Cara Membaca Tensi Digital untuk Mengetahui Tekanan Darah

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
18 April 2024 10:24 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cara Membaca Tensi Digital. Foto: Unsplash/Online Marketing
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cara Membaca Tensi Digital. Foto: Unsplash/Online Marketing
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa orang belum memahami cara membaca tensi digital. Saat diukur tensinya, seringkali hanya diberitahu oleh dokter atau petugas medis bahwa tekanan darah normal atau tinggi.
ADVERTISEMENT
Tensi digital adalah salah satu alat pengukur tekanan darah yang praktis dan mudah digunakan di rumah. Jenis tensimeter ini dilengkapi dengan manset yang dipasang di lengan dan dapat menggembung secara otomatis.

Cara Pemeriksaan Tekanan Darah untuk Hasil yang Lebih Akurat

Ilustrasi Cara Membaca Tensi Digital. Foto: Unsplash/Hush Naidoo Jade Photography
Pemeriksaan tekanan darah secara teratur sangat penting terutama bagi penderita hipertensi. Selain untuk memahami tekanan darah, pemeriksaan ini juga dapat membantu pemberian obat dan memantau efektivitas pengobatan yang diberikan serta membantu dokter memperkirakan potensi komplikasi.
Sebelum melakukan pemeriksaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan tensimeter agar pemeriksaan tekanan darah lebih akurat, yaitu:

1. Pastikan Alat Berfungsi dengan Baik

Apabila menggunakan alat sendiri di rumah, pastikan bahwa alat tersebut memang berfungsi dengan baik dan memiliki garansi.
ADVERTISEMENT

2. Hindari Mengukur Tekanan Darah Setelah Bangun Pagi

Mengukur tekanan darah setelah bangun pagi akan meningkatkan hasil. Secara alami tubuh akan mengalami kenaikan tekanan darah di saat bangun tidur.

3. Tidak Makan sebelum Pemeriksaan Dilakukan

Disarankan untuk tidak makan, merokok, serta minum minuman berkafein dan beralkohol setidaknya 30 menit sebelum pemeriksaan dilakukan. Selain itu, jangan lupa buang air kecil terlebih dahulu. Saluran kemih yang penuh dapat meningkatkan tekanan darah meskipun hanya sedikit.

4. Cobalah Bersikap Tenang

Pastikan dalam kondisi tenang saat pemeriksaan tekanan darah dilakukan. Supaya tenang, cobalah duduk secara santai selama 5 menit dengan posisi senyaman mungkin sebelum pemeriksaan dilakukan. Usahakan untuk tidak membicarakan dan memikirkan hal-hal yang memicu stres.

5. Posisikan Lengan Setinggi Jantung

Posisikan lengan setinggi jantung di meja atau lengan kursi. Pastikan telapak tangan berada di atas. Letakkan bantal atau alas di bawah lengan agar lengan sejajar dengan jantung.
ADVERTISEMENT
Gulung lengan baju ke atas. Alat pemeriksa tekanan darah akan ditempelkan langsung menyentuh kulit agar hasil pemeriksaan akurat. Untuk memastikan keakuratannya, ulangi pemeriksaan beberapa kali dengan jeda 2–3 menit. Catatlah setiap hasil pemeriksaan sesuai keperluan.

Cara Menggunakan Tensi Digital

Ilustrasi Cara Membaca Tensi Digital. Foto: Unsplash/Unsplash+
Berikut ini adalah beberapa cara menggunakan tensimeter digital yang tepat:
ADVERTISEMENT

Cara Membaca Tensi Digital

Ilustrasi Cara Membaca Tensi Digital. Foto: Unsplash/Marcelo Leal
Semua orang pasti ingin memiliki tekanan darah normal agar terhindar dari berbagai penyakit kronis, terutama penyakit jantung. Oleh karena itu, sekarang ini banyak orang yang sengaja membeli alat ukur tekanan darah otomatis agar bisa mengukur tekanan darah kapan saja dan di mana saja, tanpa harus periksa ke tenaga kesehatan.
Setelah pemerikaan selesai, pada layar tensi darah akan muncul dua angka, yaitu baris pertama dan kedua. Baris pertama disebut dengan angka sistolik, sedangkan baris kedua merupakan angka diastolik. Kedua angka tersebut tak sekadar angka, tetapi menggambarkan kondisi aliran darah serta fungsi jantung saat itu.

1. Angka Sistolik

Ketika jantung berdetak, ada dua hal yang dilakukannya, yaitu berkontraksi kemudian mendorong darah untuk dialiri ke seluruh tubuh serta mengendur yang diiringi dengan kembalinya aliran darah ke jantung dari seluruh tubuh.
ADVERTISEMENT
Kegiatan mendorong darah dan berkontraksi menghasilkan tekanan yang disebut dengan tekanan sistolik.

2. Angka diastolik

Sementara itu, angka diastolik menandakan tekanan pada jantung ketika istirahat. Ini adalah waktu di mana jantung menerima darah dari paru-paru yang berisi oksigen. Darah tersebut merupakan darah yang akan dialirkan ke seluruh tubuh ketika tekanan sistolik terjadi.
Biasanya tensimeter akan menampilkan angka sistolik pada bagian atas layar dan menampilkan angka diastolik pada bagian bawahnya. Baik angka sistolik dan diastolik ini dinyakatan dalam satuan mmHg.
Dinyatakan sehat apabila memiliki angka sistolik dan diastolik yang berada di kisaran normal. Namun, bagaimana jika salah satu angka tersebut normal, tetapi salah satunya lagi tidak normal?
Para ahli menyebutkan, jika angka sistolik yang tidak normal kemungkinan mengalami beberapa gangguan kesehatan seperti, pembuluh darah arteri kaku, ada masalah pada katup jantung, mengalami hipertiroidisme, atau diabetes melitus.
ADVERTISEMENT
Namun, apabila angka diastolik yang tidak normal, ada kemungkinan terserang penyakit jantung koroner. Tanyakan pada dokter untuk mengetahui penyebab yang lebih pasti.

Memahami Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah

Ilustrasi Cara Membaca Tensi Digital. Foto: Unsplash/Unsplash+
Setelah mengetahui cara membaca tensi digital, mungkin sebagian orang masih bingung dengan kondisi kesehatan apa yang menggambarkan angka tersebut. Berikut ini merupakan berbagai hasil pengukuran tekanan darah beserta kondisi kesehatan yang mungkin terjadi berdasarkan tingkatannya.

1. Normal

Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg dapat dikatakan normal. Bagi yang memiliki tekanan darah normal harus mempertahankannya dengan makan makanan bernutrisi dengan gizi yang seimbang dan berolahraga secara rutin.

2. Prahipertensi

Tekanan darah pada kisaran antara 120–129 mmHg sistolik dengan diastolik kurang dari 80 mmHg menunjukkan prahipertensi. Apabila tidak segera diatasi, prahipertensi dapat berkembang menjadi hipertensi.
ADVERTISEMENT

3. Hipertensi Derajat 1

Tekanan darah dengan kisaran 130–139 mmHg sistolik atau 80-89 mmHg diastolik, termasuk hipertensi derajat 1. Namun, belum tentu mengalami hipertensi derajat 1 jika pemeriksaan ini baru dilakukan satu kali. Dokter biasanya akan mengulang pemeriksaan untuk memastikannya.

4. Hipertensi Derajat 2

Dapat didiagnosis hipertensi derajat 2 apabila tekanan darah secara konstan berada di atas 140/90 mmHg. Jika tekanan darah mencapai batas ini, dokter akan menyarankan untuk menerapkan pola hidup sehat dan meresepkan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang perlu dikonsumsi secara rutin.
Dijelaskan dalam buku Weight Bearing Exercise dan Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi, Elisabeth Wahyu, (2021:2), jika sudah mencapai kategori hipertensi, perlu penanganan khusus untuk menghindari terjadinya penyakit jantung, stroke dan lainnya.

5. Krisis Hipertensi

Jika tekanan darah mencapai lebih dari 180/120 mmHg, tunggu selama 5 menit, lalu ulangi pemeriksaan. Jika setelah diulang tekanan darah masih sama, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter karena sudah masuk dalam kategori krisis hipertensi.
ADVERTISEMENT
Waspadai juga gejala lain yang kerap menyertai, seperti nyeri dada, sesak napas atau sulit bernapas, nyeri punggung, rasa lemas atau mati rasa, perubahan pada penglihatan, atau kesulitan berbicara.

6. Hipotensi

Sebaliknya, jika tekanan darah sering berada di bawah 90/60 mmHg, kemungkinan mengalami tekanan darah rendah atau hipotensi. Kondisi ini juga bisa disertai rasa pusing karena kurang pasokan oksigen dalam darah.
Hipotensi kadang menjadi tanda seseorang mengalami dehidrasi. Namun, bisa juga menjadi tanda adanya gangguan kesehatan tertentu sehingga dianjurkan untuk tetap berkonsultasi ke dokter jika hasil pemeriksaan sering menunjukkan tekanan darah rendah.

Tip Memilih Alat Tensi Digital

Ilustrasi Cara Membaca Tensi Digital. Foto: Unsplash/Unsplash+
Sebelum memutuskan untuk membeli alat tensi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih alat tensi yang tepat. Berikut adalah tips memilih alat tensi digital.
ADVERTISEMENT

1. Pilih Ukuran yang Pas

Ukuran manset pada alat tensi ada bermacam-macam. Jadi, usahakan pilih ukuran yang pas dengan lengan. Pasalnya, tingkat akurasi alat tensi tergantung pada pemasangan manset. Semakin pas ukurannya, maka hasilnya semakin akurat.

2. Sesuaikan Budget

Harga alat tensi digital bervariasi. Biasanya, harga akan semakin mahal jika dilengkapi dengan fitur lengkap. Namun, ini tidak menjamin keakuratan dari alat tersebut. Jadi, pilih yang sesuai dengan kebutuhan dan budget.

3. Pertimbangkan Fitur

Beberapa tensi digital dilengkapi dengan fitur tambahan. Salah satunya memori untuk menyimpan data hasil pengukuran. Fitur ini cocok untuk pengidap hipertensi yang ingin memantau hasil tekanan darah secara berkala.

4. Pilih Alat Tensi Digital yang Mudah Digunakan

Tips membeli tensi digital selanjutnya adalah pastikan untuk memilih alat yang mudah digunakan. Sebelum membeli, sebaiknya coba terlebih dahulu beberapa jenis produk tensimeter digital di toko alat kesehatan atau apotek.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, akan tahu tensimeter digital mana yang lebih mudah digunakan dan hasilnya lebih mudah dibaca.
Itulah ulasan mengenai cara membaca tensi digital yang benar dan akurat untuk mengetahui tekanan darah. Pastikan untuk melakukan gaya hidup sehat agar tensi darah tetap normal dan terhindar dari penyakit.(glg)