Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
9 Contoh Aplikasi Teknologi Ramah Lingkungan dalam Bidang Energi
4 Mei 2024 20:55 WIB
·
waktu baca 9 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Deretan contoh aplikasi teknologi ramah lingkungan dalam bidang energi merupakan bukti kesadaran terhadap lingkungan yang berkelanjutan. Aplikasi teknologi ramah lingkungan diyakini menjadi kunci membangun masa depan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Teknologi Ramah Lingkungan oleh M. Rezha Taufani (2023:6), teknologi ramah lingkungan menciptakan sebuah teknologi yang tidak berdampak buruk terhadap lingkungan, baik manusia, maupun makhluk hidup lainnya.
Oleh karena itu, inovasi dan penerapan teknologi ramah lingkungan dalam bidang energi dapat mengurangi jejak karbon serta memanfaatkan sumber daya alam secara lebih efisien.
9 Contoh Aplikasi Teknologi Ramah Lingkungan dalam Bidang Energi
Untuk lebih memahami contoh aplikasi teknologi ramah lingkungan dalam bidang energi, berikut adalah 9 teknologi ramah lingkungan tersebut dan pemanfaatannya:
1. Biofuel
Aplkasi teknologi ramah lingkungan yang pertama adalah biofuel. Biofuel merupakan jenis bahan bakar yang ramah lingkungan karena dihasilkan dari bahan organik seperti tanaman, limbah pertanian, atau limbah makanan.
ADVERTISEMENT
Contoh utama biofuel adalah biodiesel yang dihasilkan dari minyak nabati dan bioetanol yang berasal dari fermentasi gula tanaman seperti tebu atau jagung.
Di Indonesia, penggunaan biodiesel semakin berkembang, terutama dalam campuran bahan bakar diesel untuk kendaraan bermotor. Salah satu contoh penggunaannya adalah dalam produk bahan bakar Pertamina Dex, yang merupakan campuran biodiesel dengan bahan bakar diesel konvensional.
Penggunaan biofuel ini membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencemaran udara dari kendaraan bermotor, sehingga mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Selain itu, biofuel juga memiliki potensi dalam meningkatkan kemandirian energi negara dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia secara berkelanjutan.
Pengembangan teknologi biofuel juga memberikan peluang ekonomi baru, seperti pengembangan industri biodiesel dan bioetanol yang dapat memberikan lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar.
ADVERTISEMENT
Dengan terus mengembangkan dan mendorong penggunaan biofuel, Indonesia dapat menjadi salah satu pemimpin dalam penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, berkontribusi pada upaya global dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan mengarahkan dunia menuju energi yang lebih berkelanjutan.
2 . Biogas
Biogas merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan karena dihasilkan dari proses penguraian bahan organik oleh bakteri secara anaerobik.
Bahan baku untuk biogas biasanya berasal dari limbah organik seperti kotoran ternak, limbah pertanian, atau limbah makanan. Di Indonesia, penggunaan biogas semakin diterapkan, terutama di peternakan yang menghasilkan limbah organik dalam jumlah besar.
Peternakan-peternakan besar maupun kecil memanfaatkan limbah kotoran ternak untuk diproses menjadi biogas melalui digester anaerobik.
Biogas yang dihasilkan kemudian digunakan sebagai sumber energi untuk memasok listrik, memasak, atau bahkan menggerakkan mesin-mesin di peternakan.
ADVERTISEMENT
Manfaat penggunaan biogas tidak hanya dalam hal menghasilkan energi alternatif yang ramah lingkungan, tetapi juga membantu mengurangi masalah lingkungan seperti polusi air dan udara yang disebabkan oleh limbah organik.
Selain itu, penggunaan biogas juga berpotensi mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendukung keberlanjutan energi di tingkat lokal.
3. Panel Surya
Jika berbicara tentang teknologi ramah lingkungan di bidang teknologi, pasti pertama kali yang terpikir adalah Panel surya. Panel surya atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah teknologi yang memanfaatkan energi matahari untuk menghasilkan listrik.
Di Indonesia, aplikasi panel surya semakin berkembang dan banyak diterapkan baik untuk skala rumah tangga maupun industri.
Indonesia mencatat sejarah dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di Asia Tenggara, dan peringkat ketiga di dunia. Infrastruktur yang dimaksud adalah PLTS Terapung Cirata yang berlokasi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada skala rumah tangga, penggunaan panel surya di atap rumah menjadi populer sebagai sumber energi alternatif. PLTS di rumah tangga tidak hanya mengurangi tagihan listrik bulanan, tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan pada listrik dari sumber konvensional yang lebih merugikan lingkungan.
Contoh aplikasi panel surya di rumah tangga adalah untuk menyediakan listrik bagi kebutuhan sehari-hari seperti penerangan, pengisian baterai, dan mesin-mesin rumah tangga.
Di sektor industri, penggunaan panel surya juga semakin meningkat. Gedung-gedung komersial dan industri menggunakan PLTS sebagai sumber energi tambahan atau bahkan utama.
Hal ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomis dengan mengurangi biaya listrik dari PLN, tetapi juga mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dan pencemaran udara dari pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil.
ADVERTISEMENT
Penerapan panel surya juga memicu industri terkait seperti manufaktur panel surya, instalasi, dan perawatan sistem PLTS. Ini memberikan peluang ekonomi baru dan menciptakan lapangan kerja di sektor energi terbarukan.
4. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan infrastruktur yang memanfaatkan energi air untuk menghasilkan listrik melalui turbin.
Di Indonesia, contoh nyata pemanfaatan PLTA adalah PLTA Saguling yang terletak di Jawa Barat. PLTA Saguling menghasilkan listrik dari aliran Sungai Citarum yang merupakan salah satu sungai utama di pulau Jawa.
Pemanfaatan PLTA seperti Saguling memiliki beberapa keunggulan. Pertama, PLTA merupakan sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca atau polusi udara.
Kedua, PLTA memiliki potensi besar dalam menghasilkan energi yang stabil dan dapat diandalkan karena aliran air yang relatif konsisten.
ADVERTISEMENT
Selain itu, PLTA juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial. Pembangunan PLTA membuka peluang investasi dan menciptakan lapangan kerja di sektor energi dan konstruksi.
Kemudian PLTA dapat menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat sekitar melalui program kompensasi atau pengembangan pariwisata.
Namun, pengembangan PLTA juga memiliki tantangan, terutama terkait dengan dampak lingkungan seperti perubahan aliran sungai dan potensi konflik dengan pemukiman atau lahan pertanian di sekitarnya.
Oleh karena itu, perencanaan yang matang dan pengelolaan yang baik sangat penting dalam pengembangan PLTA untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan sosial.
5. Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau yang sering disebut Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) merupakan infrastruktur yang memanfaatkan energi angin untuk menghasilkan listrik melalui turbin angin.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, pengembangan PLTB telah dimulai di beberapa daerah yang memiliki potensi angin yang cukup besar, terutama di daerah pesisir.
Pemanfaatan energi angin memiliki beberapa keunggulan. Pertama, energi angin merupakan sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca atau polusi udara.
Kedua, potensi angin di daerah pesisir Indonesia cukup besar, sehingga memiliki potensi untuk menghasilkan energi yang stabil dan konsisten.
Contoh pengembangan PLTB angin di Indonesia adalah proyek-proyek di daerah seperti Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, dan sebagian Pulau Jawa.
PLTB angin di daerah pesisir dapat menjadi alternatif yang menarik untuk memperluas portofolio energi terbarukan Indonesia.
Namun sama seperti PLTA, pengembangan PLTB juga memiliki tantangan. Salah satu tantangan utama adalah keberlanjutan angin sebagai sumber energi yang tidak selalu stabil dan dapat berfluktuasi.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, perencanaan yang matang dan teknologi yang canggih diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan energi angin sebagai sumber listrik yang handal.
6. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan infrastruktur yang memanfaatkan panas bumi untuk menghasilkan listrik melalui pembangkitan uap yang digunakan untuk memutar turbin dan generator.
Di Indonesia, PLTP telah dikembangkan di beberapa lokasi, salah satunya adalah di Gunung Salak, Jawa Barat, yang menjadi contoh pemanfaatan energi panas bumi secara efisien.
Pemanfaatan energi panas bumi memiliki beberapa keunggulan. Pertama, energi panas bumi merupakan sumber energi yang bersih dan terbarukan karena panas bumi berasal dari dalam bumi yang terus dipanaskan oleh aktivitas geotermal.
Kedua, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan listrik.
ADVERTISEMENT
PLTP di Gunung Salak merupakan salah satu proyek sukses dalam pemanfaatan energi panas bumi. PLTP ini mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas yang cukup besar dan efisien, memberikan kontribusi yang signifikan dalam pasokan listrik untuk seluruh wilayah Bogor.
Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan PLTPSAL juga memiliki tantangan. Salah satu tantangan utama adalah biaya investasi awal yang tinggi untuk membangun infrastruktur PLTPSAL yang kompleks. Selain itu, pengelolaan dan pemeliharaan PLTPSAL juga membutuhkan keahlian khusus dan teknologi yang canggih.
7. Geothermal
Energi geothermal merupakan teknologi yang memanfaatkan panas bumi untuk menghasilkan listrik. Indonesia memiliki potensi geothermal yang sangat besar, menjadikannya salah satu negara dengan sumber energi geothermal terbesar di dunia.
Beberapa pembangkit listrik geothermal di Indonesia telah sukses beroperasi, seperti yang terletak di Gunung Lawu, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan energi geothermal memiliki beberapa keunggulan. Pertama, energi geothermal bersumber dari panas bumi yang terus dipanaskan oleh aktivitas geothermal, sehingga merupakan sumber energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan.
Kedua, geothermal dapat diandalkan sebagai sumber energi yang stabil karena tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca seperti energi angin atau surya.
Pembangkit listrik geothermal di Gunung Lawu menjadi contoh sukses dalam pemanfaatan energi geothermal di Indonesia.
PLTP di Gunung Lawu mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas yang signifikan karena didukung geothermal dengan perkiraan cadangan energi listrik 165 MW, memberikan kontribusi yang besar dalam pasokan listrik di Jawa Tengah.
Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan energi geothermal juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah biaya investasi awal yang tinggi untuk pembangunan infrastruktur PLTP geothermal.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pengelolaan dan pemeliharaan PLTP geothermal juga memerlukan keahlian khusus dan teknologi yang canggih.
8. Hydrogen Power
Hydrogen power atau pembangkit listrik tenaga hidrogen menggunakan hidrogen sebagai sumber energi untuk menghasilkan listrik.
Meskipun pengembangan teknologi ini masih dalam tahap awal di Indonesia, potensi penggunaan hidrogen sebagai sumber energi cukup besar, terutama dalam konteks transportasi berbasis hidrogen di masa depan.
Penggunaan hidrogen sebagai sumber energi memiliki beberapa keunggulan yang menarik. Pertama, hidrogen merupakan sumber energi bersih dan ramah lingkungan karena saat digunakan dalam pembangkit listrik, hidrogen hanya menghasilkan air sebagai produk sampingan.
Kedua, hidrogen memiliki potensi untuk menjadi sumber energi yang stabil dan dapat diandalkan, terutama dalam mendukung transportasi masa depan yang lebih berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, pengembangan teknologi hydrogen power masih dalam tahap awal. Namun, potensi besar terletak pada transportasi berbasis hidrogen, seperti penggunaan fuel cell untuk kendaraan bermotor.
Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar untuk kendaraan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencemaran udara, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Tantangan utama dalam pengembangan hydrogen power di Indonesia adalah infrastruktur yang diperlukan untuk produksi, penyimpanan, dan distribusi hidrogen yang aman dan efisien.
Selain itu, perlu juga adanya regulasi yang mendukung dan insentif bagi industri untuk mengembangkan teknologi hydrogen power.
9. Fuel Cell
Fuel cell adalah teknologi yang menghasilkan listrik melalui reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen, tanpa menghasilkan emisi berbahaya.
Meskipun belum sebesar teknologi lainnya, aplikasi fuel cell mulai dikembangkan di Indonesia, terutama dalam konteks industri.
ADVERTISEMENT
Fuel cell memiliki beberapa keunggulan yang menarik. Pertama, fuel cell merupakan sumber energi bersih dan ramah lingkungan karena hanya menghasilkan air sebagai produk sampingan.
Kedua, fuel cell memiliki efisiensi tinggi dalam mengubah energi kimia menjadi listrik, sehingga menjadi alternatif yang menarik untuk digunakan dalam berbagai aplikasi.
Di Indonesia, pengembangan aplikasi fuel cell sedang berkembang, terutama di sektor industri.
Contoh pemanfaatannya adalah dalam sistem pembangkit listrik skala kecil untuk mendukung operasi industri atau dalam penyediaan listrik cadangan (backup power) yang handal dan bersih.
Tantangan dalam pengembangan fuel cell di Indonesia termasuk infrastruktur yang diperlukan untuk produksi, penyimpanan, dan distribusi hidrogen sebagai bahan bakar fuel cell.
Selain itu, peningkatan kapasitas produksi lokal dan penurunan biaya produksi juga menjadi fokus dalam pengembangan teknologi fuel cell.
ADVERTISEMENT
Itulah 9 contoh aplikasi teknologi ramah lingkungan dalam bidang energi. Jika berbicara kelebihannya bisa dilihat dari Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara yang mana sering menimbulkan masalah kesehatan melalui pencemaran udara. (Andi)