Konten dari Pengguna

Bacaan Doa Kelancaran Berbicara di Depan Umum

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
16 Mei 2024 18:19 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Doa Kelancaran Berbicara di Depan Umum. Pixabay/artyadagumelar.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Doa Kelancaran Berbicara di Depan Umum. Pixabay/artyadagumelar.
ADVERTISEMENT
Bacaan doa kelancaran berbicara di depan umum dapat digunakan ketika presentasi, seminar, wawancara kerja atau saat menjelaskan informasi kepada kelompok. Seperti yang diketahui, kemampuan berbicara di depan umum kini perlu dimiliki oleh setiap orang.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Rahasia Sukses Menjadi Pembicara Hebat, H. Amirulloh Syarbini, M.Ag., (2013), sebagian orang saat harus berbicara dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh orang yang asing, mereka biasanya akan merasa cemas, gugup dan takut.
Dalam Islam, salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan memanjatkan doa kelancaran berbicara seperti yang pernah dilakukan oleh Nabi Musa as saat mendapat perintah dari Allah Swt untuk menghadapi Firaun.

Doa Kelancaran Berbicara di Depan Umum

Ilustrasi Doa Kelancaran Berbicara di Depan Umum. Pixabay/Mohamed Hasan.
Sejatinya, tujuan berbicara di depan umum adalah untuk menyampaikan informasi atau pesan dengan jelas agar dapat dipahami oleh setiap pendengar. Adapun bacaan doa kelancaran berbicara di depan umum adalah sebagai berikut.

1. Doa Kelancaran Berbicara di Depan Umum

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
ADVERTISEMENT
Latin: Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii.
Artinya: “Ya Allah, lapangkanlah hatiku, dan mudahkanlah urusanku, dan lancarkanlah bicaraku, agar mereka mengerti perkataanku.” (QS. Thaha ayat 25-28).

2. Doa Kelancaran Berbicara Agar Merasa Tenang

اَللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّ جَالِ
Latin: Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal huzni, wal ajzi, wal kasali, wal bukhli, wal jubni, wal dholaid daini, wa gholabatir rijali.
Artinya: “Ya Tuhanku, aku berlindung pada-Mu dari rasa sedih serta duka cita ataupun kecemasan, dari rasa lemah serta kemalasan, dari kebakhilan serta sifat pengecut, dan beban hutang serta tekanan orang-orang (jahat).”
ADVERTISEMENT

3. Doa Penenang Hati dan Pikiran

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِي كُلَّهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
Latin: Allahumma rahmataka arju fala takilni ila nafsi tharfaka ainin ashlihli syani kullahu lailaha illa anta.
Artinya: “Ya Allah, rahmat-Mu aku harapkan, maka janganlah Engkau bebankan pada diriku walau sekejap mata pun (urusan-urusan tersebut) dan perbaikilah segala urusanku, tidak ada Tuhan selain Engkau.”

4. Doa Agar Segala Urusannya Dilancarkan

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلَّا مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئتَ سَهْلاً
Latin: Allahumma la sahla illa ma ja'altahu sahlan wa anta taj'alul hazna idha shi'ta sahla.
Artinya: "Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau menjadikannya mudah, dan jika Engkau menghendaki, maka kesedihan dapat Engkau jadikan kemudahan." (HR Ibnu Sunni, dari Anas bin Malik)
ADVERTISEMENT

5. Doa Kelancaran Mengatasi Segala Urusan dan Masalah

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ
Latin: Allaahumma innii astakhiiruka bi 'ilmika wa astaqdiruka bi qudratika wa as-aluka min fadhlikal 'azhiimi fa-innaka taqdiru walaa aqdiru wa ta'lamu wa laa a'lamu wa anta 'allaamul ghuyuub. Allaahumma in kunta ta'lamu anna haadzal amra khairun lii fii diinii wa ma'aasyii wa 'aaqibati amrii faqdurhu lii wa yassirhu lii. wa in kunta ta'lamu anna haadzal amra syarrun lii fii diinii wa maa'aasyii wa 'aaqibati amrii fashrifhu 'annii fashrifnii 'anhu waqdur liyal khaira haitsu kaana tsumma ardhinii bihi
ADVERTISEMENT
Artinya: "Ya Allah, aku memohon agar Engkau memilihkan mana yang baik menurut pengetahuan-Mu, dan aku memohon kepada-Mu agar memberikan kepastian dengan kepastian-Mu Yang Mahaagung, karena sesungguhnya Engkau Maha memastikan sedang aku tidak dapat memastikan dan Engkau Maha mengetahui sedang aku tidak mengetahui, dan sungguh Engkau Maha mengetahui segala yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku, dalam agamaku, dan dalam penghidupanku serta baik pula akibatnya bagiku, maka berikanlah perkara ini kepadaku dan mudahkanlah bagiku, kemudian berikanlah keberkahan bagiku di dalamnya. Wahai Tuhanku, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini tidak baik bagiku, maka jauhkanlah perkara ini dari padaku dan jauhkanlah aku darinya, dan berikanlah kebaikan di mana saja aku berada, kemudian jadikanlah aku orang yang ridha atas pemberian-Mu itu." (HR Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah, & Baihaqi, dari Jabir bin Abdullah)
ADVERTISEMENT

Adab Berbicara dalam Islam

Ilustrasi Doa Kelancaran Berbicara di Depan Umum. Pixabay/longrastudio.
Mengutip dari buku Ringkasan Kitab Adab, Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, (2019), Islam juga mengajarkan adab yang harus diperhatikan untuk berbicara. Berikut di antaranya:

1. Menjaga lisan

Seorang Muslim harus memahami cara untuk menjaga lisannya dengan penuh perhatian. Ia harus bisa menjauhkan lisannya dari perkataan yang bathil, dusta, ghibah, namimah, perkataan kotor, dan segalanya yang Allah Swt dan Rasul-Nya telah haramkan.
Hal ini sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw yang telah diberitakan berikut ini:
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang dia tidak pikirkan dahulu, Dia akan menggelincirkan ke dalam neraka lebih jauh dari apa-apa di antara timur.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

2. Berkata yang Baik

Berkata yang baik merupakan salah satu adab berbicara yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Untuk itu, dalam segala ucapannya umat Islam diperintahkan untuk selalu memperhatikannya, seperti berpikir dahulu sebelum berbicara.
ADVERTISEMENT
Artinya, katakanlah apabila bermanfaat bagi orang lain. Tapi lebih baik diam jika tujuan apa yang akan diucapkan itu akan merugikan orang lain. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw dari Abu Hurairah r.a:
“Siapa yang beriman kepada Allah Swt dan Hari Akhir, maka janganlah dia menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

3. Berbicara Sedikit dalam Setiap Perkataan

Anjuran untuk sedikit berbicara kecuali dibutuhkan dan ditanya terdapat dalam beberapa hadis. Salah satu penyebab jatuhnya seseorang ke dalam dosa yang berat adalah terlalu banyak berbicara.
Islam mengajarkan umat muslim untuk berbicara sedikit tapi memeiliki makna, apalagi untuk hal-hal yang mudharatnya lebih banyak. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw dari Al-Mughirah bin Syu’bah ra:
ADVERTISEMENT
“Sesungguhnya Allah mengharamkan kalian dari durhaka kepada orangtua, mengharamkan bakhil dan rakus, memakruhkan katanya dan katanya (isu), banyak bertanya, dan mengamburkan harta.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ad-Darimi)

4. Tidak Berkata Dusta

Dusta merupakan cara untuk menginformasikan sesuatu yang berbeda dengan kenyataan. Tentunya, Allah Swt dan Rasulullah melarang hal ini karena dapat membawa seseorang jatuh kedalam dosa dan neraka. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw pada hadis berikut ini:
“Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada surga, dan sesungguhnya seorang lelaki yang berkata jujur hingga di sisi Allah menjadi orang yang shidiq.
Dan sesungguhnya dusta itu membawa seseorang kepada dosa, dan dosa itu membawa kepada neraka. Dan seorang lelaki yang berdusta hingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
ADVERTISEMENT

5. Dilarang Berkata Kotor

Umat Islam dilarang oleh Rasulullah saw untuk berkata yang tidak baik seperti mengutuk, kotor perkataannya, dan ucapan-ucapan bathil lainnya. Seorang muslim harus selalui bebicara dengan tata cara yang lemah lembut, baik, anggun, dan penuh dengan kesopanan.
Hal ini sebagaiman sabda Rasulullah saw dari riwaayat Ibnu Mas’ud, bahwasannya,
“Bukanlah seorang Mukmin yang sempurna, yang suka mencaci, mengutuk, berbuat, dan berkata kotor.” (HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan At-Tirmidzi)

6. Dilarang Membuat Pendengar Tertawa dengan Hal yang Dusta

Salah satu perbuatan yang sering dilakukan banyak orang adalah sengaja berbohong agar pendengarnya tertawa. Hal ini tentunya perbuatan yang dilarang dalam agama Islam.
Bahkan, dalam sabda Rasullah saw menjelaskan bahwa bagi seseorang yang berbicara untuk membuat sekelompok orang tertawa dengan suatu kebohongan maka celakalah mereka. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw dari Mua’awiyah bin Haidah,
ADVERTISEMENT
“Celakalah bagi seseorang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat sekelompok orang tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Tirmidzi)
Demikian beberapa bacaan doa kelancaran berbicara di depan umum yang dapat dijadikan referensi umat muslim. (LA)