Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Barang Ekonomi: Pengertian dan Perbedaannya dengan Barang Bebas
9 Mei 2022 17:18 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Istilah barang ekonomi bisa diartikan sebagai jenis barang yang memiliki nilai kegunaan dan mempunyai sifat yang terbatas. Dalam ilmu ekonomi, barang ekonomi juga bisa disebut dengan economic goods.
ADVERTISEMENT
Untuk mendapatkan barang ekonomi tersebut, masyarakat harus merelakan tenaga, uang, dan waktu yang dimilikinya. Sementara itu dalam penyediaannya, barang ekonomi bisa diproduksi langsung oleh manusia, alam, dan lain sebagainya.
Beberapa contoh barang yang tergolong barang ekonomi adalah pakaian, makanan, minuman, rumah sewa, kos, jasa, dan lainnya. Supaya memahami lebih jelas tentang barang ekonomi dan contoh-contohnya, simak informasi di bawah ini.
Apa yang Dimaksud dengan Barang Ekonomi?
Mengutip buku Pengantar Ilmu Ekonomi karangan Dr. Agoes Parera, S.E., S.H., M.M., M.H., AAAIJ., CFP., barang ekonomi (economic goods) adalah barang yang mempunyai kegunaan dan langka, yaitu jumlah yang tersedia lebih sedikit daripada jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Dalam terminologi ekonomi, barang ekonomi menggunakan istilah langka. Pasalnya, produksi barang ekonomi membutuhkan sumber daya ekonomi yang terbatas dalam jumlahnya yang tidak terbatas.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menurut Soeharno, barang ekonomi ialah barang yang terbatas jumlahnya dan memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Contohnya, membangun rumah, membuat pakaian atau makanan, dan lain sebagainya.
Selain barang ekonomi, ada juga istilah barang bebas yang terdapat untuk memperoleh suatu barang dalam ilmu ekonomi. Berbeda dengan barang ekonomi, barang bebas adalah barang yang dibutuhkan manusia, tetapi tidak perlu mengeluarkan pengorbanan.
Lantas, seperti apa perbedaan dari barang ekonomi dan barang bebas? Menyadur buku Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas X karangan Bambang Widjajanta, dkk, berikut penjelasannya.
a. Barang ekonomi (economics good)
Barang ekonomi adalah barang pemuas kebutuhan yang untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber daya ekonomi, contohnya baju, minuman, dan pakaian. Barang ekonomi dapat dibedakan lagi menjadi barang konsumsi dan barang produksi.
ADVERTISEMENT
Jumlah barang ekonomi pun terbatas, itu sebabnya barang tersebut sering mengalami kelangkaan. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa barang yang ekonomis jumlahnya sedikit.
b. Barang bebas (free goods)
Barang bebas adalah barang pemuas kebutuhan yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan sumber daya ekonomi. Oleh karena itu, barang bebas tidak memiliki harga, seperti udara, sinar matahari, air di daerah pedesaan, dan air laut di daerah pantai.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan barang ekonomi, barang bebas tidak terbatas dan menyesuaikan dengan kebutuhan manusia yang jumlahnya tak terbatas.
Meski demikian, barang bebas juga bisa menjadi barang ekonomi karena perbedaan tempat dan waktu. Contohnya adalah di pedesaan, air bersih merupakan barang bebas, tetapi di kota menjadi barang ekonomi.
Apa Contoh Barang Ekonomi?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, barang ekonomi adalah barang yang mempunyai kegunaan dan langka. Itu sebabnya jumlah yang tersedia lebih sedikit dibandingkan jumlah yang dibutuhkan masyarakat dan memiliki harga.
Menurut buku Pengantar Ilmu Ekonomi Dasar-Dasar Ekonomi Mikro dan Makro karangan Aldila Septiana, M.Pd, barang ekonomi merupakan barang yang memerlukan usaha untuk memperolehnya.
Contohnya, beras dapat dikatakan barang yang mempunyai kegunaan dan langka, yaitu jumlah barang yang tersedia lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa contoh lain dari barang ekonomi? Berikut informasinya, seperti yang dikutip dari buku Pelajaran Ekonomi SMP Kelas 1 karangan Drs. Bambang Prishardoyo, dkk.
1. Makanan atau minuman
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Itu sebabnya, makanan dan minuman termasuk barang yang ekonomis. Untuk memenuhi kebutuhan tesebut, makanan dan minuman yang disiapkan tidak boleh sembarangan dan harus bergizi.
Supaya mendapatkan makanan yang bergizi tersebut, setiap orang harus mengeluarkan uang dengan jumlah tertentu. Bahkan, ada beberapa makanan yang memerlukan alat, seperti kompor dan gas.
Misalnya, nuget atau mi yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum disantap. Oleh karena itu, untuk menyediakan makan, ada beberapa usaha yang perlu untuk dilakukan.
2. Pakaian
Contoh barang ekonomi selanjutnya adalah pakaian. Pakaian merupakan salah satu bentuk barang yang tergolong sebagai barang yang dibutuhkan oleh setiap orang. Bahkan beberapa orang menjadikan pakaian sebagai identitas dirinya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Jumlah pakaian pun terbatas karena harus memerlukan pengorbanan atau usaha dalam pembuatannya. Selain usaha, dalam membuat suatu pakaian pun memerlukan uang, waktu, tenaga, atau bahan-bahan.
Nah, bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan pakaian juga terbatas, sehingga pakaian tergolong barang yang ekonomis. Beberapa bahan yang diperlukan untuk membuat suatu pakaian adalah sutra, wol, nilon, chiffon, dan lainnya.
3. Tempat tinggal
Tempat tinggal pada umumnya berwujud bangunan rumah, tempat berteduh, atau struktur lainnya yang digunakan sebagai tempat manusia tinggal. Hal ini juga bisa dilihat dari manusia yang harus mengeluarkan uang untuk bisa mendapatkan sebuah tempat tinggal.
Tempat tinggal sendiri termasuk contoh barang ekonomi yang memiliki harga paling mahal dibandingkan dengan kebutuhan yang lainnya.
Untuk memiliki rumah, seseorang perlu menyiapkan usaha, uang, waktu, dan tenaga. Bahkan beberapa rumah juga digunakan untuk membayar tenaga atau upah bagi para tukang yang membuatnya.
ADVERTISEMENT
4. Jasa kesehatan
Barang ekonomi selanjutnya adalah jasa kesehatan. Jasa kesehatan termasuk ke dalam barang ekonomi karena jumlah dokter sangat terbatas, sehingga setiap mengunjungi praktik dokter harus mengantre terlebih dahulu.
Untuk mendapatkan jasa kesehatan, beberapa masyarakat harus membayar harga yang cukup tinggi. Harga tinggi tersebut didapatkan karena pengalaman dokter dan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan gelar dokter.
Kini harga untuk mendapatkan jasa kesehatan sudah lebih terjangkau. Bahkan beberapa jasa kesehatan tersebut sudah bisa dimanfaatkan dengan menggunakan asuransi kesehatan.
(JA)