Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
7 Cara Membuat Kompos dari Sampah Organik
25 September 2023 13:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kompos adalah jenis pupuk organik yang bahan bakunya berasal dari limbah tanaman dan hewan. Dalam prosesnya, cara membuat kompos dilakukan dengan menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup.
ADVERTISEMENT
Pupuk kompos umumnya aman digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Selain menyediakan nutrisi yang baik bagi tanaman , kompos juga dapat memperbaiki struktur fisik, kimia, dan biologi tanah. Hal ini dapat menyebabkan tanah menjadi lebih gembur.
Kompos sebenarnya dapat terjadi secara alami, tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk mempercepat prosesnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat kompos. Bagaimana caranya?
Cara Membuat Kompos
Dikutip dari buku Padi Sri Organik Indonesia oleh Mubiar Purwasasmita, dkk., (2014: 61-63), berikut adalah beberapa cara membuat kompos dari sampah organik.
1. Mengumpulkan Sampah Organik
Langkah pertama dalam pembuatan pupuk kompos adalah mengumpulkan sampah organik. Pastikan Anda memisahkan sampah organik dari sampah anorganik.
Biasanya, pemisahan dilakukan apabila bahan baku kompos berupa sampah dari pasar tradisional atau sampah dari permukiman, karena material organiknya masih bercampur dengan material yang lain.
ADVERTISEMENT
Sampah organik yang dapat digunakan untuk pembuatan kompos meliputi sisa-sisa sayuran segar yang tidak dimasak, buah-buahan yang sudah busuk, daun-daunan, dan lain sebagainya.
2. Proses Pencacahan
Setelah mengumpulkan sampah organik, langkah berikutnya adalah melakukan pencacahan. Sampah organik yang berukuran besar, seperti dedaunan yang masih menempel di ranting, perlu dilakukan pencacahan terlebih dahulu.
Pencacahan bertujuan untuk membuat sampah organik menjadi lebih halus. Untuk melakukan pencacahan, potong sampah organik menjadi ukuran lebih kecil atau sekitar 1-2 cm.
3. Proses Pencampuran
Selanjutnya, Anda perlu mencampurkan berbagai jenis bahan organik yang sudah dicacah tersebut. Pencampuran bahan diperlukan untuk membuat limbah yang beraneka ragam menjadi bahan yang homogen atau tercampur merata.
Proses pencampuran ini juga berfungsi menjaga kelembapan dan tingkat porositas kompos agar lebih ideal sehingga proses pengomposan berlangsung cepat.
ADVERTISEMENT
4. Menutup Rapat Tempat Penyimpanan
Tempatkan sampah organik yang sudah dicampur di wadah yang tertutup rapat dan kedap udara. Udara dapat membuat proses pembusukan jadi tidak berjalan sempurna, sehingga penting untuk menjaga agar wadah tersebut tertutup rapat.
5. Proses Pendiaman
Setelah ditumpuk di dalam wadah, diamkan tumpukan sampah organik tersebut selama beberapa hari hingga terjadi pembusukan.
Untuk mempercepat proses pembusukan, Anda bisa menggunakan larutan EM4. Hal ini juga berlaku ketika Anda menambahkan sampah baru ke dalam wadah, pastikan untuk menambahkan larutan EM4 agar proses pembusukan berjalan lebih baik dan merata.
Jika tidak memiliki larutan EM4, Anda bisa menunggu sampah tersebut membusuk secara alami, meskipun ini memerlukan waktu yang lebih lama.
6. Tunggu Selama 2-3 Minggu
Biarkan pupuk tersebut diam selama 2-3 minggu untuk memastikan pembusukan yang sempurna. Sejumlah mikroorganisme mulai menguraikan senyawa kimia yang dikandung oleh sampah organik menjadi lebih sederhana.
ADVERTISEMENT
Selama periode ini, Anda harus mengaduk pupuk dalam wadah pengomposan setiap 3 hari sekali. Proses pengadukan bertujuan mempercepat proses pengomposan.
Selain mengaduk, Anda juga perlu melakukan penyiraman apabila pupuk terlalu kering atau kelembapannya kurang dari 40-60%. Penyiraman ini dapat dilakukan kapan saja saat tumpukan pupuk terlihat kurang lembap.
7. Pemanenan
Setelah 2-3 minggu masa pengomposan, biasanya limbah organik telah menjadi kompos matang. Pada fase ini, pupuk kompos sudah dapat dipanen dan digunakan untuk keperluan pertanian.
(SFR)