Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa Itu Biosfer? Ini Penjelasannya dan Daftar Cagar Biosfer di Indonesia
27 November 2023 18:06 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Secara etimologi, biosfer berasal dari kata bios yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup atau seluruh ruang hidup yang ditempati organisme.
ADVERTISEMENT
Biosfer adalah salah satu konsep penting dalam ilmu lingkungan dan ekologi. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Biosfer
Biosfer adalah lapisan yang ada di permukaan bumi sebagai tempat tinggal mahluk. Lapisan ini terdiri dari lingkungan permukaan bumi (litosfer), lingkungan perairan (hidrosfer) dan lingkungan udara (atmosfer).
Dengan demikian, biosfer dapat didefinisikan sebagai perpaduan antara lingkungan udara, air dan permukaan bumi. Biosfer yang menjadi tempat kehidupan dapat berkembang melangsungkan kehidupannya sekitar 8 km ke arah atmosfer dan 9 km ke arah kedalaman laut.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna di Bumi
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri atas gabungan ekosistem yang ada di bumi. Selain manusia, makhluk hidup yang mendiami bumi adalah binatang (fauna) dan tumbuh-tumbuhan (flora).
ADVERTISEMENT
Namun seperti yang telah umum diketahui, persebaran makhluk hidup di permukaan bumi tidak merata.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna dikutip dari e-Modul berjudul Biosfer yang disusun Ahmad Wahyudin, S.Pd, serta Modul Geografi Kelas XI oleh Cipta Suhud Wiguna, S.Pd, M.Pd.
1. Faktor Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi sebaran flora dan fauna. Daerah-daerah yang memiliki iklim yang ekstrem (dingin/kutub) akan memiliki jenis flora dan fauna yang lebih sedikit spesiesnya, sedangkan di daerah khatulistiwa atau equator memiliki keragaman (biodiversity) yang tinggi.
Faktor iklim yang mempengaruhi sebaran makhluk hidup di antaranya:
a. Suhu udara
Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan terhadap suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya.
ADVERTISEMENT
b. Kelembapan udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan (flora).
Berdasarkan tingkat kelembapan lingkungannya, tumbuhan dapat dikelompokkan atas:
ADVERTISEMENT
c. Angin
Angin sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan. Di daerah terbuka hanya tumbuhan berakar dan berbatang kuat yang dapat bertahan hidup dari hembusan angin yang sangat kencang.
Angin juga sangat membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan, sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung.
d) Curah Hujan
Tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan disuatu tempat, akan membentuk karakter khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi.
2. Faktor Edafik
Kondisi tanah akan berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah. Tanah merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman. Kondisi tanah dipengaruhi juga oleh iklim dan batuan induk atau bahan penyusun tanah.
ADVERTISEMENT
Indikator kesuburan tanah antara lain banyak tidaknya kandungan humus atau bahan organik, unsur hara, tekstur dan struktur tanah, serta ketersediaan air dalam pori-pori tanah.
Tanah-tanah yang subur, seperti jenis tanah vulkanis dan tanah aluvial merupakan media yang sangat baik bagi pertumbuhan tanaman.
Jenis tanah dapat mempengaruhi jenis flora dan fauna di suatu wilayah. Misalnya jenis tanah latosol sangat cocok untuk ditanami pohon jati.
Kawasan yang tanahnya subur umumnya memiliki jenis flora dan fauna yang lebih bervariasi dibandingkan pada tanah yang tandus.
3. Faktor Fisiograf
Relief adalah tinggi rendahnya permukaan bumi. Relief berhubungan dengan kemiringan dan ketinggian tempat. Semakin tinggi suatu tempat semakin rendah suhunya (sejuk).
Ketinggian tempat akan memengaruhi jenis vegetasi yang bisa tumbuh. Flora di dataran tinggi tidak akan cocok apabila ditanam di pesisir atau di dataran rendah, begitupun sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Contohnya, pohon kelapa cocok ditanam di pesisir atau dataran rendah, namun kurang cocok di dataran tinggi.
4. Geologi
Secara geologi keberadaan wilayah dipermukaan bumi sangat berpengaruh terhadap persebaran flora dan faunanya di muka bumi.
Jenis flora dan fauna tergantung kepada sejarah pembentukan permukaan bumi. Secara geologi suatu daerah menyebabkan adanya kesamaan baik flora maupun faunanya, dikarenakan dulunya pernah bersatu.
Contoh kesamaan fauna di Asia dan Afrika seperti kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.
5. Faktor Biotik
Contoh komponen biotik adalah manusia. Manusia berperan sentral terhadap keberadaan flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun mengubah tatanan kehidupan flora dan fauna.
ADVERTISEMENT
Manusia menggunakan akal pikirannya untuk menciptakan metode baru, yang berguna dalam mengembang-biakkan berbagai jenis flora dan fauna.
Dalam waktu yang relatif singkat, ilmu pengetahuan dan teknologi hasil pemikiran manusia dapat menciptakan metode pengembangbiakan flora dan fauna.
Manusia juga dapat menciptakan spesies baru serta dapat menjadi faktor dalam proses persebaran flora dan fauna.
Cagar Biosfer di Indonesia
Indonesia termasuk negara dengan cagar biosfer yang terluas di dunia. Beberapa cagar biosfer Indonesia dikutip dari situs Indonesia.go.id.
1. Gunung Leuser
Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) adalah salah satu Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia yang luasnya 1,09 juta ha. Secara administrasi, cagar ini terletak di dua Provinsi Aceh dan Sumatra Utara.
Taman Nasional ini telah menjadi cagar biosfer sejak 1981. Cagar Biosfer Gunung Leuser sendiri memiliki kawasan inti seluas 792.675 ha yang ditetapkan pada 1980.
ADVERTISEMENT
2. Pulau Siberut
Cagar Biosfer Siberut terdapat di Taman Nasional Siberut (Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat) dengan kawasan inti seluas 190.500 ha yang ditetapkan pada 1993.
Di Pulau Siberut tercatat, antara lain, 896 spesies tumbuhan berkayu, 31 spesies mamalia, dan 134 spesies burung.
3. Lore Lindu
Lore Lindu terletak di provinsi Sulawesi Tengah dan salah satu lokasi perlindungan hayati Sulawesi. Ditunjuk sebagai cagar biosfer pada 1977, kawasan ini memiliki inti seluas 229.000 ha.
Kawasan Lore Lindu merupakan habitat mamalia asli terbesar di Sulawesi, seperti anoa dan babirusa.
4. Pulau Komodo
Meski Taman Nasional Komodo baru diresmikan sebagai situs warisan dunia pada 1991, wilayah kepulauan komodo telah ditunjuk sebagai wilayah cagar biosfer sejak 1977.
Cagar Biosfer Komodo ini menjadi bagian dari Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur) dengan kawasan inti seluas 173.300 ha yang ditetapkan pada 1990.
ADVERTISEMENT
5. Gunung Gede Pangrango
Cagar Biosfer Cibodas ditetapkan pada 1977. Saat ini, zona intinya adalah kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango seluas 22.851 ha.
Cagar Biosfer Cibodas terletak di Jawa Barat meliputi wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur. Wilayah ini menjadi habitat lindung dari satwa endemik, seperti elang jawa dan owa jawa.
6. Tanjung Puting
Cagar Biosfer Tanjung Puting ditetapkan pada 1977, kemudian di 1982 zona intinya ditetapkan sebagai Taman Nasional Tanjung Puting. Cagar biosfer ini terletak di Provinsi Kalimantan Tengah yang meliputi Kabupaten Kotawaringin.
Kawasan ini merupakan kediaman orang utan, bahkan saat ini menjadi pusat rehabilitasi orang utan terbesar di dunia.
7. Giam Siak
Wilayah Giam Siak Kecil-Bukit Batu ditetapkan sebagai cagar biosfer pada 2009. Kawasan ini terbilang paling menarik karena memiliki zona inti berupa taman nasional, sehingga berbeda dari cagar biosfer lainnya yang umumnya memiliki zona inti berada di dalam taman nasional.
ADVERTISEMENT
8. Taman Laut Wakatobi
Taman Laut Wakatobi merupakan cagar biosfer laut yang dimiliki Indonesia. Cagar biosfer ini baru ditetapkan pada 2012 dengan zona inti cagar adalah kawasan Taman Nasional Wakatobi, yang telah ditetapkan sebagai taman nasional pada 1996 dan memiliki luas 1.390.000 hektar.
Kawasan ini terdiri dari 39 pulau, tiga gosong, serta lima atol. Secara administratif, kawasan masuk ke dalam wilayah Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.
(DEL)