Konten dari Pengguna

Contoh Batuan Sedimen dan Pengertiannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
5 Februari 2025 11:35 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Ilustrasi Contoh Batuan Sedimen Unsplash/Artem Kniaz
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Contoh Batuan Sedimen Unsplash/Artem Kniaz
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa contoh batuan sedimen. Batuan sedimen terbentuk akibat adanya proses pengendapan. Proses pembentukan batuan sedimen berawal dari adanya pemecahan batuan induk menjadi bagian-bagian yang ukurannya lebih kecil.
ADVERTISEMENT
Pecahan batuan tersebut kemudian diangkut atau dipindahkan ke tempat lain oleh zat pengangkut. Zat pengangkut tersebut bisa tenaga air yang mengalir, angin, maupun gletser sampai pada akhirnya diendapkan di suatu tempat.

Pengertian Batuan Sedimen

Ilustrasi Contoh Batuan Sedimen Unsplash/Zoltan Tasi
Sebelum mengetahui contoh batuan sedimen, ketahui pengertiannya terlebih dahulu. Berikut adalah pengertian batuan sedimen berdasarkan buku yang berjudul Batuan Sedimen dan Metamorf Sebuah Tinjauan Ilmiah, Rannsi Affandy, (2019:4).
Batuan sedimen merupakan jenis batuan yang muncul akibat pemadatan bahan-bahan yang terendapkan dalam bentuk materi yang tidak terikat. Batuan ini terbentuk melalui proses konsolidasi dari sedimen yang merupakan material yang diangkut ke tempat pengendapan oleh tenaga alam seperti air, angin, es, dan gerakan tanah.
Selain itu, batuan sedimen juga dapat dibentuk dari penguapan larutan yang mengandung kalsium karbonat, silika, garam, dan bahan lain. Menurut Tucker (1991), sekitar 70% dari total batuan di permukaan bumi adalah batuan sedimen, meskipun jumlahnya hanya menyumbang 2% dari keseluruhan volume kerak bumi. Hal ini menunjukkan bahwa batuan sedimen memiliki sebaran yang luas di permukaan, namun ketebalannya kurang signifikan.
ADVERTISEMENT
Ketebalan batuan sedimen bervariasi dari 0 hingga 13 kilometer, tetapi hanya sekitar 2,2 kilometer yang ditemukan di area benua. Struktur yang lebih besar tidak terlihat, dan setiap ekspos memiliki ketebalan yang beragam, sementara ekspos yang biasa terlihat memiliki ketebalan sekitar 1,8 kilometer.
Di dasar laut, lapisan sedimen mengisi ruang dari satu pantai ke pantai lainnya. Ketebalan lapisan tersebut selalu berubah karena penambahan material dari waktu ke waktu, dan ketebalan ini bisa berkisar antara 0,2 kilometer hingga lebih dari 3 kilometer, dengan rata-rata ketebalan mencapai sekitar 1 kilometer.
Dibandingkan dengan batuan beku, batuan sedimen hanya menyusun bagian kecil dari kerak bumi. Batuan ini hanya mewakili 5% dari total batuan yang ada di kerak bumi. Dari persentase 5% tersebut, 80% terdiri dari batu lempung, 5% dari batu pasir, dan sekitar 80% dari batu kapur (Pettijohn, 1975).
ADVERTISEMENT
Sedimen tidak hanya berasal dari daratan, tetapi juga dapat berasal dari akumulasi yang terjadi di tepi cekungan yang mengalami pengenduran oleh gaya gravitasi. Meskipun secara teori tidak ada erosi di bawah permukaan air, tetapi energi dari air, gelombang, dan arus bawah masih dapat mengikis terumbu karang, dan hasil pengikisan tersebut akan terendapkan di area sekitarnya.
Sebelum membahas bagaimana sedimen dipindahkan dan terdeposit dalam cekungan, ada baiknya memahami prinsip-prinsip yang terdapat dalam batuan sedimen. Prinsip-prinsip ini sangat beragam, termasuk prinsip uniformitarianisme. Hal utama dari prinsip ini adalah bahwa proses geologi yang berlangsung saat ini juga terjadi di masa lalu.
Prinsip tersebut diajukan oleh Charles Lyell pada tahun 1830. Dengan menerapkan prinsip ini dalam mempelajari proses geologi saat ini, kita dapat memperkirakan beberapa aspek seperti kecepatan sedimentasi, laju pemadatan sedimen, dan juga memprediksi bentuk geologi yang terbentuk melalui proses geologi tertentu.
ADVERTISEMENT
Lapisan horizontal pada batuan sedimen disebut sebagai bedding. Bedding ini terbentuk akibat pengendapan partikel yang dibawa oleh air atau angin. istilah sedimen berasal dari bahasa Latin "sedimentum" yang berarti endapan. Batas antar lapisan dalam batuan sedimen adalah bidang lemah di mana batu dapat mengalami keretakan dan cairan dapat mengalir.
Selama tidak terjadi perubahan atau pembalikan susunan lapisan, maka lapisan yang paling muda akan berada di bagian atas dan yang tertua di bawah. Prinsip ini dikenal sebagai prinsip superposisi. Susunan ini menjadi dasar bagi skala waktu stratigrafi atau waktu pengendapan. Observasi pertama mengenai fenomena ini dilakukan oleh Nicolaus Steno pada tahun 1669.

Contoh Batuan Sedimen

Ilustrasi Contoh Batuan Sedimen Unsplash/USGS
Inilah contoh batuan sedimen berdasarkan buku yang berjudul Geografi: Membuka Cakrawala Dunia, Bambang Utoyo, halaman 41.
ADVERTISEMENT
Beberapa contoh jenis batuan sedimen antara lain breksi, konglomerat, batu gamping (kapur), batu pasir, lanau, batu bara, dan rijang. Secara umum, batuan sedimen bisa dikategorikan berdasarkan cara terbentuknya, kekuatan yang mengendapkannya, serta lokasi terjadinya pengendapan batu tersebut.

1. Berdasarkan Cara Pengendapan

Dilihat dari metode pengendapannya, batuan sedimen dibagi menjadi dua tipe, yaitu sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

2. Berdasarkan Tenaga Pengendapan

Dari segi kekuatan yang mengendapkan, batuan sedimen dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe, yaitu sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

3. Berdasarkan Lokasi Pengendapan

Berdasarkan lokasi mengendap, batuan sedimen dikategorikan menjadi lima tipe, sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Penjelasan mengenai contoh batuan sedimen dapat memperluas pengetahuan pembaca tentang batuan sedimen. (Adm)