Konten dari Pengguna

Arti Maulid Nabi Muhammad Saw, Umat Muslim Wajib Tahu

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
26 Agustus 2024 14:38 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Arti Maulid Nabi Muhammad Saw. Unsplash/Ali Burhan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Arti Maulid Nabi Muhammad Saw. Unsplash/Ali Burhan
ADVERTISEMENT
Arti Maulid Nabi Muhammad saw sangatlah penting. Maulid merupakan salah satu perayaan penting dalam kalender Islam yang diperingati oleh umat Muslim di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Namun, apa sebenarnya Maulid Nabi Muhammad saw? Maulid berasal dari bahasa Arab yang berarti "kelahiran," sehingga Maulid Nabi merujuk pada peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw.
Momentum ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga merupakan kesempatan bagi umat Muslim untuk mengenang dan menghargai ajaran serta teladan yang telah diberikan oleh Rasulullah saw sepanjang hidupnya.

Arti Maulid Nabi Muhammad Saw: Pengertian, Sejarah, dan Maknanya

Ilustrasi Arti Maulid Nabi Muhammad Saw. Unsplash/Madrosah Sunnah
Berdasarkan laman kemenag.go.id, Maulid Nabi Muhammad saw diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awwal pada kalender Hijriyah. Sedangkan kalender Masehi, tahun ini bertepatan pada tanggal 15 September 2024.
Untuk mengetahui arti Maulid Nabi Muhammad saw dan mengapa umat Muslim dianjurkan memperingatinya, simak penjelasan berikut ini:

1. Pengertian

Maulid Nabi Muhammad saw adalah peringatan kelahiran Nabi yang diadakan setiap tanggal 12 Rabiul Awwal dalam kalender Hijriyah.
ADVERTISEMENT
Kata "maulid" atau "milad" dalam bahasa Arab berarti hari kelahiran. Tradisi peringatan Maulid Nabi mulai berkembang di kalangan umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad saw dan kini telah menjadi bagian dari budaya Islam yang terus dipelihara hingga saat ini.
Merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad merupakan salah satu bentuk penghormatan dan pemuliaan terhadap beliau. Bagi umat Muslim yang ikut serta dalam peringatan ini, akan diberikan keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat.
Hal ini sejalan dengan Firman Allah Ta’ala yang menekankan pentingnya memuliakan Nabi sebagai tanda cinta dan pengakuan atas nikmat terbesar yang diberikan kepada umat manusia pada Surah Al-A'raf ayat 157:
اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
ADVERTISEMENT
(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang beruntung.
Peringatan Maulid Nabi merupakan tradisi yang sangat penting bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Maulid Nabi bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga memiliki makna mendalam yang mencakup aspek spiritual, sosial, dan historis.
ADVERTISEMENT

2. Sejarah

Tradisi peringatan Maulid Nabi dimulai sejak abad ke-12 oleh Sultan Muzaffaruddin Al-Kaukabri di kota Irbil, Irak.
Pada masa itu, peringatan ini diadakan dengan sangat meriah, melibatkan pembacaan Al-Qur'an, pembacaan syair-syair pujian kepada Nabi, serta ceramah yang membahas tentang kehidupan dan perjuangan Rasulullah.
Dalam kitab Tarikh yang ditulis oleh Ibnu Katsir, disebutkan bahwa Sultan Muzhaffar merayakan Maulid Nabi dengan sangat megah pada bulan Rabi’ul Awal.
Sultan Muzhaffar dikenal sebagai pemimpin yang berani, alim, dan adil dalam menjalankan pemerintahannya.
Sementara itu, Sibth Ibn Al-Jauzi, yang merupakan cucu dari Ibn Al-Jauzi, juga menjelaskan bahwa perayaan Maulid Nabi yang diadakan oleh Sultan Muzhaffar melibatkan seluruh rakyatnya serta mengundang para ulama dari berbagai bidang ilmu.
ADVERTISEMENT
Baik itu ahli Fiqh, Hadits, ilmu kalam, hingga para ahli tasawuf, semua hadir untuk merayakan momen yang penuh berkah ini.
Menjelang perayaan Maulid Nabi, Sultan Muzhaffar mempersiapkan segalanya dengan sangat matang. Ribuan kambing dan unta disembelih untuk menyediakan hidangan bagi para tamu yang akan hadir.
Para ulama pada masa itu memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif Sultan Muzhaffar, mengakui dan menyetujui peringatan Maulid Nabi yang pertama kali diselenggarakan secara besar-besaran ini.
Ulama sepakat bahwa peringatan ini adalah suatu kebaikan dan patut dijadikan tradisi untuk menghormati kelahiran Rasulullah Saw.
Dalam kitab Wafayat Al-A’yan, Ibnu Khallikan menceritakan sebuah kisah menarik tentang pertemuan antara Al-Imam Al-Hafizh Ibn Dihyah dengan Sultan Al-Muzhaffar, Raja Irbil, yang dikenal karena kecintaannya pada peringatan Maulid Nabi.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 604 Hijriah, dalam perjalanannya dari Maroko menuju Syam dan Irak, Ibn Dihyah melewati wilayah Irbil. Di sana, dia bertemu dengan Sultan Al-Muzhaffar yang menunjukkan perhatian besar terhadap peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
Terinspirasi oleh semangat Sultan Al-Muzhaffar dalam merayakan kelahiran Rasulullah, Ibn Dihyah kemudian memutuskan untuk menulis sebuah kitab khusus yang membahas tentang Maulid Nabi.
Kitab tersebut diberi judul Al-Tanwir Fi Maulid Al-Basyir An-Nadzir. Karya ini tidak hanya menjadi sebuah upaya akademis yang mendalam, tetapi juga merupakan penghormatan kepada Sultan Al-Muzhaffar.
Sebagai bentuk apresiasi, kitab ini diserahkan kepada Sultan sebagai hadiah, yang diterima dengan penuh penghargaan. Hal ini semakin memperkuat tradisi Maulid di wilayah tersebut, dengan dukungan ilmiah dan spiritual dari seorang ulama besar seperti Ibn Dihyah.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, tradisi Maulid Nabi Muhammad saw nyebar ke berbagai negara Muslim, dengan variasi bentuk perayaan yang disesuaikan dengan budaya lokal.

3. Makna Spiritual Maulid Nabi

Secara spiritual, Maulid Nabi adalah momen untuk meningkatkan rasa cinta dan syukur kepada Nabi Muhammad saw. Cinta kepada Rasulullah adalah bagian penting dari keimanan seorang Muslim.
Melalui peringatan Maulid, umat Islam diingatkan kembali akan keteladanan Nabi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Maulid adalah waktu yang tepat untuk merenungkan akhlak mulia Nabi, seperti sifat jujur (siddiq), amanah, cerdas (fathonah), dan kemampuan menyampaikan wahyu (tabligh). Dengan merenungkan sifat-sifat ini, umat Islam diharapkan dapat meneladani dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Makna Sosial dan Kesatuan

Selain aspek spiritual, Maulid Nabi juga memiliki makna sosial yang kuat. Perayaan ini seringkali menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi di antara umat Islam.
ADVERTISEMENT
Dalam acara-acara Maulid, biasanya diadakan jamuan makan bersama, yang tidak hanya memperkuat kebersamaan tetapi juga sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt atas nikmat kelahiran Nabi.
Umat Islam juga diajarkan untuk memuliakan tamu, terutama mereka yang kurang mampu, sebagai wujud dari kepedulian sosial.
Makna lain yang dapat diambil dari peringatan Maulid Nabi adalah semangat untuk bersatu dalam keberagaman.
Dalam acara-acara Maulid, umat Islam dari berbagai latar belakang sosial dan budaya berkumpul bersama untuk bershalawat dan memperingati kelahiran Nabi.
Hal ini mencerminkan nilai kesatuan dan solidaritas dalam Islam, yang sangat relevan di tengah dunia yang seringkali terpecah oleh perbedaan.

5. Refleksi Sejarah dan Perjuangan Nabi Muhammad Saw

Peringatan Maulid Nabi juga merupakan kesempatan untuk mengingat perjuangan Nabi Muhammad saw dalam menyebarkan ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
Rasulullah memulai dakwahnya dalam situasi yang penuh tantangan, menghadapi berbagai bentuk penolakan dan ancaman dari kaum Quraisy.
Meski demikian, beliau tetap teguh dalam menyampaikan risalah Islam, dibantu oleh para sahabat dan keluarganya yang setia.
Momen peringatan ini seharusnya menjadi pengingat bagi umat Islam untuk meneladani keteguhan hati dan kesabaran Nabi dalam menghadapi berbagai ujian.

6. Dzikir dan Sholawat: Menghantarkan Syafaat di Akhirat

Salah satu praktik utama dalam peringatan Maulid Nabi adalah pembacaan sholawat. Sholawat merupakan bentuk dzikir yang tidak hanya menambah keberkahan, tetapi juga diyakini dapat mendatangkan syafaat Nabi di hari kiamat.
Dalam hadits disebutkan bahwa orang yang paling berhak mendapatkan syafaat Nabi di akhirat adalah mereka yang paling banyak bershalawat.
Allah Swt menjanjikan kepada hamba-Nya yang bersholawat kepada Nabi Muhammad saw akan mendapatkan pahala yang besar baginya.
ADVERTISEMENT
Keutamaan membaca sholawat tertuang dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad saw bersabda, "Barangsiapa bersholawat kepadaku sekali, Allah memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali." (HR Muslim).
Oleh karena itu, peringatan Maulid juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dan Rasul-Nya melalui zikir dan doa.

7. Syiar Islam dan Pelestarian Ajaran Nabi

Peringatan Maulid juga berfungsi sebagai media syiar Islam. Melalui kegiatan ini, ajaran-ajaran Nabi kembali disampaikan dan dihidupkan dalam masyarakat. Hal ini sangat penting terutama di zaman modern, di mana pengaruh budaya luar begitu kuat.
Dengan memperingati Maulid, umat Islam diingatkan kembali pada pesan-pesan Nabi Muhammad saw yang mengajarkan kebaikan, keadilan, dan kedamaian.
Maulid menjadi bagian dari upaya melestarikan warisan spiritual Nabi dan meneruskan perjuangannya dalam menyebarkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
ADVERTISEMENT
Maulid Nabi bukan hanya sekadar tradisi, melainkan juga sarana untuk memperkuat iman, mempererat persaudaraan, dan mengingatkan kembali perjuangan Nabi Muhammad.
Dengan makna yang begitu mendalam, peringatan Maulid Nabi layak untuk terus dilestarikan dan dihayati oleh umat Islam.
Maulid menjadi momen untuk bersyukur atas karunia terbesar yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia, yaitu kelahiran Nabi Muhammad Saw sang pembawa risalah kebenaran.
Melalui peringatan ini, ada banyak arti Maulid Nabi yang bisa direnungkan bersama sebagai upaya meneladani kehidupan Nabi, memperkuat rasa cinta kepada beliau, dan berkomitmen untuk meneruskan perjuangannya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan dan kedamaian. (Andi)
ADVERTISEMENT