Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Alur Maju: Pengertian, Tahapan, serta Kaidah Penyusunannya
14 Agustus 2024 14:53 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Alur maju adalah jenis alur yang digunakan dalam suatu cerita atau karangan. Alur merupakan salah satu unsur intristik dalam sebuah produk karya sastra, seperti cerpen, novel, maupun drama.
ADVERTISEMENT
Alur dalam bahasa Indonesia didefinisikan sebagai rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama dan terbentuk oleh hubungan sebab-akibat.
Jika dilihat dari urutan kronologisnya, alur cerita dikelompokkan menjadi tiga macam, yakni alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Adapun penjelasan lebih dalam tentang alur maju dapat disimak pada uraian berikut ini.
Pengertian Alur Maju
Berdasarkan buku Ajar Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Tingkat Dasar yang disusun oleh Asyhari Dwi Rukmana, dkk., alur maju adalah jalan cerita yang dimulai dari rangkaian peristiwa awal sampai peristiwa akhir.
Alur maju terdiri atas beberapa bagian meliputi pengenalan, munculnya konflik, konflik memuncak, klimaks, hingga pemecahan masalah. Jenis alur ini disebut sebagai alur progresif, di mana klimaks ceritanya berada di bagian akhir.
ADVERTISEMENT
Sederhananya, penulis menyajikan jalan cerita sebuah karya sastra secara berurutan dimulai dari tahapan perkenalan ke tahapan penyelesaian secara urut dan tidak acak.
Alur yang baik dalam sebuah karya sastra adalah alur cerita yang memiliki kejutan, tidak mudah ditebak akhir ceritanya, sehingga dapat membuat pembaca terkesan.
Tahapan Alur Maju
Menyadur buku Filosofi, Teori, dan Konsep Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar karya Ali Mustadi, dkk., tahapan alur maju secara rinci, meliputi:
1. Tahap Perkenalan
Tahap perkenalan pada umumnya berisi sejumlah informasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Tahapan ini juga dikenal sebagai tahapan exposition.
Misalnya, berupa perkenalan tokoh cerita yang berbentuk deskripsi fisik dan perwatakan. Tahapan ini juga berfungsi menunjukkan berbagai latar seperti tempat, suasana, waktu kejadian, dan lain-lainnya. Berikut contohnya:
ADVERTISEMENT
2. Tahap Pengungkapan Peristiwa
Dalam bagian ini disajikan munculnya berbagai masalah, petentangan, ataupun kesukaran bagi para tokohnya. Munculnya konflik dalam suatu cerita dibedakan menjadi dua jenis, yakni konflik eksternal dan konflik internal.
Konflik eksternal, yakni konflik yang terjadi antara manusia dengan sesuatu yang ada di luar dirinya. Sementara konflik internal terjadi di dalam hati atau jiwa seorang tokoh cerita.
Umumnya, tahapan ini memiliki berbagai peristiwa yang meningkatkan berbagai keterlibatan situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh. Berikut contohnya:
ADVERTISEMENT
3. Tahap Puncak Konflik
Tahapan ini disebut juga sebagai tahapan klimaks. Puncak konflik menjadi bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan.
Pada tahapan ini pula, ditentukan perubahan nasib beberapa tokohnya, seperti berhasil tidaknya suatu tokoh menyelesaikan masalah.
ADVERTISEMENT
4. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian atau tahap akhir disebut juga sebagai tahap ending, peleraian, atau penutup. Tahapan ini berisi akhir sebuah cerita hingga bentuk sebuah penyelesaian suatu masalah.
Namun, di beberapa produk karya sastra, beberapa penulis menyerahkan akhir cerita pada pembaca. Jadi, akhir cerita dibiarkan menggantung tanpa adanya penyelesaian. Berikut contohnya:
Kaidah Alur dalam Bahasa Indonesia
Dalam buku Hakikat Teks Sastra yang disusun oleh Sayuti, secara umum kaidah alur dalam produk karya sastra terdiri atas empat macam, yakni kemasukakalan, kejutan, suspense, dan keutuhan. Berikut penjelasannya.
ADVERTISEMENT
1. Kemasukakalan
Kemasukakalan atau plausibility merupakan kaidah penting dalam menyusun sebuah alur cerita fiksi. Suatu cerita dikatakan masuk akal apabila cerita tersebut memiliki kebenaran dan dapat dipercaya sesuai dengan logika.
2. Kejutan
Kejutan dalam sebuah cerita memiliki berbagai fungsi. Misalnya memperlambat tercapainya klimaks atau sebaliknya mempercepat terjadinya klimaks.
Cerita yang tak memiliki unsur kejutan terkesan menjemukan. Oleh karena itu, di samping masuk akal, cerita juga harus memberikan kejutan tertentu.
3. Suspense
Suspense adalah ketidaktentuan harapan pada hasil suatu cerita. Suspense melibatkan suatu keadaan pada kemungkinan-kemungkinan dan idealnya suatu masalah tentang kemungkinan pada suatu cerita.
Suspense dapat berkembang tatkala pembaca sadar pada suatu instabilitas yang bermula dalam suatu situasi yang diciptakan penulis maupun pengarang.
4. Keutuhan
Salah satu kaidah penting dalam sebuah alur cerita adalah keutuhan. Unsur ini bisa berupa seluruh peristiwa yang berkaitan dan membentuk suatu cerita dengan utuh.
ADVERTISEMENT
(IPT)