Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
8 Hadist tentang Ikhlas sebagai Bentuk Ketaatan kepada Allah
22 Februari 2024 19:30 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam agama Islam semua amalan yang wajib tercantum dalam Al-Qur'an, sedangkan amalan sunnah tercantum di dalam hadist. Maka tidak heran jika banyak terdapat hadist tentang ikhlas sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku Quran Hadist, Muhaemin, (2008:5), menurut bahasa hadist mempunyai arti, yaitu baru, dekat, warta, atau berita. Adapun pengertian hadist menurut istilah ialah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi baik berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapan.
Fungsi hadist adalah sebagai penjelas dari Al-Qur'an yang masih bersifat umum. Selain itu juga untuk menguatkan hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Qur'an serta menentukan hukum tersendiri.
Pengertian Ikhlas
Sebelum mengetahui hadist tentang ikhlas, ketahui terlebih dahulu pengertian dari ikhlas. Inilah pengerian ikhlas berdasarkan buku Dahsyatnya Ikhlas, Mahmud Ahmad Mustafa, (2009:9).
Ikhlas ditinjau dari sisi bahasa berasal dari kholusho, yaitu kata kerja intransitif yang artinya bersih, jernih, murni, suci, atau bisa juga diartikan tidak ternoda (terkena campuran).
ADVERTISEMENT
Ikhlas menurut bahasa adalah sesuatu yang murni yang tidak tercampur dengan hal- hal yang bisa mencampurinya. Dalam Al-Qur'an disebutkan:
وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْتَ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِعًا لِلشَّارِبِينَ
"Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya." (QS. An-Nahl: 66)
Pada ayat di atas Allah Swt telah memberikan pelajaran bagi umat Islam lewat binatang ternak. Betapa Dia telah memisahkan susu dari bercampurnya kotoran dan darah, padahal ketiga macam benda tersebut sama-sama berada dalam satu tubuh (perut).
ADVERTISEMENT
Demikian itulah makna ikhlas, yakni sesuatu yang bersih dan murni dari segala campuran.
Dikatakan bahwa "madu itu murni" jika sama sekali tidak tercampur dengan campuran dari luar. Selanjutnya, setelah mengalami penambahan huruf menjadi akhlasho, maka kata itu berubah menjadi transitif yang berarti membersihkan atau memurnikan.
Orang yang membersihkan atau memurnikan dikatakan sebagai al-mukhlis. Dalam Al-Qur'an disebutkan:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus..." (QS. Al-Bayyinah: 5)
Maka, orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya' dalam beramal.
ADVERTISEMENT
Sedangkan lawan dari ikhlas adalah isyrak, yang berarti menyekutukan. Ikhlas dan lawannya ini berkenaan dengan tujuan atau niat seseorang. Niat adalah sesuatu yang mengacu kepada berbagai respon bermacam hal yang membangkitkan.
Apabila faktor pembangkit amal perbuatan hanya satu, maka perbuatan itu disebut ikhlas dalam kaitannya dengan apa yang diniatkan, yaitu Allah.
Sedangkan orangnya disebut sebagai mukhlish. Apabila faktor pembangkit tersebut ada dua atau lebih, maka sudah bisa dikategorikan bahwa tanda-tanda tidak ikhlas telah muncul dalam hati.
Faktor pembangkit lain dalam amal yang bisa merusak keikhlasan yaitu: riya (pamer), sum'ah (ingin didengar orang), dan 'ujub (mem- banggakan diri). Dan orang yang menyekutukan dalam amal disebut musyrik.
Selanjutnya, para ulama bervariasi dalam mendefinisikan ikhlas, namun hakikat dari definisi-definisinya adalah sama. Di antaranya ada yang mendefinisikan bahwa ikhlas adalah "menjadikan tujuan hanyalah untuk Allah tatkala beribadah", yaitu jika sedang beribadah maka hati dan wajah diarahkan kepada Allah bukan kepada manusia.
ADVERTISEMENT
Ada yang mengatakan bahwa ikhlas adalah "membersihkan amalan dari komentar manusia". Ada juga yang mengatakan bahwa ikhlas adalah "samanya amalan-amalan seorang hamba antara yang nampak dengan yang ada di batin."
Ada pula yang mengungkapkan balıwa ikhlas adalah, "melupakan pandangan manusia dengan selalu memandang kepada Allah". Ulama terkenal Abi Qasimy al-Qusyairi berkata, "ikhlas adalah menjadikan tujuan taat satu-satunya hanyalah kepada Allah Swt yang ingin mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mendapat pujian."
Dari beberapa penjelasan tentang makna ikhlas di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa keseluruhannya mengarah pada makna, yakni pengharapan terhadap rida Allah semata dan tidak mengiringinya dengan pengharapan terhadap rida dari selain Allah, apalagi hanya mengharap rida dari selain Allah.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, wajar jika lawan dari sifat ikhlas disebut juga syirik kecil, yakni ketika menyandingkan makhluk sejajar dengan Allah sebagai pihak yang dimintai keridaannya.
8 Hadist tentang Ikhlas
Berikut adalah hadist tentang ikhlas untuk umat muslim sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt:
Hadist 1
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ – وَفِي رِوَايَةٍ : بِالنِّيَّةِ – وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ .
Terjemah dari Umar bin Khatab ra, yang artinya: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda amal itu hanyalah dengan niat dan bagi setiap orang (balasan) sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah (dengan niat) kepada Allah dan RasulNya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa berhijrah (dengan niat) kepada (keuntungan) dunia yang akan diperolehnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada apa yang ia hijrah kepadanya.
ADVERTISEMENT
Hadist 2
Dari Abu Hurairah RA, yang artinya: Rasulullah saw pernah bersabda,
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم
“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu.” (HR. Muslim)
Hadist 3
وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ صَمَّاءَ لَيْسَ لَهَا بَابٌ وَ لاَ كَوَّةٌ لَخَرَجَ عَمَلُهُ كَائِنًا مَا كَانَ. متفق عليه
“Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut keadaannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT
Hadist 4
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ – وَفِي رِوَايَةٍ : بِالنِّيَّةِ – وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ .
"Amal itu tergantung dengan niatnya, dan bagi setiap orang balasannya sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barang siapa berhijrah dengan niat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia mendapatkan balasan hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa berhijrah dengan niat kepada keuntungan dunia yang akan diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut." (HR. Bukhari, Muslim)
ADVERTISEMENT
Hadist 5
وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ صَمَّاءَ لَيْسَ لَهَا بَابٌ وَ لاَ كَوَّةٌ لَخَرَجَ عَمَلُهُ كَائِنًا مَا كَانَ. متفق عليه
"Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut keadaannya." (HR. Bukhari, Muslim)
Hadist 6
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ الأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا : بِدَعْوَتِهِمْ وَ صَلاَتِهِمْ وَ إِخْلاَصِهِمْ
"Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan orang-orang yang lemah dengan doa, salat, dan keikhlasan mereka." (HR. Nasa'i)
Hadist 7
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم
ADVERTISEMENT
"Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu." (HR. Muslim)
Hadist 8
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ الأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا : بِدَعْوَتِهِمْ وَ صَلاَتِهِمْ وَ إِخْلاَصِهِمْ
"Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan orang-orang yang lemah dengan do’a, shalat dan keikhlasan mereka." (HR Nasa'i, 6/45)
Kumpulan hadist tentang ikhlas di atas, dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang bisa menambah ketaatan para umat Islam. (Adm)
Baca juga: Pengertian dan Macam-Macam Hadits Shahih