Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Alat Seni Sunda Disebut Apa? Ini Penjelasan dan Jenis-jenisnya
9 Oktober 2023 19:18 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada kesenian Jawa Barat , alat seni Sunda disebut dengan istilah waditra. Waditra merupakan sebutan untuk alat atau instrumen musik tradisional yang biasa digunakan dalam karawitan Sunda.
ADVERTISEMENT
Setiap waditra memiliki bentuk dan fungsi masing-masing yang saling melengkapi. Biasanya, waditra digunakan sebagai instrumen pengiring dalam seni tembang Sunda dan kegiatan kesenian lainnya.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai alat musik Sunda disebut dengan apa beserta jenis-jenisnya.
Alat Seni Sunda Disebut Apa?
Dalam karawitan Sunda, istilah waditra sering digunakan untuk menyebut berbagai alat musik yang dipakai dalam gamelan degung. Seperangkat gamelan degung ini terdiri dari waditra bonang, saron panerus, cempres, jenglong, suling, kecapi, dan sebagainya.
Waditra-waditra tersebut kebanyakan terbuat dari bahan logam, seperti besi, kuningan, atau perunggu, kecuali suling dan kecapi. Suling terbuat dari bahan bambu, sedangkan kecapi dari kayu dan senar.
Mengutip buku Degung Kawih Wanda Anyar (Alternatif Model dan Materi Pembelajaran Seni Tradisional Sunda) oleh Dadang Hermawan Hadliansah, dkk., waditra dengan bahan perunggu umumnya memiliki kualitas yang lebih baik daripada bahan besi.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikarenakan perunggu merupakan campuran dari dua unsur logam, yaitu tembaga dan timah. Keunggulan bahan perunggu ini adalah suara alat musik menjadi lebih nyaring dan halus, serta memiliki ketahanan fisik yang baik sehingga kontrol nadanya tidak mudah berubah atau sumbang.
Bahan dasar waditra juga ikut menentukan bentuk dari alat musik itu sendiri. Misalnya, pada waditra bonang dari bahan besi, bentuknya berupa bilah dengan tonjolan di tengah-tengahnya. Tonjolan tersebut merupakan tempat memukul waditra bonang sekaligus berfungsi sebagai pusat getaran.
Sementara itu, waditra bonang yang terbuat dari bahan perunggu berbentuk menyerupai gong dengan ukuran yang lebih kecil. Setiap gong kecil ini memiliki pencu atau penclon, yakni bagian menonjol yang ditabuh dan menjadi sumber suara dari bonang.
ADVERTISEMENT
Jenis-Jenis Waditra
Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa jenis waditra yang biasa digunakan dalam karawitan Sunda:
1. Waditra Bonang
Waditra bonang atau disebut juga kolenang adalah alat musik Sunda yang terbuat dari besi, perunggu, atau kuningan dengan ukuran diameter sekutar 20-25 cm. Saat ini, waditra bonang terdiri dari 14 buah penclon.
Nada-nada dalam alat musik ini tersusun dari nada terendah, yaitu nada 5 di sebelah kiri pangrawit (pemain) ke nada tertinggi, yaitu nada 2 di sebelah kanan pangrawit.
2. Waditra Saron Panerus dan Peking
Waditra saron panerus atau disebut juga cempres merupakan waditra gamelan degung berbentuk bilahan yang terbuat dari bahan besi, perunggu, atau kuningan. Panjang bilah antara 14-18 cm dengan lebar 4-8 cm, serta memiliki ketebalan antara 0,5-2 cm.
ADVERTISEMENT
Saat ini, jumlah bilah saron panerus terdiri atas 12 atau 14 buah. Pada panerus 12 bilah, susunan nadanya dimulai dari nada 3 sampai 2, sedangkan panerus 14 bilah dimulai dari nada 3 sampai 5.
3. Waditra Jenglong
Secara harfiah, jenglong artinya penclon-penclon yang digantung. Bahan dasar waditra ini bisa terbuat dari besi, perunggu, atau kuningan dengan rata-rata diameter antara 30-40 cm. Pada satu ancak (wadah alat musik) terdiri dari 6 buah bokor, yang masing-masing bernada 5, 4, 3, 2, 1, 5.
Berdasarkan bentuknya, jenglong terdiri dari dua jenis, yaitu jenglong bokor yang diletakkan dengan cara digantung atau berjajar dengan dua ancak panjang, dan jenglong wilah yang diletakkan secara berderet.
4. Waditra Suling
Selain waditra-waditra di atas, pada gamelan degung juga biasa digunakan alat musik suling. Secara umum, waditra suling dibagi menjadi dua jenis, yaitu suling lubang empat (suling degung) dan suling lubang enam (suling kawih).
ADVERTISEMENT
Dalam gamelan degung, suling lubang empat digunakan pada pertunjukan atau sajian gedung klasik, sedangkan suling lubang enam digunakan pada pertunjukan degung kawih.
Suling lubang empat memiliki ukuran panjang antara 30-35 cm dan berdiameter antara 1,5-2 cm. Sementara itu, suling lubang enam memiliki ukuran panjang antara 50-62 cm yang disesuaikan dengan kebutuhan pertunjukan gamelan.
5. Waditra Kacapi Siter
Kacapi siter merupakan waditra berdawai berbentuk kotak resonansi dengan bidang rata yang sejajar dan terbuat dari kayu. Kacapi ini disebut juga sebagai kacapi kawih karena biasa digunakan untuk mengiringi lagu-lagu kawih.
Jika meminjam istilah musik diatonis, waditra ini termasuk alat multi fungsi, baik sebagai melodi, pengatur irama, ritme, maupun bass. Oleh sebab itu, fungsi kecapi dalam gamelan degung bisa berperan sebagai pengiring melodi, bass, ataupun ritme.
ADVERTISEMENT
Demikian informasi mengenai alat seni Sunda disebut dengan Waditra. Kemudian, Waditra juga terdiri dari beberapa jenis.
(SFR)