Konten dari Pengguna

Apa Itu Kaul Ketaatan, Janji yang Harus Ditepati Biarawati?

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
12 Oktober 2023 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi biarawati mengikrarkan kaul ketaatan di gereja. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi biarawati mengikrarkan kaul ketaatan di gereja. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Kaul ketaatan adalah salah satu landasan yang harus ditaati biarawan dan biarawati. Dalam ajaran Katolik, kaul sendiri didefinisikan sebagai janji sukarela kepada Allah untuk melaksanakan tindakan yang lebih sempurna.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Gereja Katolik St. Marinus Yohanes, individu mengucapkan kaul di hadapan Allah dengan sepenuh hati untuk memenuhi janji itu beserta keutamaan yang ada dalam dirinya.
Selain kaul ketaatan, ada dua kaul lagi yang diikrarkan, yaitu kaul kemurnian dan kaul kemiskinan. Kaul kemurnian adalah janji kepada Tuhan untuk hidup murni tanpa relasi romantis alias tidak menikah.
Sedangkan, kaul kemiskinan merupakan pelepasan sukarela hak atas milik atau menggunakan milik tersebut dengan maksud menyenangkan Allah. Sederhananya, kaul kemiskinan adalah janji yang mendorong hati untuk tidak mengikatkan diri pada harta duniawi.

Apa Itu Kaul Ketaatan?

Ilustrasi biarawati. Foto: Unsplash
Mengutip Buku Harian Santa Faustina oleh Ernest Mariyanto, kaul ketaatan adalah janji kepada Allah untuk taat kepada para pimpinan yang sah dalam segala sesuatu yang mereka perintahkan demi peraturan. Kaul ini memiliki kedudukan lebih tinggi dari dua kaul lainnya karena mampu membangun dan menjiwai tubuh religius.
ADVERTISEMENT
Biarawati yang mengucapkan kaul ketaatan berkewajiban untuk taat kepada para pemimpin dan peraturan-peraturan dalam tarekat religius. Mereka yang tidak taat kepada peraturan tersebut dianggap berdosa berat, apalagi jika ketidaktaatannya mengakibatkan kerugian rohani maupun jasmani terhadap komunitas.
Dijelaskan dalam jurnal Ketaatan Religius Menurut Kanon 601 Kitab Hukum Kanonik 1983 serta Aplikasinya dalam Kaul Ketaatan para Misionaris Claretian tulisan Jefrianus Helmus Bere, dengan kaul ketaatan, kaum religius mengikuti dan mempresentasikan Yesus yang taat.
Ilustrasi biarawati. Foto: Unsplash
Yesus yang telah menemukan Allah sebagai Bapa-Nya sekaligus penjamin makna hidup-Nya sangat taat kepada-Nya. Ketaatan ini telah menjiwai seluruh hidup Yesus, dan ketaatan inilah yang patut dicontoh semua umat, khususnya pelayan gereja seperti biarawan dan biarawati.
ADVERTISEMENT
Sebab, taat kepada manusia berarti taat kepada Yesus dan juga Allah. Mereka yang taat kepada-Nya akan hidup dalam penyertaan-Nya dan jauh dari kegelapan.
Sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu ayat Alkitab, “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: ‘Akulah terang dunia; barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,melainkan ia akan mempunyai terang hidup.’” (Yohanes 8:12)
Kaul ketaatan sangat diperlukan oleh seorang biarawan ataupun biarawati. Kaul ini menjadi pengingat bahwa meski mereka melakukan hal baik tetapi bertentangan dengan ketaatan, perbuatan itu menjadi tidak baik dan tidak ada pahalanya.
Adapun kesalahan-kesalahan yang dianggap melanggar kaul ketaatan antara lain curiga terhadap pimpinan, menyembunyikan rasa antipati terhadapnya, menggerutu, mengecam, malas, dan lalai.
ADVERTISEMENT
(ADS)