Konten dari Pengguna

8 Tradisi Islam di Nusantara yang Beragam dan Harus Dilestarikan

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
20 Maret 2024 21:19 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tradisi Islam di Nusantara. Unsplash/Falaq Lazuardi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tradisi Islam di Nusantara. Unsplash/Falaq Lazuardi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya memiliki berbagai jenis tradisi yang terus dilestarikan. Hal ini termasuk dengan tradisi Islam di Nusantara yang beragam jenisnya dan menarik untuk diketahui guna menambah wawasan.
ADVERTISEMENT
Keberadaan tradisi Islam ini tidak lepas dari tingkat pemeluk agama Islam yang tinggi di Indonesia, di mana sekitar 87,2% masyarakat beragama Islam sebagaimana dikutip dari situs resmi kemenag.go.id. Sebagai agama yang dianut mayoritas masyarakat, membuat tradisi Islam sangat banyak di Indonesia.
Tradisi Islam di setiap daerah juga terdapat perbedaan dan beraneka ragam. Keberagaman tradisi ini juga disebabkan oleh beragamnya suku, adat, dan budaya yang ada di Indonesia. Masing-masing suku memiliki adat dan budayanya sendiri sehingga tercipta tradisi Islam yang beragam pula di Nusantara.

Pengertian Tradisi

Ilustrasi Tradisi Islam di Nusantara. Unsplash/Rachid Oucharia
Dikutip dari buku Tradisi, Agama, dan Akseptasi Modernisasi pada Masyarakat Pedesaan Jawa Bungaran Antonius Simanjuntak, (2016:145), tradisi merupakan sebagian unsur dari sistem budaya masyarakat yang berwujud warisan budaya dari nenek moyang.
ADVERTISEMENT
Tradisi tersebut diwariskan oleh nenek moyang untuk diikuti karena dianggap dapat memberikan pedoman hidup bagi mereka yang masih hidup. Tradisi dapat bernilai baik bahkan dianggap tidak dapat diubah atau ditinggalkan.
Terkadang tradisi juga mengandung nilai-nilai religi. Hal ini juga terjadi di Indonesia, di mana ada banyak tradisi yang berkaitan dengan agama. Termasuk dengan tradisi Islam yang ada di berbagai wilayah di Tanah Air.

8 Tradisi Islam di Nusantara yang Menarik untuk Diketahui

Tradisi Islam di Nusantara. Unsplash/Ed Us
Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisinya masing-masing, termasuk dengan tradisi Islam. Ada berbagai jenis tradisi Islam yang menarik untuk diketahui.
Berikut adalah berbagai tradisi Islam di Nusantara yang beraneka ragam dan harus tetap dilestarikan agar terus ada selama-lamanya.
ADVERTISEMENT

1. Halal Bihalal

Halal bihalal menjadi salah satu tradisi Islam yang paling populer. Tradisi satu ini sudah melekat pada perayaan Idulfitri di Indonesia.
Dikutip dari situs resmi ditsmp.kemdikbud.go.id, halal bihalal dapat diartikan sebagai maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan.
Biasanya halal bihalal dilakukan dengan bersilaturahmi ke rumah tetangga, teman, saudara, dan kerabat. Pada kegiatan ini setiap orang akan saling memaafkan dan bersalam-salaman.
Bisa dibilang halal bihalal merupakan tradisi yang hanya dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Umumnya, halal bihalal dilakukan dalam suatu lingkaran kelompok tertentu, seperti halal bihalal dengan satu sekolah, satu kantor, maupun satu keluarga besar, dan lainnya.
Tujuan dari halal bihalal ini untuk menciptakan keharmonisan antara sesama umat muslim. Dengan saling memaafkan, diharapkan tidak ada rasa iri maupun dendam antar sesama.
ADVERTISEMENT

2. Tradisi Sekaten

Tradisi Sekaten menjadi salah satu tradisi Islam yang unik. Tradisi ini dilakukan satu tahun sekali secara rutin, yaitu setiap tanggal 5 sampai 11 Rabi’ul Awal atau dalam kalender Jawa disebut sebagai bulan Maulud di Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta.
Tradisi Sekaten diselenggarakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw sekaligus mengenang jasa Wali Songo dalam penyebaran agama Islam. Sebab, tradisi ini lahir dari Wali Songo sebagai tokoh yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Pada tradisi ini akan ada kegiatan pasar malam selama sebulan penuh serta gamelan yang diarak ke masjid. Gamelan ini akan dibunyikan secara terus menerus.
Pada Tradisi Sekaten akan ada sejumlah rangkaian acara, seperti Grebeg Muludan dan Grebeg Maulid. Kedua acara tersebut merupakan tradisi yang unik di mana akan ada gunungan yang berisi makanan diarak menuju masjid.
ADVERTISEMENT

3. Syawalan

Tradisi Syawalan menjadi tradisi Islam lainnya yang dirayakan oleh masyarakat Jawa yang beragama Islam. Syawalan biasanya dilakukan pada bulan Syawal, yaitu seminggu setelah Idulfitri.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa tradisi ini disebut Syawalan karena diadakan di bulan Syawal. Pada tradisi ini masyarakat akan membuat ketupat sehingga disebut juga sebagai Lebaran Ketupat.
Walau banyak yang membuat ketupat, namun ada juga yang melakukan tukar-menukar ketupat tersebut. Ada pula juga melakukan Syawalan dengan membuat acara berebut ketupat.
Di beberapa daerah, tidak hanya ketupat yang dibuat, tetapi juga lepet dan apem. Biasanya ketupat yang telah dibuat tersebut disusun menjadi gunungan yang dilengkapi dengan aneka buah dan sayur mayur untuk diarak keliling kampung.
ADVERTISEMENT

4. Tahlilan

Tradisi Islam di Nusantara berikutnya adalah tahlilan. Tahlilan merupakan tradisi yang bertujuan untuk menyatakan simpati dan empati kepada keluarga yang ditimpa musibah, seperti kematian.
Biasanya tahlilan dilakukan dengan mengadakan pengajian bersama banyak orang. Pada tahlilan sejumlah doa dibacakan bersama-sama dalam hari-hari tertentu setelah kematian seseorang.
Hal ini bermaksud untuk mendoakan seseorang yang telah meninggal tersebut.
Umumnya tahlilan dilakukan pada malam pertama setelah seseorang meninggal dunia hingga hari ketujuh. Selain itu, tahlilan akan kembali dilakukan pada hari ke-40, hari ke-100, dan hari ke-1000 setelah kematian.
Selama tahlilan akan ada pembacaan doa dan ayat-ayat Al-Qur’an untuk memohon ampun dan rahmat dari Allah Swt. Ada juga yang membacakan selawat dan zikir untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
ADVERTISEMENT

5. Grebeg

Grebeg menjadi salah satu tradisi yang diadakan hingga tiga kali dalam setahun di Yogyakarta. Biasanya Grebeg dilakukan untuk memperingati suatu peristiwa tertentu.
Tradisi Grebeg ini biasanya diadakan untuk memperingati Idulfitri, Iduladha, dan Maulid Nabi. Untuk Grebeg Syawal biasanya dilakukan pada tanggal 1 Syawal. Lalu Grebeg Besar diadakan pada tanggal 10 bulan Dzulhijah untuk merayakan Iduladha.
Sementara Grebeg untuk memperingati Hari Kelahiran Nabi Muhammad saw. atau Grebeg Maulud diperingati pada tanggal 12 Rabiulawal. Setiap tradisi Grebeg diawali dengan perangkat gamelan sekaten milik Keraton Yogyakarta.
Selain itu akan ada beberapa gunungan yang berisi makanan. Nantinya gunungan tersebut akan dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk sedekah.

6. Sesaji Rewanda

Sesaji Rewanda menjadi tradisi Islam lainnya yang dilakukan pada bulan Syawal. Tradisi ini diselenggarakan sebagai bentuk perayaan kemenangan umat Islam setelah berpuasa di bulan Ramadan.
ADVERTISEMENT
Sesaji Rewanda ini digelar oleh masyarakat Semarang setiap tanggal 3 di bulan Syawal. Tradisi ini juga diadakan untuk mengenang kisah Sunan Kalijaga dalam pembangunan Masjid Agung Demak.
Tidak berbeda jauh dengan tradisi Syawalan di daerah lain, pada tradisi Sesaji Rewanda ini juga akan ada gunungan yang berisi aneka makanan, mulai dari buah-buahan, sayur mayur, hingga ketupat. Gunungan tersebut akan diarak dan dibagikan kepada masyarakat.
Saat gunungan diarak, akan ada empat orang yang melakukan tarian dengan kostum monyet. Hal ini melambangkan para sahabat Sunan Kalijaga yang diminta untuk memindahkan kayu jati guna membangun masjid.
Setelah gunungan selesai diarak, akan ada doa bersama yang dipimpin oleh tokoh adat dan tarian yang diiringi oleh gamelan. Setelah pembacaan doa dan tarian selesai, barulah gunungan bisa dibagikan kepada masyarakat yang hadir.
ADVERTISEMENT

7. Njimbungan

Daerah Klaten yang ada di Jawa Tengah juga memiliki tradisi Islam yang biasanya dilakukan pada bulan Syawal, yaitu Njimbungan. Tradisi ini berkembang di Desa Jimbung, Klaten, Jawa Tengah.
Tradisi ini merupakan arak-arakan gunungan yang berisi ketupat dan berbagai hasil bumi. Nantinya gunungan ini akan dibagikan ke seluruh masyarakat yang hadir mengikuti acara tradisi tersebut.
Ketupat yang ada pada gunungan pada Tradisi Njimbungan ini dipercaya memiliki berkah tersendiri bagi orang-orang yang memakannya. Sehingga tidak heran jika banyak orang berebut untuk mendapatkan gunungan ini.
Umumnya Njimbungan diadakan enam hari setelah Idulfitri. Sehingga tradisi ini masih masuk ke dalam tradisi Syawalan yang diadakan oleh berbagai wilayah di Pulau Jawa, khususnya pada masyarakat Jawa.
ADVERTISEMENT

8. Tradisi Tabuik

Tidak hanya di Pulau Jawa, sejumlah tradisi Islam juga turut diadakan oleh masyarakat luar Pulau Jawa. Salah satunya adalah Tradisi Tabuik yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat.
Tradisi Tabuik merupakan perayaan untuk memperingati Asyura yaitu gugurnya Imam Husain yang merupakan cucu Muhammad. Pada tradisi ini akan ada penampilan Pertempuran Karbala dan memainkan drum tassa dan dhol.
Tradisi ini dilakukan dalam beberapa tahapan dan rangkaian acara. Tahapan tersebut mulai dari mengambil tanah, menebang batang pohon pisang, mataam, mengarak jari, mengarak sorban, tabuik naik pangkek, hoyak tabuik, dan membuang tabuik ke laut.
Biasanya tradisi ini mulai dilakukan pada tanggal 1 Muharram dan berlangsung selama beberapa hari. Ada acara puncak yang umumnya diadakan pada tanggal 10 hingga 15 Muharram.
ADVERTISEMENT
Sebagai ritual penutup, menjelang magrib tabuik yang berupa kayu akan diarak menuju pantai untuk dilarung ke laut.
Itulah delapan tradisi Islam di Nusantara yang memiliki daya tarik masing-masing dan ciri khasnya yang unik dan menarik.
Setiap tradisi memiliki nilai dan artinya tersendiri, sehingga menciptakan keberagaman budaya yang patut dilestarikan oleh setiap masyarakat Indonesia. (PRI)