Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Apa Pengertian Dhabit? Cek Informasi Lengkapnya di Sini
28 Mei 2024 11:18 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Apa pengertian dhabit menjadi salah satu hal yang dipertanyakan dalam mempelajari hadis. Sebab, dhabit merupakan salah satu istilah dalam hadis dan memiliki peranan penting untuk diketahui.
ADVERTISEMENT
Dalam ajaran agama Islam, hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Hadis bersumber dari segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw., baik dalam perbuatan, perkataan, ataupun ketetapan.
Hadis berfungsi sebagai penjelas ajaran Islam yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an sebagaimana dikutip dari situs resmi islam.nu.or.id. Dengan sinergi dari ayat Al-Qu’ran dan hadis, maka bisa didapatkan hukum agama dalam berbagai persoalan yang dihadapi.
Pengertian Hadis
Sebelum membahas mengenai pengertian dhabit, maka penting untuk tahu pengertian hadist terlebih dahulu. Dikutip dari buku Pemahaman Hadis Nabi dalam Muhammadiyah, Rohmansyah, (2021:51), secara etimologi hadis berasal dari bahasa Arab yaitu al-hadis atau al-ahadis.
Kata ini memiliki berbagai arti, seperti al-jadid (yang baru), lawan dari qadim (yang lama), dan al-khabar (kabar atau berita). Menurut para ulama Muhadisin, hadis dan sunah memiliki pengertian yang sama, yaitu segala sesuatu yang berasal dari nabi.
ADVERTISEMENT
Dalam pengertian lain yang bersumber dari buku Studi Hadis Teori dan Aplikasi, Arbain Nurdin, M.Pd., (2019:1), hadis adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi selain Al-Qur’an, baik yang berupa perkataan, perbuatan, atau ketetapan yang bisa dijadikan dalil hukum syar’i.
Dikutip dari KBBI Daring di kbbi.kemikbud.go.id, hadis berarti sabda, perbuatan, takrir (ketetapan) Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menetapkan hukum Islam.
Melalui berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hadis merupakan sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an yang berdasarkan perkataan, perbuatan, maupun ketetapan dari Nabi Muhammad Saw. Sehingga hadis bisa digunakan untuk memperjelas apa yang telah ada di dalam Al-Qur’an.
4 Syarat Kesahihan Riwayat Hadis
Orang yang meriwayatkan hadis disebut dengan perawi. Dalam meriwayatkan hadis, seseorang harus memenuhi kapasitas tertentu. Hal ini untuk menjadikan hadis sahih dan dapat digunakan sebagai sumber hukum Islam yang sah.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs resmi islam.nu.or.id, hadis sahih adalah hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang tidak lemah hafalannya, dan di dalam sanad dan matannya tidak ada syadz dan illat. Hal ini sesuai perkataan Mahmud Thahan dalam Taysiru Musthalahil Hadits, yaitu:
ما اتصل سنده بنقل العدل الظابط عن مثله إلى منتهاه من غير شذوذ ولا علة
Arti: “Setiap hadits yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit dari awal sampai akhir sanad, tidak terdapat di dalamnya syadz dan ‘illah.”
Sesuai hal tersebut, maka terdapat lima syarat agar hadis bisa menjadi sahih. Adapun kelima syarat tersebut adalah sebagai berikut sesuai informasi dari buku Berinteraksi dengan Hadis Antara Realita dan Idealita, Dr. Helmi Basri, Lc., M.A., (2023:35).
ADVERTISEMENT
1. Al-’adalah (Adil dan Dapat Dipercaya)
Syarat pertama adalah perawi memiliki kredibilitas atau dapat dipercaya. Perawi yang semasa hidupnya pernah melakukan perbuatan yang tidak baik, maka hadis yang diriwayatkannya tidak bisa diterima.
Selain itu, perawi hadis haruslah adil. Adil dalam hal ini merupakan ketaatan dalam diri untuk selalu melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Dhabit (Kuat Hafalan atau Tidak Keliru dalam Tulisan)
Syarat kedua yang harus dimiliki oleh perawi agar hadis yang diriwayatkan bisa menjadi sahih adalah dhabit. Dhabit berarti memiliki hafalan serta ingatan yang kuat.
3. Ittishal As-Sanad (Sanad yang Bersambung)
Sanad yang bersambung menjadi salah satu tanda dari hadis yang sahih. Artinya adalah hadis tersebut memiliki isi yang sama dari perawi satu ke perawi lainnya tanpa terputus.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membuktikan setiap rawi bertemu adalah dengan melihat sejarah kehidupannya. Mulai dari biografi hingga rekaman perjalanannya.
ADVERTISEMENT
4. Adam Asy-Syuzuz (Terhindar dari Syaaz)
Terhindar dari syaaz berarti apabila seorang perawi meriwayatkan hadis yang bertentangan dengan apa yang diriwayatkan oleh perawi lainnya. Sehingga sebuah hadis dapat diterima kesahihannya apabila tidak bertentangan dengan hadis lain.
Jika terjadi hal demikian, maka untuk mencari hadis yang paling kuat bisa dibuktikan dengan menguji kualitas dari masing-masing perawi. Bila perawi yang paling kuat hafalannya, maka inilah yang diprioritaskan.
5. Illat Qadihah (Terhindar dari Cacat yang Tersembunyi)
Syarat yang terakhir adalah illat qadihah yaitu harus terhindar dari cacat yang tersembunyi. Sebab, bisa saja sebuah hadis diriwayatkan oleh orang-orang yang terkenal adil, namun masih memungkinkan terdapatnya cacat yang tersembunyi.
Hadis bisa terlihat cacatnya apabila telah diteliti secara mendalam dan terdapat hal yang membuatnya menjadi lemah. Beberapa contoh cacat yang tersembunyi adalah terjadinya pertukaran sanad atau terlanjur menyebutkan nama sanad yang terkenal seperti riwayat Malik dari Nafi’.
ADVERTISEMENT
Apa Pengertian Dhabit? Berikut Penjelasannya
Dari kelima syarat hadis sahih terdapat istilah dhabit. Untuk lebih memahami apa itu dhabit, berikut penjelasan lengkap dari apa pengertian dhabit yang perlu diketahui dalam mempelajari hadis.
Arti secara harfiah dari dhabit terdapat beberapa macam sebagaimana dikutip dari buku Studi Takhrij Hadis, Drs. H. Ahmad Izzan, M.Ag., (2012:151). Dhabit dapat berarti yang kokoh, kuat, tepat, dan yang hafal dengan sempurna. Pengertian secara harfiah tersebut dapat dihubungkan dengan kapasitas intelektual.
Para ulama hadis pun memiliki perbedaan pendapat dalam mengemukakan pengertian dari istilah dhabit ini. Walau terdapat perbedaan, namun dapat disimpulkan bahwa periwayat hadis yang bersifat dhabit adalah periwayat yang:
ADVERTISEMENT
Periwayat hadis yang bersifat dhabit adalah periwayat yang mampu memahami dengan baik hadis yang telah dihafalnya tersebut. Hal ini termasuk dengan memiliki ingatan yang kuat agar sanggup menyampaikan hadis melalui hafalan tersebut kapan saja.
Tidak hanya itu, perawi hadis yang memiliki sifat dhabit berarti mampu menulis catatan dengan lengkap. Artinya ia mampu menulis hadis dengan tepat, tanpa ditambah atau perubahan dari apa yang telah ditulis. Hal ini juga termasuk untuk mengerti makna yang terkandung dalam sebuah hadis.
Berdasarkan berbagai hal tersebut, para ulama hadis juga membagi dhabit menjadi dua bagian. Pembagian tersebut yaitu dhabit shudur (kekuatan hafalan) dan dhabit suthur (kekuatan memelihara hadis melalui tulisan dari pertama kali mendengarkannya).
Atas hal tersebut, dhabit dalam pengertian di atas mengharuskan perawi untuk tidak mudah salah, lupa, dan tidak menyalahi perawi-perawi lain yang tsiqah. Oleh karena itu, sifat ini menjadi salah satu syarat wajib yang dimiliki oleh perawi untuk dapat meriwayatkan hadis.
ADVERTISEMENT
5 Unsur Dasar pada Hadis
Agar sebuah riwayat dapat disebut dengan hadis, maka riwayat tersebut harus dilengkapi dengan lima unsur dasar. Kelima unsur tersebut adalah rawi, sanad, mukharrij, shiyaghul ada’ dan matan hadis. Adapun pengertiannya adalah sebagai berikut sebagaimana dikutip dari situs islam.nu.or.id:
ADVERTISEMENT
Apabila ditemukan hadis yang memenuhi kelima unsur tersebut, maka bisa dipastikan hadis tersebut adalah sempurna. Namun, untuk lebih jelasnya apakah hadis tersebut memiliki kualitas yang sahih, maka perlu ditelusuri sanadnya terlebih dahulu.
3 Kategori Hadis Berdasarkan Kualitas
Jenis hadis terbagi ke dalam tiga kategori berdasarkan kualitasnya. Ketiga kualitas dari hadis adalah hadis sahih, hadis hasan, dan hadis dhaif.
1. Hadis Sahih
Hadis sahih merupakan hadis yang sanadnya bersambung dan diriwayatkan oleh perawi yang tidak lemah hafalannya. Hadis ini juga memenuhi syarat kesahihan hadis seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
2. Hadis Hasan
Hadis hasan hampir mirip dengan hadis sahih, yakni hadis yang rangkaian sanadnya bersambung dan diriwayatkan oleh perawi yang dhabit. Perbedaannya terletak pada kualitas hafalan perawi tidak sekuat hadis sahih.
ADVERTISEMENT
3. Hadis Dhaif
Hadis dhaif merupakan hadis lemah yang tidak bisa dijadikan sebagai sumber hukum. Namun, dalam beberapa hal hadis dhaif dapat diamalkan selama tidak terlalu lemah sebagaimana dikutip dari situs islam.nu.or.id.
Baca juga: 7 Bacaan Doa agar Hujan Berhenti dalam Islam
Itu dia penjelasan lengkap dari apa pengertian dhabit yang bisa perlu diketahui dalam mempelajari hadis dalam agama Islam. Melalui penjelasan tersebut diharapkan dapat membantu pemahaman mengenai dhabit. (PRI)