Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
5 Kegiatan yang Dilakukan saat Hari Raya Idul Fitri
9 April 2024 20:10 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Di Balik 7 Hari Besar Islam, Muhammad Sholikhin, (2012), Hari Raya menjadi cara untuk berbagi kebahagiaan dalam suasana kemanusiaan. Pada momen tersebut, umat Islam diharapkan menunjukkan nilai kemanusiaan setinggi-tingginya.
Dalam berbagi kebahagiaan di hari Lebaran, banyak keluarga di Indonesia yang merencanakan acara tertentu supaya silaturahim dengan keluarga dan teman-teman semakin berkesan. Ide kegiatan yang dilakukan selama hari raya Idulfitri bisa disimak di bawah ini:
5 Kegiatan yang Dilakukan saat Hari Raya Idul Fitri
Ketika Hari Raya Idulfitri tiba, berbagai kegiatan sudah menanti kita untuk dijalani, apalagi dengan kegiatan-kegiatan yang sudah menjadi tradisi. Berikut beberapa ide kegiatan yang dilakukan saat Hari Raya Idul Fitri bagi umat muslim:
1. Salat Idulfitri
Salah satu kegiatan pertama yang dilakukan di pagi hari saat Lebaran tiba adalah salat Idulfitri. Salat Idulfitri merupakan salat sunnah yang dilaksanakan pada hari Lebaran sebagai bentuk rasa syukur umat muslim atas selesainya ibadah puasa Ramadan.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, salat Idulfitri dilaksanakan mulai pukul 06.00-08.00 pagi. Waktu salat Idulfitri ditentukan berdasarkan kebijakan pemerintah dan tokoh agama setempat. Biasanya, salat ini dilakukan berjamaah di masjid atau lapangan yang menggelar salat bersama.
Dalil tentang salat Idulfitri di lapangan ini terdapat dalam hadis berikut:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلَاةُ ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُومُ مُقَابِلَ النَّاسِ وَالنَّاسُ جُلُوسٌ عَلَى صُفُوفِهِمْ فَيَعِظُهُمْ وَيُوصِيهِمْ وَيَأْمُرُهُمْ فَإِنْ كَانَ يُرِيدُ أَنْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ أَوْ يَأْمُرَ بِشَيْءٍ أَمَرَ بِهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ. رواه البخاري
Dari Abu Saʻid al-Khudri r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw keluar ke lapangan tempat salat (musala) pada hari Idulfitri dan Iduladha, lalu hal pertama yang dilakukannya adalah salat, kemudian ia berangkat dan berdiri menghadap jamaah, sementara jamaah tetap duduk pada saf masing-masing, lalu Rasulullah menyampaikan wejangan, pesan, dan beberapa perintah.(HR. Al-Bukhari).
ADVERTISEMENT
Hukum melaksanakan salat Idulfitri ini adalah sunnah muakkad. Sebab Rasulullah saw tidak pernah meninggalkannya setelah disyariatkannya selama sembilan kali Syawal dan Zulhijah, tetapi juga sanksi hukum tidak ada untuk tidak mengerjakannya.
2. Silaturahim
Setelah salat Idulfitri, biasanya umat Muslim melakukan kunjungan untuk bersilaturahim ke rumah keluarga, saudara, tetangga dan meminta maaf atas segala kesalahan yang telah dilakukan.
Mengutip dari laman nu.or.id, banyak perintah dalam Al-Qur'an dan hadis yang menganjurkan akan pentingnya silaturahim dalam Islam. Untuk itu, bagi kaum muslimin penting untuk menjaga silaturahim sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt.
Hal ini sebagaimana yang menunjukkan anjuran untuk menjaga tali silaturahmi dengan hadis berikut:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah Swt dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR. Bukhari & Muslim).
ADVERTISEMENT
Allah Swt juga memerintahkan umat Islam untuk menjalin silaturahmi, sebagaimana dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 1 berikut:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Ya'ayuha ٱlnnas ٱttaqua۟ rabbakum ٱlladhia khalaqakum mmin nnafs wahidat wakhalaq minha zawjaha wabathth minhuma rijalan kathiran wanisa'an ۚ waٱttaqua۟ ٱlllah ٱlladhia tasa'alun bihiۦ waٱl'arham ۚ 'inn ٱlllah kan ealaykum raqiban
Artinya: "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS An-Nisa: 1).
ADVERTISEMENT
Namun, Allah Swt. juga menjanjikan pahala bagi umat muslim yang menjaga tali persaudaraan dengan bersilaturahmi. Hal ini sesuai dengan hadis berikut:
“Allah ‘azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar-Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga hak-Nya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus darinya.” (HR. Ahmad)
3. Memakai Pakaian Baru
Banyak orang yang mengenakan pakaian baru pada hari Lebaran sebagai simbol awal yang baru dan semangat untuk memulai kehidupan yang lebih baik.
Saat hari raya tiba, baik itu Idulfitri atau Iduladha, umat Muslim secara kompak mengenakan baju baru. Bahkan, kalaupun tidak ada baju baru, yang dipakai ialah baju terbaik.
Sebab itu, menjelang hari raya orang-orang disibukkan dengan berburu baju baru sesuai selera dan kondisi dompet masing-masing. Baju baru saat lebaran seolah-olah telah menjadi keharusan dalam menggunakannya.
ADVERTISEMENT
Hal demikian menjadi penting karena selaras dengan anjuran Rasulullah. Bahkan ada ijtihad ulama yang menganjurkan untuk memakai baju baru di hari raya. Salah satunya adalah hadis berikut ini:
عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ: أَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِى الْعِيدَيْنِ أَنْ نَلْبِسَ أَجْوَدَ مَا نَجِدُ
Anil khasanibni aliyyin qola, amaranaa rosulullahi sholallahu alaihi wassalam fil iydayni an nalbisa ajwa damaa najidu
Artinya: Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali r.a., ia berkata, ‘Rasulullah saw telah memerintahkan kami pada dua hari raya agar memakai pakaian terbaik yang kami temukan. (HR. Al-Baihaqi dan Al-Hakim).
Selain itu, juga terdapat hadis lain yangmenceritakan sahabat Ibnu Umar r.a. yang mengenakan pakaian bagus di hari raya.
ADVERTISEMENT
عَنْ نَافِعٍ : أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَلْبَسُ فِى الْعِيدَيْنِ أَحْسَنَ ثِيَابِهِ
An naafiin : 'ann abna umara kaana yalbasu fiil iydayni 'ahsana tsiyaabihi
Artinya: Diriwayatkan dari Nafi’ bahwa Ibnu Umar r.a. memakai baju terbaiknya di dua hari raya. (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Abid Dunya dengan sanad shahih).
4. Menikmati Makanan Khas Lebaran
Saat hari Lebaran tiba, makanan khas Lebaran banyak yang dihidangkan sebagai bagian dari kegiatan selama Lebaran, seperti ketupat, rendang, opor ayam, minuman, dan kue-kue kering. Banyaknya makanan tersebut bisa dijumpai saat bersilaturahmi.
Namun, perlu diingat bahwa Islam juga mengingatkan bagi umatnya untuk mengonsumsi sesuatu tidak berlebihan. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al A’raf ayat 3 sebagai berikut:
وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ
ADVERTISEMENT
Wakuluu waٱshۡrabuu wala tusۡrifuaۚ 'innahuۥ la yuhibb ٱlۡmusۡrifin
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al A’raf : 31).
Sehingga dengan begitu, umat Islam yang sedang melakukan kegiatan Idulfitri juga tidak boleh kalap meskipun sedang banyak makanan yang disajikan. Sebagai umat Islam kita harus tetap mengikuti anjuran Nabi Muhammad saw tentang batasan saat kita makan.
Bahkan, Nabi Muhammad saw pernah memberikan gambaran tentang membagi tiga bagian perut untuk ukuran yang dikonsumsi makanan tidak berlebihan.
Dimana untuk tempat makanan sepertiga, dan sepertiga lagi untuk tempat air dan untuk udara atau bernafas di sepertiga yang lain. (HR. Al-Hakim)
5. Mudik atau Berwisata
Mudik atau pulang kampung menjadi salah satu kegiatan yang paling umum dilakukan selama hari raya Idulfitri. Kegiatan ini menjadi momen penting untuk bersilaturahmi di kampung halaman dengan keluarga besar.
ADVERTISEMENT
Setelah sekian lama merantau, tentunya dengan datangnya Lebaran menjadi momen yang menyenangkan untuk bersilaturahim dengan sanak keluarga. Tentunya, semangat ini sejalan dengan seruan Islam agar kita senantiasa menjalin hubungan silaturahim.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya, dan ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim.” (HR. Bukhari)
Selain itu, selama musim libur Lebaran , beberapa orang juga banyak yang memanfaatkan waktu luang ini untuk berlibur di berbagai tempat wisata, baik di dalam maupun luar negeri.
Jangan lupa untuk mempertimbangkan jadwal salat, tempat tujuan, dan budget yang tersedia. Demikian daftar kegiatan yang dilakukan saat Hari Raya Idul Fitri bagi umat muslim yang merayakannya. (HEN)
ADVERTISEMENT