story.
Menurut data dari Asosiasi Kopi Indonesia, konsumsi kopi domestik meningkat lebih dari 13% setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir.
Fenomena ini tak lepas dari pengaruh media sosial dan perubahan pola hidup kaum milenial dan Gen Z yang haus akan tempat nongkrong estetik, suasana cozy, dan koneksi internet cepat.
Namun tren ini juga memberi dampak positif bagi petani kopi lokal. Beberapa kafe mulai menampilkan biji kopi single origin dari Toraja, Gayo, hingga Bajawa.
ADVERTISEMENT
“Sekarang anak muda mulai peduli asal kopi mereka. Mereka nanya soal proses, altitude, sampai tasting notes,” kata Putri, barista sekaligus pemilik kedai kopi di Yogyakarta.
Bagi sebagian orang, harga kopi Rp40.000 per gelas dianggap berlebihan. Tapi bagi mereka yang menjadikan kafe sebagai “kantor kedua” atau ruang diskusi kreatif, itu adalah harga wajar untuk sebuah gaya hidup baru—yang tak sekadar tentang kafein, tapi juga koneksi, identitas, dan estetika.

5. How-To Feature “Cara Bertahan Hidup di Kosan Saat Akhir Bulan”

Pukul 08.00 pagi, dan isi dompet saya tinggal dua lembar ribuan, satu koin lima ratus, dan beberapa receh mengambang di dasar tas. Skenario klasik anak kos: tanggal tua, gaji belum turun, dan saldo e-wallet tinggal kenangan.
Tapi tenang, bertahan hidup di kosan saat akhir bulan bukan hal mustahil. Ini bukan sekadar soal bertahan makan, tapi soal kreativitas dan solidaritas.
ADVERTISEMENT
Langkah pertama: Kenali stok dapur. Cek rak, lemari, atau bawah kasur, barangkali masih ada mie instan, biskuit sisa Lebaran, atau beras yang entah dari kapan.
Jangan remehkan mie polos tanpa bumbu; ditambah kecap, telur (kalau masih ada), atau irisan sosis beku bisa jadi comfort food ala chef kosan.
Langkah kedua: Bergerilya dengan teman. Saat kamu kehabisan lauk, jangan sungkan menumpang makan. Tapi ingat: bawa cuci piringan, bantu beli air galon, atau gantikan dengan traktiran bulan depan. Prinsipnya: pinjam dengan harga diri, bukan gengsi.
Langkah ketiga: Internet adalah penyelamat. Banyak promo makanan online dengan ongkir gratis. Kalau jeli, kamu bisa makan enak dengan harga recehan. Belum lagi YouTube penuh tutorial “masak hemat lima bahan”, dari nasi goreng sarden sampai telur kecap meriah.
ADVERTISEMENT
Dan terakhir, berdamailah dengan situasi. Akhir bulan bukan akhir dunia. Kadang momen inilah yang bikin kamu belajar soal bertahan, mengelola uang, dan menghargai satu bungkus mie seperti harta karun.
Karena sesungguhnya, hidup anak kos itu bukan tentang punya segalanya, tapi tentang bisa bertahan dengan apa yang ada.
Demikian informasi seputar contoh tulisan feature dilengkapi dengan jenis dan pengertiannya. Dengan memahaminya, feature akan semakin mudah dibuat dan dipahami. (Win)