Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Aktiva Tetap: Pengertian, Karakteristik, hingga Metode Penyusutannya
11 Februari 2022 22:08 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aktiva tetap adalah salah satu jenis aset atau aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam ilmu akuntansi, aktiva tetap adalah jenis aset yang dimanfaatkan dalam proses produksi barang atau jasa.
ADVERTISEMENT
Aktiva tetap memiliki sifat yang tidak habis pakai, meskipun telah digunakan lebih dari 1 tahun. Meskipun demikian, aktiva tetap semakin lama akan mengalami penurunan nilai atau yang dikenal sebagai penyusutan aktiva tetap.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai aktiva tetap, simak penjelasan di bawah ini.
Pengertian Aktiva Tetap
Secara sederhana, aktiva tetap dapat diartikan sebagai jenis aset atau harta yang sulit diubah menjadi jenis aktiva lainnya (kas).
Menurut Muhammad Yusuf dalam buku Matematika Kelompok Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan Sosial, aktiva tetap adalah aktiva suatu perusahaan yang sifatnya tetap atau permanen yang digunakan dalam operasi-operasi penyelenggaraan suatu perusahaan.
ADVERTISEMENT
Aktiva tetap disebut juga kekayaan, pabrik, dan alat-alat perlengkapan. Aktiva tetap secara umum memiliki dua jenis, yakni aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud.
Dalam prinsip akuntansi, aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan aktiva tetap adalah harga beli atau faktur yang ditambah dengan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Karakteristik Aktiva Tetap
Sebagai suatu aset atau kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan, aktiva tetap tentunya memiliki karakteristik yang membedakannya dengan jenis aktiva lainnya.
Menurut Agus Ismaya Hasanudin dalam Teori Akuntansi, karakteristik dari aktiva tetap adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Jenis-Jenis dan Contoh Aktiva Tetap
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, aktiva tetap terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Mengutip dari buku Ekonomi dan Akuntansi: Membina Kompetensi Ekonomi oleh Eeng Ahman dan Epi Indriani, berikut penjelasannya.
1. Aktiva Tetap Berwujud
Aktiva tetap berwujud adalah jenis aktiva yang dapat dilihat dengan indera penglihatan seseorang atau memiliki bentuk fisik. Contoh aktiva tetap berwujud adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
2. Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Aktiva tetap tidak berwujud adalah jenis aktiva yang tidak memiliki bentuk fisik, sehingga tidak dapat dilihat dengan indera penglihatan. Contoh aktiva tetap tidak berwujud ialah:
Penyusutan Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah jenis aktiva yang dapat mengalami penyusutan. Penyusutan aktiva tetap atau depresiasi adalah biaya atau nilai yang timbul karena adanya penggunaan aktiva tetap.
Penyusutan aktiva tetap adalah alokasi secara periodik dan sistematis dari harga perolehan aktiva tetap selama periode yang mana memperoleh masa manfaat aktiva tetap tersebut.
ADVERTISEMENT
Penyusutan terjadi ketika aktiva telah digunakan dan merupakan beban pada periode yang mana aktiva tersebut tetap digunakan. Penyusutan dilakukan karena masa manfaat dan potensi aktiva tetap semakin berkurang.
Besaran penyusutan aktiva tetap diakibatkan oleh beberapa faktor. Menurut Ni Kadek Sinarwati dalam Pengantar Akuntansi II, faktor yang mempengaruhi nilai penyusutan aktiva tetap adalah:
Metode Penyusutan Aktiva Tetap
Untuk menghitung besaran penyusutan aktiva tetap , ada beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan, yaitu metode garis lurus, metode garis lurus, metode jumlah angka tahun, metode atas dasar satuan produksi
ADVERTISEMENT
Berikut penjelasan dari masing-masing metode penyusutan aktiva tetap dan contohnya.
1. Metode Garis Lurus
Metode garis lurus adalah jumlah beban penyusutan pada tiap periode selalu sama. Penyusutan aktiva tetap metode garis lurus dapat dihitung dengan rumus berikut:
Penyusutan = (Harga Perolehan - Nilai Residu) / Umur Ekonomis
Contoh Soal
Pada tahun 2014, Klinik Sehat membeli peralatan medis sebesar Rp65.000.000. Peralatan ini diperkirakan memiliki umur ekonomis 5 tahun dengan nilai residu Rp5.000.000. Berapakah besaran penyusutan dari peralatan medis tersebut?
Penyelesaian
Berdasarkan soal di atas, maka perhitungan penyusutan peralatan medis adalah:
Penyusutan = (Rp65.000.000-Rp5.000.000)/5
Penyusutan = Rp12.000.000
Maka, nilai penyusutan peralatan medis dari tahun 2014 hingga tahun 2019 adalah Rp12.000.000 sehingga memiliki nilai sisa Rp5.000.000.
ADVERTISEMENT
2. Metode Jumlah Angka Tahun Setiap Tahun
Metode ini dapat mengakibatkan pembebanan biaya penyusutan semakin rendah. Menurunnya beban penyusutan ini berbanding menurut perbandingan yangg disebut denominator.
Denominator adalah angka tahun yang terbalik yang digunakan untuk memperoleh perbandingan tersebut. Denominator dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Denominator = n+1/2 x n
Contoh Soal
Sebuah usaha fotokopi memiliki mesin yang diperoleh seharga Rp10.000.000. Mesin ini diduga memiliki umur penggunaan 10 tahun dengan nilai sisa Rp500.000.
Penyelesaian
Untuk mengetahui besaran penyusutan dari mesin fotokopi tersebut, maka perhitungannya ialah:
ADVERTISEMENT
Denominator = 10+1/2 x 10 = 55
Besar penyusutan tahun pertama = 10/55 (10.000.000-500.000) = 1.727.273
Jadi,nilai penyusutan setiap tahun dari mesin fotokopi tersebut adalah Rp.1.727.273.
3. Metode Atas Dasar Satuan Produksi
Metode atas dasar satuan produksi adalah metode yang didasarkan pada anggapan bahwa aktiva tetap yang diperoleh diharapkan dapat memberikan jasa dalam bentuk hasil unit produksi tertentu.
Metode ini dapat digunakan untuk menghitung besaran penyusutan aktiva dengan rumus berikut:
Tarif penyusutan per unit = (Harga perolehan-Nilai residu) / Taksiran jumlah produk
Contoh Soal
Sebuah usaha fotokopi pada tahun 2015 membeli mesin dengan harga Rp50.000.000. Pada akhir umur ekonomis mesin tersebut diperkirakan laku dijual dengan harga Rp5.000.000.
ADVERTISEMENT
Taksiran hasil cetakan yang dapat diproduksi oleh mesin fotokopi selama umur ekonomisnya adalah 2.500 unit.
Penyelesaian
Tarif penyusutan per unit = (Rp50.000.000-Rp5.000.000)/2.500
Tarif penyusutan per unit = Rp18.000 per unit.
Misalnya, pada tahun 2015, hasil cetakan yang diperoleh adalah 700. Maka 700 x Rp18.000 = Rp12.600.000 adalah besaran penyusutan pada tahun tersebut.
(SAI)