Konten dari Pengguna

8 Adab Ketika Bertamu saat Lebaran yang Wajib Diketahui Setiap Orang

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
9 April 2024 12:25 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Adab Ketika Bertamu saat Lebaran. Unsplash/Hasan Almasi.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Adab Ketika Bertamu saat Lebaran. Unsplash/Hasan Almasi.
ADVERTISEMENT
Bertamu saat Lebaran sudah menjadi tradisi saat hari raya Idulfitri. Ketika momen itu berlangsung, pasti akan banyak terjadi banyak kehebohan. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui adab ketika bertamu saat Lebaran yang baik dalam tuntunan syariat.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Bunga Rampai Hadis Tematik: Tinjauan Hadis dalam Kehidupan Sosial, Muhammad Alif dkk., dalam ajaran Islam, tujuan utama dalam bertamu adalah untuk menyambung tali silaturahmi. Baik dengan saudara senasab maupun seiman.
Menjalin silaturahmi merupakan hal yang baik dan sangat dianjurkan dalam agama Islam. Tetapi, setiap umat Islam juga harus tetap perlu memperhatikan pedoman dalam bersilaturahmi saat bertamu dengan baik dan benar.

8 Adab Ketika Bertamu saat Lebaran

Ilustrasi Ilustrasi Adab Ketika Bertamu saat Lebaran. Unsplash/GR Stock.
Mengingat sebentar lagi hari raya Idulfitri akan segera tiba, beberapa adab ketika bertamu saat Lebaran sangat wajib diketahui setiap orang. Mengutip dari laman nu.or.id, berikut di antaranya:

1. Menetapkan Niat Silaturahmi

Segala aktivitas yang dilakukan bergantung kepada niatnya. Untuk itu, sebelum berangkat bertamu hendaknya perlu niat silaturahmi yang baik dan mulia. Contohnya, memuliakan dan berbakti kepada mereka jika yang dikunjungi adalah orang tua.
ADVERTISEMENT
Suatu niat juga dapat memengaruhi suasana serta pembawaan saat tatap muka di hari Lebaran. Sehingga, pihak yang menjamu kita juga diharapkan saat menyambut yang datang tidak akan terganggu atau sungkan untuk bertamu saat Lebaran.
Hal ini memiliki keutamaan untuk menyambung tali silaturahim, memperkuat ikatan sesama umat Islam, membahagiakan orang yang dikunjungi, dan sebagainya.

2. Memilih Waktu saat Bertamu

Saat bertamu hendaknya memilih waktu tidak saat istirahat atau saat baru pulang bepergian. Pada waktu-waktu tersebut, pemilik rumah biasanya sedang dalam kondisi tidak siap dalam menerima tamu dan menjadi waktu istirahat bagi tuan rumah.
Untuk itu, sebaiknya supaya tuan rumah lebih siap, bisa membuat janji terlebih dahulu. Hal ini agar tidak mengganggu waktu istirahat dan kenyamanannya.
ADVERTISEMENT
Adab bertamu ini juga dijelaskan dalam surah an-Nur ayat 58 sebagai berikut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِيْنَ مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ وَالَّذِيْنَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلٰثَ مَرّٰتٍۗ مِنْ قَبْلِ صَلٰوةِ الْفَجْرِ وَحِيْنَ تَضَعُوْنَ ثِيَابَكُمْ مِّنَ الظَّهِيْرَةِ وَمِنْۢ بَعْدِ صَلٰوةِ الْعِشَاۤءِۗ ثَلٰثُ عَوْرٰتٍ لَّكُمْۗ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌۢ بَعْدَهُنَّۗ طَوَّافُوْنَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ ۝٥٨yâ
ayyuhalladzîna âmanû liyasta'dzingkumulladzîna malakat aimânukum walladzîna lam yablughul-ḫuluma mingkum tsalâtsa marrât, ming qabli shalâtil-fajri wa ḫîna tadla‘ûna tsiyâbakum minadh-dhahîrati wa mim ba‘di shalâtil-‘isyâ', tsalâtsu ‘aurâtil lakum, laisa ‘alaikum wa lâ ‘alaihim junâḫum ba‘dahunn, thawwâfûna ‘alaikum ba‘dlukum ‘alâ ba‘dl, kadzâlika yubayyinullâhu lakumul-âyât, wallâhu ‘alîmun ḫakîm
Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan perempuan) yang kamu miliki dan orang-orang yang belum balig (dewasa) di antara kamu meminta izin kepada kamu tiga kali, yaitu sebelum salat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)-mu di tengah hari, dan setelah salat Isya. (Itu adalah) tiga (waktu yang biasanya) aurat (terbuka) bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu. (Mereka) sering keluar masuk menemuimu. Sebagian kamu (memang sering keluar masuk) atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat kepadamu. Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana."
ADVERTISEMENT
Dalam surah tersebut telah dijelaskan bahwa adab bertamu sebaiknya tidak dilakukan pada tiga waktu, yakni sebelum salat Subuh, waktu tidur siang, dan setelah salat Isya.
Adapun waktu yang dianjurkan untuk bertamu sebaiknya pada tiga waktu sebelum Isya, sehingga tidak terlalu larut malam. Dengan begitu, maka pemilik rumah tidak akan terganggu saat waktu istirahat.

3. Menguncapkan Salam

Ketika sampai di rumah yang akan dikunjungi, dianjurkan untuk mengucapkan salam kepada tuan rumah, Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam surah An-Nur ayat 27:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَدْخُلُوْا بُيُوْتًا غَيْرَ بُيُوْتِكُمْ حَتّٰى تَسْتَأْنِسُوْا وَتُسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَهْلِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ۝٢٧
yâ ayyuhalladzîna âmanû lâ tadkhulû buyûtan ghaira buyûtikum ḫattâ tasta'nisû wa tusallimû ‘alâ ahlihâ, dzâlikum khairul lakum la‘allakum tadzakkarûn
ADVERTISEMENT
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya, yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat.” (QS. An-Nur [24]: 27).

4. Tidak Terburu-Buru

Saat bertamu juga hendaknya tidak terlalu buru-buru, tetapi juga tidak boleh terlalu terlama, kecuali diminta oleh tuan rumah. Jika diharuskan untuk menginap, Rasulullah saw menganjurkan paling lama sampai tiga hari. Sebagaimana hadis berikut:
الضِّيَافَةُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ، فَمَا فَوْقَ ذَلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ، أَلَا فَلْيَرْتَحِلِ الضَّيْفُ، وَلَا يَشُقَّ عَلَى أَهْلِ الْبَيْتِ
Alddiafat thalathat 'ayaamin, fama fawq dhalik fahu sadaqatun, 'ala falyartahil alddayfu, wala yashuqq ealaa 'ahl albayt
Artinya, “Hak menjamu tamu itu hanya tiga hari. Lebih dari itu adalah sedekah. Maka (setelah itu) hendaknya tamu pergi, sehingga tidak memberatkan tuan rumah.” (HR. Ahmad).
ADVERTISEMENT
Tamu yang hendak menginap, ia tidak boleh lebih dari tiga hari. Batasan tiga hari tersebut supaya tidak menyulitkan tuan rumah untuk harus melayani tamunya. Bagaimanapun juga, privasi tuan rumah dan urusannya juga ada yang harus ia kerjakan.

5. Tidak Pilih-Pilih

Dalam bertamu, sebagai umat muslim tidak boleh membeda-bedakan atau memilih-milih orang yang dikunjungi, baik yang kaya maupun yang miskin, baik pejabat maupun orang biasa. Karena apapun keadaannya, tidak menjadi halangan bagi kita untuk mengunjunginya.
Hanya saja, sudah menjadi suatu syariat dan budaya yang berlaku dalam bertamu saat Lebaran bahwa yang lebih muda datang kepada yang lebih sepuh, bawahan datang kepada atasan, dan seterusnya.

6. Menjaga Sikap dan Sopan santun

Sebagai umat Islam, dianjurkan untuk menjaga sikap dan sopan santun di hadapan orang yang dikunjungi, seperti mengucap salam, menyalami orang, duduk di tempat yang disediakan dan tidak melontarkan candaan atau perkataan yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tidak diperbolehkan untuk terlalu memperhatikan keadaan seisi rumah, tidak boleh duduk di depan ruangan yang menghalangi orang lewat dan tidak banyak bertanya kecuali hal seperti toilet dan tempat salat.
Sangat dianjurkan untuk menunjukan perbuatan yang membahagiakan tuan rumah. Bahkan, demi membahagiakannya, diperbolehkan berbuka saat berpuasa sunah, bukan puasa wajib. Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadis berikut.
أَنْ لَا يَمْتَنِعَ لِكَوْنِهِ صَائِمًا بَلْ يَحْضُرُ فَإِنْ كَانَ يَسُرُّ أَخَاهُ إِفْطَارُهُ فَلْيُفْطِرْ وَلْيَحْتَسِبْ فِي إِفْطَارِهِ بِنِيَّةِ إِدْخَالِ السُّرُورِ عَلَى قَلْبِ أَخِيهِ ... وذلك في صوم التطوع
An la yamtanie likawnih sayiman bal yahdur fa'iin kan yasurr 'akhah 'iiftaruh falyuftir walyahtasib fi 'iiftarih biniat 'iidkhal alssurur ealaa qalb 'akhih ... wadhalik fi sawm altatawue
ADVERTISEMENT
Artinya, “Memenuhi undangan hendaknya jangan sampai terhalang oleh keadaan seseorang sedang berpuasa. Tetap datanglah menghadirinya. Bahkan, jika berbuka adalah hal lebih menyenangkan saudaranya, maka berbukalah. Perhatikan pula, saat ia berbuka, harus diniatkan memberikan kesenangan dalam hati saudaranya. Namun, itu dilakukan dalam puasa sunat.” (ِl-Ghazali, II/20).

7. Tidak Memakan Hidangan secara Berlebihan

Momen hari raya Idulfitri pastinya banyak hidangan makanan yang akan tersaji di rumah. Ketika kita bertamu, tentu kita akan disajikan berbagai macam hidangan. Mulai dari kue kering, minuman, hingga makanan berat khas Lebaran seperti ketupat dan opor ayam.
Dan kita harus memakan hidangan tersebut untuk menghargai tuan rumah. Jangan lupa untuk memberikan pujian seputar makanan yang telah disajikan. Sebaiknya makan secukupnya, dan jangan mengambil terlalu berlebihan.
ADVERTISEMENT

8. Membawa Bingkisan

Dalam bertamu, ajib untuk membahagiakan tuan rumah. Salah satau caranya adalah dengan membawa bingkisan atau buah tangan untuk si tuan rumah. Tetapi, hal ini bukanlah satu keharusan, sehingga menjadi penghalang tercapainya silaturahim.
Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
“Berilah hadiah di antara kalian! Niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)
Selain itu, sudah seharunya kita peka dan tidak memberatkan dalam adab bertamu. Jangan sampai karena terlalu lama bertamu dapat membuat tuan rumah menjadi terbebani dan merasa tidak enak. Seperti firman Allah Swt:
“Bila kamu selesai makan, keluarlah!” (Qs. Al Ahzab: 53)
Demikian contoh adab ketika bertamu saat Lebaran beserta penjelasannya yang harus diperhatikan dan diterapkan umat muslim demi mencapai keutamaan dalam bersilaturahmi.(apr)
ADVERTISEMENT