Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
50 Puisi Kemerdekaan Menyentuh Hati untuk Menyambut HUT RI
6 Agustus 2024 15:09 WIB
·
waktu baca 20 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Membacakan puisi kemerdekaan menyentuh hati adalah salah satu cara memeriahkan Hari Kemerdekaan Indonesia. Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat irama, rima, ritma, serta disusun dalam larik dan bait.
ADVERTISEMENT
Puisi kemerdekaan umumnya berisi ungkapan atau ekspresi penulisnya tentang semangat nasionalisme dan makna perjuangan pahlawan. Selain itu, beberapa puisi kemerdekaan berisi harapan untuk para penerus bangsa.
Bagi yang mencari contoh puisi kemerdekaan menyentuh hati, dapat menyimak artikel ini.
Puisi Kemerdekaan Menyentuh Hati
Dirangkum dari buku Antalogi Puisi Kemerdekaan - Indonesia Maju oleh Komunitas Muda Bersejarah, Antologi Puisi Kemerdekaan oleh Alfin Nirhayatul Islamiyah, dkk., dan sumber lainnya, berikut sederet puisi kemerdekaan menyentuh hati yang bisa dibacakan untuk merayakan HUT RI 17 Agustus .
1. Hikmah Kemerdekaan - Yamin
Tujuh puluh empat tahun silam
Ku belum dipertemukan
Raga belum terwujud
Nyawa belum bersemayam
Tapi tampak sinyal kehidupan
Di usiaku yang separuh baya ini
Aku hanya bisa menikmatimu
ADVERTISEMENT
Belum bisa memberi warna
Teruntuk negeri ini
Pagi merayap siang
Tepat pukul sepuluh detik-detikmu diperdengarkan
Pekik merdeka menggema mengangkasa ke penjuru negeri
Dengan rasa haru ku sambut pekikmu
2. Satu Kata "Merdeka" - Alina Yulia Utami
Hati bergetar
Jiwa bergelora
Semangat ini tak pernah padam
Dari dirimu
Dengan sebuah bambu runcing
Kau lawan musuh musuhmu
Tetesan darah mengalir membasahi tubuhmu
Namun kau tak pernah menyerah
Dengan penuh keyakinan kau kobarkan semangat
Harapan untuk bisa terbebas dari belenggu penjajahan
Kau teriakan kata MERDEKA
Merdeka untuk nusa dan bangsa
3. Merdeka, Kini dan nanti - Ahmad Suryadi
Merdeka ini adalah upaya yang tak kenal lelah
Usaha yang tak pernah menyerah
Merdeka ini adalah cucuran keringat dan darah
Yang setia mencucur hingga melimpah ruah
Merdeka ini adalah lelah
ADVERTISEMENT
Lelah yang dirasakan oleh setiap jiwa
Merdeka ini tak mudah digapai
Karena berjuta ton darah raib serta tergadai
Merdeka didapat dengan taruhan nyawa
Demi merdeka jutaan nyawa dan jiwa melayang
Demi merdeka untuk senyum esok yang lebih
Demi merdeka untuk senyum bangsa Indonesia
Demi merdeka ibu pertiwi, kini dan nanti.
4. Indonesia Telah Merdeka - Hernawati
Indonesia telah merdeka
Sudah lama Indonesia merdeka
Merdeka dari penjajahan bangsa Eropa dan Asia
Merdeka dari penjajahan Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Nippon pemimpin Asia
Saat ini Indonesia telah merdeka
Merdeka dari belenggu penjajahan kolonial yang begitu lama
Merdeka dari belenggu kependudukan militer Jepang hingga muncul romusha
Indonesia saat ini telah merdeka, merdeka dari belenggu yang menyiksa
Wahai Indonesia tercinta
ADVERTISEMENT
Belenggu penjajah begitu lama telah sirna
Biarkan kisah lampau menjadi sejarah bangsa
Kini dirimu telah merdeka
Wahai Indonesia tercinta
Jangan sia-siakan kemerdekana yang telah ada
Kemerdekaan yang kau dapat dari tumpah darah dan tetesan air mata
Kemerdekaan yang kau dapat dari perjuangan dan pengorbanan pahlawan yang telah tiada
Wahai Indonesia tercinta
Tanah Airku yang selalu kupuja
Kini engkau telah merdeka
Indonesia telah merdeka
5. Merdekalah Bangsaku - Yamin
Sejarahmu terus terkenang diingatanku
Tujuh belas Agustus saksi bisu hari kebebasanku
Para pahlawan bertaruh keras pertahankan keutuhanmu
Sebagai kenangan sepanjang hidup
Indonesia kini merdeka
Berkibarnya sang merah putih bawa napas lega tanpa nestapa
Mengenang cerita berderailah air mata
Kemerdekaan hilangkan jeritan lara
Indonesia merdeka....
Lahirkan pemuda pemudi bangsa
ADVERTISEMENT
Terbang ke awan menguak kedamaian
Menengok ke kanan bawa kebaikan
Kaki cengkeram erat semboyan kemerdekaan
Baca Juga: 25 Puisi tentang Alam yang Menyentuh Jiwa
6. Pahlawan Bangsa - Yuni Inawati
Pahlawan bangsa...
Berbekal semangat untuk merdeka
Kau taklukkan penjajah Jepang - Belanda
Demi negeri tercinta
Kau rela pertaruhkan nyawa
Kau korbankan jiwa dan raga
Walau bambu runcing yang kau bawa
Tak menggoyahkan tekad juangmu
Dengan kaki telanjang tak beralas
Tak menggetarkan langkah kakimu
Meski badan telah bercucuran darah
Tulang-tulangmu hampir patah
Tak memadamkan api semangatmu
Kau berjuang membebaskan rakyat
Dari belenggu derita yang berabad-abad
Kau selamatkan Ibu Pertiwi
Dari kekusaan tirani
7. Kisah Tanah Legenda - Ayu Zagita
Manakala kisah terdahulu
Derai-derai merah menutup pertiwi
Pula penuh sesak jeritan pilu
Ulah momok yang menimbun peti
ADVERTISEMENT
Bara serdadu kian beradu
Menepis ruam pada tungkai yang ruai
Lepas kepung daratan tanpa tandus
Tembang-tembang kemenangan menggema
"Merdeka!"
"Kita Merdeka!"
Tabuh gemuruh sukacita tergambar
Manakala pergumulan landai dan tumbang
Khatam sudah kisah tanah legenda
Lantas dilukis penuh tinta merah
Laksana bulan mengenang malam
Lencana terpatri menembus kalam
8. Pejuang - Cynthia
Pejuang…
Engkau kerahkan tenagamu
Untuk negeri tercinta
Engkau korbankan nyawamu
Demi kebebasan dan kedamaian
Dalam memperjuangkan Indonesia
Engkau tinggalkan keluargamu
Untuk merebut kembali apa hakmu
Pejuang…
Walaupun engkau belum pernah
Melihat dan merasakan merdeka
Namun namamu harum di negeri ini
Itulah yang pantas untuk negaraku
Yang merdeka
Adil dan makmur
Untumu negara Indonesia
9. Satu Kata Merdeka - Ikbal Alimuddin
Kita semua adalah pejuang
Pejuang buat diri kita sendiri
ADVERTISEMENT
Memperjuangkan masa depan
Layaknya para pahlawan kemerdekaan
Perjuangan memang tak semuda membalikkan telapak tangan
Karna di balik perjuangan ada kemerdekaan yang menanti untuk diraih
Inilah yang juga dilakukan oleh para pahlawan
Mereka memperjuangkan kemerdekaan dengan bercucuran keringat
Bertumpah darah
Mengerahkan seluruh jiwa dan raganya
Demi satu kata
"Merdeka"
Semangat perjuangan para pahlawan
Juga tertanam kuat di diri kita semua
Dalam meraih impian
Tidak semuda membalik telapak tangan
Butuh diterpa
Sampai titik darah penghabisan
Butuh berjuang
Demi satu kata
"Merdeka"
10. Pahlawanku - Yamin
Darah mengalir terus dikenang
Sengsara kehausan serta kelaparan
Langkah sedikit lengah
Terpeleset jurang yang mendalam
Karena jasamu Indonesia mampu bernapas lega
Menghirup udara kebebasan
Aman dari sergapan senjata
Jauh dari serangan penjajah tak terduga
ADVERTISEMENT
Tanpamu kami tidak tahu keadaan sekarang
Keberanianmu larut dalam darah juang
Kekuatanmu sekeras baja
Keyakinanmu kuat dalam hati sanubari
Pahlawanku...
Kau berikan kebahagiaan anak cucu bangsa
Kau tinggalkan kenangan sejarah tuk pijakannya
11. Puisi Kemerdekaan - Tika Madjid
17 kemarin
Terasa menggemparkan
Terasa menggembirakan
Ada pekik kemenangan
Ada pekik kebahagiaan
Bahagia bisa kembali ke tanah mulia
Bahagia bisa bersama ibu pertiwi
Kini 17 Agustus bergema kembali
Ada yang bergolak di hati
Ingin menangis
Ingin meratap
Tapi kepada siapa
Ibu Pertiwi sedang gundah gulana
Ibu Pertiwi sedang kecewa
Oleh hempasan rasa amarah
Hempasan rasa serakah
Hempasan rasa…
Kemana sang perkasa
Kemana sang pejuang pusaka
Kemana mereka?
17 Agustus-ku
Jangan berlari dariku
Jangan menghindariku
Aku tak sanggup melihat derai air matamu
ADVERTISEMENT
Aku takkan bisa melihat muram wajahmu
Aku…
Aku sudah hampir kehilangan Ibu Pertiwi
Jangan pergi
Tetaplah bersamaku
Menapaki langkah yang pernah kita lalui
Menuai asa yang pernah kita rasakan
Mari susul Ibu Pertiwi
Mengamit tangannya
Mencuri senyumnnya
12. Merah Putih Untuk Pertiwi - Alfin Nihayatul Islamiyah
Guratan tinta emas dalam kertas bekas
Memori masa kelam terlintas
Dalam balutan darah yang masih menggenang
Melaju melewati masa menjadi kenangan
Maksud terbuai dalam hati yang luluh
Kisah puluhan tahun yang beradu dalam peluh
Kelu; rasanya hati berdayu-dayu
Kertas bekas waktu menjadi rapuh
Merdeka! Diiringi Indonesia Raya yang menggema
Air mata yang siap meluncur kapan saja
Penantian di penghujung usia
Akhir kata yang menjadi lega seluruh warga bumiputera
13. Kamilah yang Pantas Merdeka - Annuquyah
17 Agustus kembali datang
Banyak sejarah, banyak pengorbanan, banyak peninggalan
ADVERTISEMENT
Buku sejarah yang menceritakan
Musium yang mengabadikan
Inilah kami tidak takut gugur di medan perang
Tujuan kami bukan kematian melainkan kemerdekaan abadi
Wahai penjajah!
Kedatanganmu memberontak, merampas, mencaci maki dan menyiksa orang-orang tak berdosa
Entah mengapa kata putus asa
Tidak pernah tertulis dalam pendirian kami
Meskipun pada akhirnya kami jadi sejarah yang mungkin selamanya dikenang
Sebelum itu, darah menjadi minuman kami
Bunyi pistol menjadi syair di setiap derap langkah
Peluru menjadi makanan kami
Ada yang menembus tubuh memanggil kematian
Ada yang melintas, ada yang diam
Tumbuh menjadi pengorbanan
Kami dapatkan kemerdekaan yang kami impikan
Kamilah yang pantas merdeka
14. Padamu Pahlawanku - Alina Yulia Utami
Derap langkah mengiringi kepergianmu
Dihari nan suci ini tanpa diriku
Kau berjuang demi nusa dan bangsa
ADVERTISEMENT
Demi membela Ibu Pertiwi
Oh pahlawanku
Kau berjuang demi membela ibu pertiwi
Kau korbankan harta bahkan nyawamu
Untuk negeri ini
Demi mempertahankan pancasila dan NKRI
Oh pahlawanku
Begitu besar jasamu
Begitu harum namamu
Terima kasih pahlawanku
Kau bela negeri ini sampai mati
15. 1708 - Ahmad M. Mabrur Umar
1708
Sejarah negeri telah terukir dalam ribanya
Dahulu dijajah, kini lantang bersorak merdeka
Merah putih berkibar gagah penuh karisma
Salam satu semboyan Bhinneka Tunggal Ika
1708
Takkan rela terjajah lagi
Malam suram berganti cerah mentari pagi
Tidak lagi terdengar tangisan pertiwi
Datanglah segera, jangan ayal lagi
1708
Bukti sejati juang para pahlawan
Mengangkat bambu, bedil pun dilawan
Penjajah dilawan, negeri sendiri jadi kawan
Walau langit kelam berbalut pekat sang awan
ADVERTISEMENT
16. Merdeka atau Mati - Yamin
Darah menggenang di tanah tak bertuan
Ratusan nyawa melayang
Bergelimpangan di medan perang
Mengangkat panji kemenangan
Seorang pejuang berteriak lantang
Gagah berani memegang senjata lawan penjajah
Dua kata menjadi pilihan
Merdeka atau mati
Tubuh kekar dihujani peluru
Penuh lubang di sekujur tubuh
Darah bercucuran mereka tetap tegak berdiri
Sekali lagi lantangkan merdeka atau mati
17. Merdeka itu Mahal - Ahza Purnama
Jika kau ingin bebas
Jika kau ingin tak terikat
Jika kau ingin tak tertekan
Jika kau ingin hidup damai
Berarti kau ingin merdeka kawan
Tapi apa yang kau buat
Apakah sudah berkorban
Apakah sudah juang
Apakah sudah perang
Atau hanya berpangku tangan kawan
Tahukah kau
Ribuan jiwa runtuh tertimbun
Untuk membebaskan pertiwi dari penjajah keji
Walau darah membanjiri raga kawan
ADVERTISEMENT
Ingat merdeka itu mahal
18. Karya Dalam Merdeka - Asfis Suminarsih
Indah mengenang dalam bahagia
Nusantara kini telah bebas merdeka
Jadi negeri yang mandiri dan berjaya
Namun...
Hingga negeri kita makin berjaya di segala lininya
Kita tak bisa hanya bahagia dengan kata
Berikan bukti dengan segala upaya
Sepenuh hati kita bersama berikan karya
Dengan pikiran maupun tenaga
Wujudkan negeri makmur sentosa Dalam naungan Pancasila
Keberagaman kan mewarnai indahnya
Dalam beda selalu bersama
19. Merdekalah Bangsaku - Yamin
Sejarahmu terus terkenang diingatanku
Tujuh belas agustus saksi bisu hari kebebesanku
Para pahlawan bertaruh keras pertahankan keutuhanmu
Sebagai kenangan sepanjang hidup
Indonesia kini merdeka
Berkibarnya sang merah putih
Bawa napas lega tanpa nestapa
Mengenang cerita berderailah air mata
Kemerdekaan hilangkan jeritan lara
Indonesia merdeka...
Lahirkan pemuda pemudi bangsa
ADVERTISEMENT
Terbang keawan menguak kedamaian
Menengok ke kanan bawa kebaikan
Kaki cengkeram erat semboyan kemerdekan
20. Kebebesan - Yamin
Kebebasan memberi kesejukan di bumi pertiwi
Bebas tanpa jerit penindasan
Bebas dari deru keadaan
Kini anak manusia tersenyum bahagia
Problematika kemerdekaan telah lewat
Anak negeri mudah menggapai mimpi
Tak sekeras kerja rodi melelahkan diri
Kini kita telah bebas
Bebas melindungi tanah air
Sudah berada ditempat yang berdaulat
Kita bisa satukan bangsa
Sampai Indonesia terus berjaya
21. Merah Putih - Astis Suminarsih
Semangat yang tiada henti dalam jiwa
Berikan energi setiap insan Bersama karya nyata
Mantapkan hati lanjutkan Langkah demi Langkah
Gelora dalam dada tak kan pernah patah
Menyala tergambar dalam warna merah
Tiada lupa hati yang suci
Teriring do'a menembus langit sang Ilahi
ADVERTISEMENT
Memohon lindungan bagi kokohnya negeri
Bersihkan diri luruskan niat dalam hati
Putih lambangkan semua dalam diri
Jayalah Indonesia
Kibarkan dan korbankan semangat merah putih
22. Mentari Indonesia - Bunda Azki
Derap langkah para penjaga paksa
Letupan senjata tanpa aksama
Ribuan nyawa hilang tanpa dosa
Hanya derai air mata yang berkuasa
Ketika doa dan air mata bersama
Penjuru bumi langit berkuasa
Sebilah bambu runcing mencakar angkasa
Kekuatan besar mencabar bumi seisinya
Merdeka, merdeka, merdeka
Peluh dan lara berganti indahnya nirwana
Luka tikam menganga berganti senyuman sukma
Ribuan dera tergantikan secercah sinar khatulistiwa
Kisah romansa akan indah pada waktunya
Bukan karena kamu dan aku saja
Namun korelasi keduanya
Karena kita sama, kita adalah Indonesia.
23. Penuh Peluh oleh Alwiyah Dwi P.
Aku menyaksikan dari jauh
ADVERTISEMENT
Senjata itu kian merusak tubuh
Dan kini hanya tinggal separuh
Tak terlihat utuh
Jiwaku terasa ikut terbunuh
Semakin terdengar suara gemuruh
Semakin aku tak bisa menahan pelih
Berjuang dengan semangat penuh
Meski keadaan semakin gaduh
Semangatnya yang semakin rusuh
Di balik pakainnya yang lusuh
Masih terdapat semangat yang tetap utuh
Selalu berpegang teguh
Untuk menjaga indonesia ingin membuatnya runtuh
24. Indonesia - Chatya Fawziyah
Tujuh puluh enam tahun Indonesia merdeka
Meninggalkan segala cerita lama yang penuh duka
Ratusan tahun dijajah dengan kejamnya
Hingga tak sedikit yang gugur karenanya
Indonesia...
Sejarah perjuangan tak mungkin dilupa
17 Agustus 1945
Proklamasi atas nama bangsa Indonesia berkumandang ke penjuru dunia
Indonesia usiamu tak lagi muda
Namun semangatmu harus tetap membara
ADVERTISEMENT
Demi segala cita-cita para pejuang bangsa
Majulah Indonesia
Jayalah bangsa dengan beragam suku dan budaya
Kepakkan sayapmu setinggi angkasa
Tunjukkan gagahmu di mata dunia
25. Malam Tirakatan - Yamin
Malam semakin larut
Angin semilir lembut
Seolah berhenti memberi hormat
Dan mengucap salam kepada negeri tercinta
Sejenak lampu dipadamkan
Tampak tebaran bintang di langit laksana permata
Mereka bertamasya
Menari-nari di angkasa
Begitu lama mereka berthaan hidup
Dengan berbekal ketabahan dan keikhlasan
Perjuangan mereka akhirnya terwujud
Meski setelah itu jatuh bangun menjaga merah putih
26. Benderaku - Gatot Supriyanto
Ini benderaku, dua warna
Telah digambar dengan tubuh memar pahlawan
Bahkan tubuh luluh
Dengan tangan terpotong-potong
Hati tercabik-cabik
Diaduk di tungku peperangan
Merahnya membasahi bumi pertiwi
Putihnya jadi cermin negeri
Kuingin jadi angin
ADVERTISEMENT
Bergabung kau, kau, kau hingga menggunung
Menjaga bendera tetap berkibar
27. Indonesiaku - Diyah Fadilah
Indonesiaku,
Kini kau 'tlah terlepas dari belenggu penjajahan
Dulu ditindas, ditebas hingga dirampas
Hingga satu persatu rakyat tewas
Indonesiaku,
Terbebas dari penjajah tak semudah membalik tangan
Detik demi detik merelakan keringat bertetesan
Satu malam pun serasa ribuan tahun
Indonesiaku,
Kini sang dwiwarna telah berkibar
Semerbak harumnya bagaikan mawar
Sampai tak terasa puluhan tahun terlewatkan
Indonesiaku,
Semoga kisahmu tak pernah pupus
Tak hanya suka namun juga duka
Bukan hanya tinggal sebuah cerita
28. Anak Garuda - Panggi Gus Yogantoro
Dari telur aku menetas
Dan ku belajar terbang mengitari angkasa luas negeri ini
Belajar mengenal keelokan negeri ini
Kepakkan sayap ku siap mengantarkan kemajuan untuk negeri ini
ADVERTISEMENT
Cengkeraman kuatku akan mencengkeram kuat Pancasila
Cengkeraman kuatku akan mencengkeram kuat Bhineka Tunggal Ika
Kuku-kuku tajamku akan mengoyak orang yang merusak negeri ini
Paruh tajamku akan mematuk semua pengacau yang ada di negeri ini
Karena aku adalah anak garuda
Yang akan selalu meneruskan perjuangan garuda-garuda terdahulu
Yang akan menjaga dan mencintai selalu Indonesia.
29. Merdeka - Rima Putri Utami
Mentari merekah bersinar kembali
Menyambut nuansa pagi berseri
Ayun langkah menuju janji
Janji bukti kekuatan negeri
Nan lepas dari segaal macam misteri
Kuatkan hati kokohkan ragawi
Lonceng kekuatan abadi
Gelap itu kini bersinar lagi
Menyongsing binar-binar hati
Engkau bebas kuat menuju jaya
Negeri tercinta
Indonesia merdeka
Di atas tangan pemuda bangsa
Yang tegak kokoh berwibawa lagi perkasa
ADVERTISEMENT
30. Bela Negara - Dilla Hardina Agustiani
Kobar semangat terus membara
Menyulut asa tuk bela negara
Berkorban jiwa serta raga
Usir penjajah dari tanah air kita
Ratusan nyawa pahlawan telah melayang
Mereka dengan gagah berani berperang
Menebas ketidakadilan walau penuh rintang
Agar tak ada lagi rakyat yang terkekang
17 Agustus kita telah merdeka
Perjuangan para pahlawan tak sia-sia
Terluka parah bahkan hilang nyawa pun rela
Demi melihat generasinya hidup damai Sentosa
31. Barisan Masa Depan - Acep Suhendar
Kami sudah siap bergerak
Kami sudah tak sabar untuk menatap langit
Gerakan kami serentak
Untuk segera menemukan berlian yang terkubur
Nyali kami tak bisa diukur oleh apa pun
Ketika bel mulai berbunyi
Kami akan berlari sekencang-kencangnya
Menyongsong masa baru yang akan datang
Beritakan hal ini pada Bung Karno
ADVERTISEMENT
Beritakan juga hal ini pada Bung Hatta
Bahwa mereka tak pernah sia-sia menciptakan negeri ini
Bahwa mereka telah berhasil memerdekakan bangsa ini
Kami barisan masa depan bergerak tanpa batas
Lampaui batas kemampuan dan bakat kami
Kami nyawa negeri ini
Kami pondasi bangsa ini
Dan kamilah yang akan memandu ibu bapa
Menuju podium kemenangan sesungguhnya
32. Perjuangan - Dadan Maulana
Kemerdekaan ini diraih dengan usaha
Usaha tanpa kata menyerah
Kemerdekaan ini diraih dengan keringat
Yang bercucuran gerimis turun membasahi dahan
Kemerdekaan ini diraih dengan lelah
Lelah yang setia menghantu
Kemerdekaan ini diraih dengan darah
Karena berjuta ton darah tumpah untuk kemerdekaan
Kemerdekaan ini diraih dengan nyawa
Karena beratus ratus tahun silam nyawa melayang
Semuanya untuk Indonesia
ADVERTISEMENT
Semuanya untuk masa depan Indonesia yang lebih cerah
Perjuangan para pahlawan yang tidak sia-sia
Tapi sekarang malah di sia siakan
33. Prawira Negara - Dwi Yuliana
Gugur...
Tujuh Melati Pagar Bangsa kami gugur
Ibu Pertiwi menyeru meletakkan senjata
Tunailah Dharma Bakti mereka
Tak di sangka sebuah Lubang Buaya akhirnya
Apa...
Kata sudah 'Merdeka' terucap
Tapi kejadian itu datang merenggut
Melati Pagar Bangsa kami dari Ibu Pertiwi
Tlah usai kami yang meneruskan perjuangamu
Generasi muda penerusmu berjiwa ksatria
Berwatak Perwira pemimpin bangsa
Tanah dipihak oleh kalian Melati Pagar Bangsa
Agar kami ingat kami berjanji untuk negeri ini
Bertanya 'Apa yang negara berikan pada kami?'
Tetapi kami akan bertanya apa yang telah kami berikan
34. Jeruji Belanda - Eli Sulistyowati
Bergelut dengan sengsara
Berbalut rasa menderita
ADVERTISEMENT
Tenggelam dalam tangis air mata
Terjerat dalam jeruji Belanda
Seakan hari tak kunjung berhenti
Seakan dunia bertema neraka
Seolah nyawa tak ada artinya
Seolah waktu berhenti seketika
Tapi semangat tak pernah padam
Tapi orasi tak pernah bungkam
Demi masa depan yang tak suram
Demi Indonesia tak jadi temaram
35. Jayalah Negeriku - Nisa Kardina
Gilang gemilang cerita dalam album kisah
Menorehkan semburan semangat yang membara
Walau tak terbilang nyawa melayang tuk merdeka
Persembahan mulia anak bangsa tuk ibu pertiwi
Jayalah selalu negeriku
Tegakku bagai karang membelamu
Mendekapmu dalam rinai merdu alammu
Membarut laramu dengan dendang laguku
Jayalah selalu negeriku
Takkan kubiarkan angkara membelah
Takkan kubiarkan fitnah menyerang
Kuikat engkau dengan renda kasih dan sayang
Jayalah selalu negeriku
ADVERTISEMENT
Kami kan selalu ada untukmu
Bersamamu hingga senjata menjemput
Meninabobokkanku dalam dekapanmu
36. Indonesia Raya - Indah Putri Aulia
Diawal hari setiap pendidikan dimulai Terdengar lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya
ADVERTISEMENT
Betapa bangga hati ini
Saat negeri tercinta telah merdeka
Dedikasi tinggi demi kebebasan dicurahkan
Sejarah yang menjadi saksi bisu pembantaian
Jerit tangis akan penyiksaan
Diberikan penjajah tanpa ampunan
Namun besarnya pengorbanan para pahwalan
Mampu membasmi ketidakadilan
Negeriku nan elok zambrud khatulistiwa julukanmu
Tanah kelahiranku menjadi tempat bersejarah
37. Indonesiaku - Shavna Agitsni
Gejolak amarah tertanam di mana-mana
Seakan tak ingin hidup lagi di dunia
Darah berceceran di mana-mana
Jejak sang pejuang untuk Indonesia
Nenek moyang menjadi saksi bisu
Dari kelamnya masa lalu
Para penjajah tak segan untuk membmbardir
Dengan senjata nuklir
Yang suaranya terdengar dari hulu sampai ke hilir
Merdeka!! Merdeka!!
Kata-kata itu bergema di mana-mana
Bambu runcing serta parang menjadi senjata
Kini saatnya Indonesia merdeka
ADVERTISEMENT
38. Tetesan Darah - M. Zaky Dhiyaul Haq
Angin bertiup menerbangkan suara desing mesin
Tangisan menyayat hati terdengar sangat pilu
Asap dan debu bergumul seakan meminta mulut bisu
Karena tetesan darah sedang besatu
Berjuang di garda terdepan
Meninggalkan sanak saudara
Tuk meraih mimpi yang dicita-citakan
Walau darah pasti selalu bertetasan
Baju putih menjadi pilihan
Meski darah akan selalu bertetesan
Karena merah putih menjadi akhir perubahan
Sebuah semangat untuk meraih kemerdekaan
Tuhan...
Kini kemerdekaan telah tergenggam kepalan
Beri aku kekuatan
Untuk menjaga negeri penuh kedaulatan
39. Kemerdekaan Ini - Nurcahaya
17 Agustus 1945
Hari di mana bangsa bersukacita
Merasa lega dengan hasil jerih payah
Merasa lega dengan pengorbanan bertarung nyawa
Kemerdekaan ini adalah harta
Harta berharga bagi mereka yang memperjuangkannya
Kemerdekaan ini adalah bukti penghormatan
ADVERTISEMENT
Dari sekelompok orang bagi bangsanya
Pukul 11.30
Riuh memekakkan mendadak senyap
Terdengar suara lantang Bapak Proklamator
Memprokalamsikan kemerdekaan Republik Indonesia
40. Krawang Bekasi - Chairil Anwar
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda.
Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa,
ADVERTISEMENT
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno, menjaga Bung Hatta, menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
41. Getir Prokalamasi - Muharami Aisyah Hanafi
Masa yang telah lama dinantikan
Di mana para rakyat mendapat kebebesan
Dan hasil Nusantara, tak lagi jadi rebutan
Indonesia, memegang kuasa penuh, atas tanah pijakan
Semua, berkat jasa juang para pahlawan
Yang menuai jerih payah pengorbanan
Sehingga, menggenggam kekuasaan kembali, setelah banyak pertikaian
ADVERTISEMENT
Ibu pertiwi, dengan bermacam keanekaragaman
Menyatukan usaha tuk tercapainya tujuan
Demi terhentinya berbagai ancaman
Menguatkan kembali pertahanan
Melindungi wilayah yang sudah seharusnya tetap aman
Ketika prokalamsi telah resmi terucap khidmat
Para penduduk turut bersemangat
Bersorak-sorai merdeka, dari tiap sudut kota
Bersama cerahnya sinar mentari yang begitu hangat
Linangan air mata, bersama senyum bahagia
Menatap penuh harap, akan selalu jaya di tiap masa
42. Diponegoro - Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak genta. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
ADVERTISEMENT
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.
43. Kala Itu - Eliya Najma M
Kala itu langit berseri seri
Awan bergerak elok mengikuti arus angin
Dan angin bertiup lembut membelai jiwa
Kala itu Indonesia ditimpa kabar gembira
Kala itu waktu masih pagi
Hanya ada sesosok yang bediri gagah
Mengumumkan kemerdekaan Indonesia
Kala itu di bagian bumi yang lain
Berdirilah banyak orang berhadap hadapan
Menunggu aba-aba mulainya perebutan
Perebutan kekuasaan yang dilindungi
Indonesia telah merdeka
Walau banyak yang mencaci dan membenci
Indonesia tetap kokoh pondasi
Walau banyak yang berusaha menghancurkan
44. Karya dalam Merdeka - Alte minasih
Indah mengenang dalam bahagia
Nusantara kini telah bebas merdeka
ADVERTISEMENT
Jadi negeri yang mandiri dan berjaya
Namun...
Kita tak bisa hanya bahagia dengan kata
Berikan bukti dengan segala upaya hingga negeri kita makin berjaya di segala lininya
Sepenuh hati kita bersama berikan karya
Dengan pikiran maupun tenaga
Wujudkan negeri makmur sentosa
Dalam naungan Pancasila Keberagaman kan mewarnai indahnya.
Dalam beda selalu bersama
45. Satu Indonesia - Wisnu Nata
Indonesiaku
Indonesiamu
Indonesia kita
Jayalah bangsa
Merah Putih Benderanya
Garuda Lambang Negara
Pancasila Dasar Negara
Indonesiaku
Samudera nan luas beripu pulau
Kaya Sumber Daya dan Budayanya
Beraneka ragam sukunya
Berbeda Agamanya
Namun tetap Satu Indonesiaku
46. Indonesia Merdeka - Sisko Dion A
Di masa yang lalu
Beribu raga telah terpendam
Berjuta jiwa telah hilang
Kemerdekaan ini sangat berarti untuk kita
Kuatkan persatuan
Mencapai perdamaian negri
ADVERTISEMENT
Di bumi ini aku berjanji
Ini Indonesiaku
Aku teguh melambangkan pancasila
Menghargai bhineka
Di hari ini aku berkata
"Indonesia Merdeka"
47. NKRI Harga Mati - Wisnu Nata
Jangan kau ragukan kesetiaan kami pada negeri ini
Jangan kau katakan kami intoleransi
Negeri kami sangat kami cintai
Indonesia Tanah Air kami
Tak kan rela sejengkal
tanah air kami lepas bumi pertiwi
Negara Kesatuan Republik Indonesia harga mati
Tetap berkibar sang merah putih
Indonesia Jaya kan tetap abadi
Timor Timur adalah masa lalu
Jangan ada lagi yang berpisah seperti itu
Aceh, Maluku, Papua yuk bersatu
NKRI tetap di dalam kalbu
48. Kemerdekaan - Mega Cahaya Ningsih
Kemerdekaan yang kau perjuangkan
Sampai titik darah penghabisan
Kau relakan
Hanya agar generasimu cerah dan sejahtera
Berbagai rintangan kau lewati
ADVERTISEMENT
Berbagai tantangan kau hadapi
Berbagai permasalahan kau alami
Berbagai ujian kau salami
Hanya untuk kemerdekaan Indonesia
Hanya untuk kemakmuran bangsa
Hanya untuk keadilan bagi rakyatmu
Hanya untuk kesejahteraan generasimu
Sehingga melahirkan kata "merdeka"
Bagi Indonesia
Merdeka!
Satu Indonesia satu bangsa
49. Pejuang Kemerdekaan - Rahmy Ardhie
Merah darahmu menggelora
semangat juangmu membara
Tak pernah padam
Meski harus berkorban nyawa
Meski harus menderita
Kau telah memperjuangkan
Kemerdekaan Indonesia
Dengan perkasa
Dengan susah payah
Tanpa keluh kesah
Tak akan kami sia-siakan hasil
Perjuangamu
Akan kami isi dengan membangun negeri
Agar Indonesia semakin sendiri
50. Pahlawan Terakhir - George William Russell
Kami membaringkannya untuk beristirahat dengan kelembutan
Pulang kami menyerahkan emas senja
Kami berpikir dalam diri kami sendiri dengan kesusahan yang bodoh
Semua kisah bumi diceritakan
ADVERTISEMENT
Sebuah kata yang indah pada akhirnya diucapkan
Hati yang sangat dalam seperti hati orang tua
Pergi; dan pembicara telah kehilangan utasnya
Atau semua kisah bumi diceritakan
Debu menggantung di jalan kering pucat
Dengan pusing ditembakkan dengan emas senja
Dan kenangan pahit bertiup di setiap wajah
Bagaimana semua kisah bumi diceritakan
(NSF)