9 Amalan Sunnah Idul Fitri yang Bisa Menambah Pahala

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
28 Maret 2024 15:17 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi amalan sunnah Idul Fitri. Foto: Odua Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi amalan sunnah Idul Fitri. Foto: Odua Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Idul Fitri dilaksanakan pada setiap 1 Syawal penanggalan Hijriah. Setiap umat Islam selalu menantikan hari raya ini, tak terkecuali di Indonesia. Namun, jangan lupa untuk melaksanakan ibadah sunnah saat Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Hal ini sebagaimana Rasulullah SAW yang menyambut Idul Fitri dengan mengerjakan berbagai amalan istimewa. Lantas, apa saja amalan sunnah Idul Fitri? Simak artikel ini untuk uraian lengkapnya!

Amalan Sunnah Idul Fitri

Ilustrasi amalan sunnah Idul Fitri. Foto: Pexels/Didno Didno.
Menyemarakkan hari raya Idul Fitri adalah salah satu amalan sunnah yang mendatangkan pahala bagi siapa saja yang melakukannya. Setiap umat Islam dianjurkan untuk menyambut kedatangan 1 Syawal dengan penuh kebahagiaan.
Dirangkum dari sditattaubahbatuajibatam.sch.id dan nu.or.id, berikut ini sederet amalan sunnah Idul Fitri:

1. Menghidupkan Malam Idul Fitri

Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk menghidupkan malam Hari Raya Idul Fitri dengan memperbanyak salat, salawat, dan membaca Al-Quran. Hal tersebut tercantum dalam hadis riwayat berikut:
مَنْ قَامَ لَيْلَتَىِ الْعِيدَيْنِ لِلهِ مُحْتَسِبًا لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ. (رواه الشافعي وابن ماجه)
ADVERTISEMENT
Artinya: "Siapa saja yang qiyamul lail pada dua malam Id (Idul Fitri dan Idul Adha) karena Allah demi mengharap ridha-Nya, maka hatinya tidak akan mati pada hari di mana hati manusia menjadi mati," (HR As-Syafi’i dan Ibn Majah)
Selain itu, pada malam Idul Fitri, disunnahkan untuk memperbanyak doa, sebab termasuk dalam waktu yang mustajab.

2. Memperbanyak Membaca Takbir

Amalan sunnah selanjutnya adalah memperbanyak membaca takbir saat Idul Fitri. Hal tersebut sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 185 berikut.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ۝١٨٥
ADVERTISEMENT
Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).
Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur." (QS Al Baqarah: 185"
Selain itu, membaca takbir juga tercantum dalam hadis Rasulullah, berikut isinya.
"Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam biasa keluar hendak salat pada hari raya Idul Fitri sambil bertakbir sampai di lapangan dan sampai salat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir." (Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 2/1/2)
ADVERTISEMENT
Adapun bacaan takbir Idul Fitri adalah sebagai berikut:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya."

3. Mandi Sebelum Salat Idul Fitri

Mandi sebelum salat Idul Fitri adalah sunnah. Hal tersebut tercantum dalam dalil berikut ini:
"Dari 'Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu, seseorang pernah bertanya pada 'Ali mengenai mandi. 'Ali menjawab, "Mandilah setiap hari jika kamu mau." Orang tadi berkata, "Bukan. Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?" 'Ali menjawab, "Mandi pada hari Jum'at, hari 'Arafah, hari Idul Adha dan Idul Fitri"." (HR. Al-Baihaqi, 3: 278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Lihat Al-Irwa', 1: 177)
ADVERTISEMENT
Anjuran mandi ini juga berlaku untuk orang-orang yang tak melaksanakan salat ied, misalnya wanita yang haid atau sedang sakit. Sementara, waktu sunnah mandi sebelum salat Idul Fitri adalah mulai tengah malam sampai tenggelamnya matahari di keesokan harinya.
Sebelum mandi di Hari Raya Idul Fitri, sebaiknya untuk melafalkan niat terlebih dahulu. Berikut ini bacaannya:
نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu gusla 'idilfitri sunnatallilahita'ala
Artinya: "Aku niat mandi Idul fitri, sunnah karena Allah."

4. Makan Sebelum Salat Idul Fitri

Selain mandi, umat Islam dianjurkan makan sebelum salat Idul Fitri atau sebelum keluar rumah. Hal ini dikarenakan ada larangan berpuasa pada hari tersebut dan makan sebelum salat adalah tanda bahwa ia tak lagi berpuasa.
Makanan yang disunnahkan untuk dikonsumsi sebelum salat Idul Fitri adalah kurma dengan jumlah ganjil, sebagaimana yang tercantum dalam hadis berikut:
ADVERTISEMENT
"Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Salam tidaklah keluar pada hari Idul Fitri (ke tempat salat, pen.) sampai beliau makan beberapa kurma terlebih dahulu. Beliau memakannya dengan jumlah yang ganjil.' (HR. Bukhari)

5. Berhias Diri

Saat menuju tempat salat Idul Fitri, dianjurkan untuk berhias diri terlebih dahulu dan mengenakan pakaian terbaik. Sebenarnya, aturan menawan ini berlaku untuk pria, sementara untuk wanita lebih aman tak menampakkan kecantikannya di hadapan laki-laki lain.
Memakai wewangian juga merupakan amalan sunnah yang dapat dilakukan umat Islam di Hari Raya Idul Fitri. Sebagaimana hadis berikut ini:
"Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhuma berkata: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyuruh kami agar memakai pakaian terbaik dan wewangian terbaik yang kamu miliki pada dua hari raya." (HR Imam Al-Hakim)
ADVERTISEMENT

6. Jalan Kaki Menuju Tempat Salat Idul Fitri

Sunnah selanjutnya adalah berjalan kaki menuju tempat salat Idul Ftri. Sebagaiman ucapan Sayyidina Ali berikut ini:
مِنْ السُّنَّةِ أَنْ يَخْرُجَ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا
Artinya: "Termasuk sunnah Nabi adalah keluar menuju tempat shalat Id dengan berjalan." (HR. al-Tirmidzi dan beliau menyatakannya sebagai hadits Hasan)
Bagi orang yang tak mampu berjalan kaki, seperti orang yang sudah tua, orang lumpuh, atau yang sedang sakit, dapat menggunakan kendaraan.

7. Salat Ied

Salat ied adalah ibadah sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan untuk semua umat Islam, kecuali bagi mereka yang berhalangan dan tak dapat melaksanakannya. Bahkan, ada beberapa ulama berpendapat bahwa hukum salat ied adalah fardu kifayah atau wajib kolektif.
Nabi Muhammad SAW melaksanakan salat Idul Fitri setiap tahunnya dan dianjurkan untuk melaksanakan secara berjamaah. Untuk waktu melaksanakan salat ied adalah dimulai sejak terbitnya matahari sampai masuk waktu dhuhur.
ADVERTISEMENT
Bagi wanita yang sedang haid, dianjurkan untuk datang ke tempat dilaksanakannya salat ied tetapi harus memisahkan diri dan tak ikut melaksanakan salat.
"Berdasarkan hadis riwayat Ummu 'Athiyyah: "Dari Umi athiyah berkata: Kami diperintahkan mengajak orang yang sedang haid dan orang-orang tua menghadiri dua salat ied. Lalu mereka menyaksikan jamaah umat Islam dan ajakan mereka. Sedangkan orang yang haid dipisahkan dari tempat salat. Seorang wanita bertanya: Wahai Rasulullah, salah satu kami tidak punya jilbab? Nabi menjawab: Hendaklah temannya memberikan jilbab untuknya"." (HR Bukhari)

8. Membedakan Jalan Pulang dan Pergi

Umat Islam yang berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan ke tempat dilaksanakannya salat Idul Fitri, sebaiknya membedakan rute jalan pulang dan pergi. Ini termasuk sunnah yang dianjurkan di Hari Raya Idul Fitri, sebagaimana disebutkan Syekh Abdul Qadur Al-Hailani dalam Ghuniyatul Thalibin.
ADVERTISEMENT
"Orang Mukmin dianjurkan pergi dan pulang dari shalat ied dari jalan yang berbeda karena Ibnu Umar menyatakan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. pergi dan pulang shalat id dari jalan yang berbeda."

9. Saling Mengucapkan Salam dan Doa

Sunnah terakhir adalah saling mengucapkan salam dan doa kepada sesama jamaah salat Idul Fitri. Tak ada syariat yang mengatur ucapan apa yang dianjurkan diberikan kepada umat Islam lainnya. Berikut ini adalah salah satu contoh ucapan selamat Idul Fitri:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
Taqabbalallahu minna wa minkum
Artinya: "Semoga Allah menerima amalan kami dan kalian."
(NSF)