Konten dari Pengguna

Contoh Makalah yang Benar sebagai Referensi untuk Pelajar

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
16 April 2024 11:24 WIB
·
waktu baca 11 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Contoh makalah yang benar, foto hanya ilustrasi: Unsplash/Annie Spratt
zoom-in-whitePerbesar
Contoh makalah yang benar, foto hanya ilustrasi: Unsplash/Annie Spratt
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Membuat makalah menjadi salah satu tugas yang kerap diberikan oleh guru maupun dosen kepada pelajar dan mahasiswa. Oleh karena itu, contoh makalah yang benar penting untuk diketahui agar bisa membuat makalah dengan tepat.
ADVERTISEMENT
Makalah merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang membahas satu permasalahan tertentu sebagai hasil kajian pustaka ataupun kajian lapangan sebagaimana dikutip dari buku Menulis Makalah, Rangkuman dan Buku, Iqbal Wildan Alivi Triwandana, (2022:5).

Contoh Makalah yang Benar untuk Dijadikan Panduan dalam Menulis

Contoh makalah yang benar, foto hanya ilustrasi: Unsplash/Beatriz Pérez Moya
Biasanya makalah disusun untuk memenuhi tugas tertentu. Oleh karena itu, tata cara penulisan yang tepat penting untuk diketahui. Berikut adalah contoh makalah yang benar sebagai referensi agar bisa menyusunnya dengan tepat.

Contoh 1

Dikutip dari makalah Kondisi Masjid Al-Aqsa Selama Konflik Israel-Palestina,Rai Didin Islamuddin, (2022) yang dimuat dalam situs etheses.uinsgd.ac.id.
Judul
MAKALAH Kondisi Masjid Al-Aqsa Selama Konflik Israel-Palestina
Disusun oleh: Rai Didin Islamuddin, Program Studi Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2022.
ADVERTISEMENT
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kondisi Masjid Al-Aqsa Selama Konflik Israel-Palestina” dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Lembaga-Lembaga Internasional.
Terimakasih kami ucapkan kepada bapak Dr. Ija Suntana, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Lembaga Lembaga Internasional dan juga terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membangun makalah ini menjadi lebih baik lagi, dan semoga makalah ini dapat menjadi manfaat untuk kita semua.
ADVERTISEMENT
Bandung, Juli 2022
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Masjid Al-Aqsa dikenal Sebagai Masjid Suci dan bersejarah bagi umat Islam. Dikisahkan dalam Al-quran Masjid Al-Aqsa dikenal sebagai masjid suci dan bersejarah bagi umat Islam dan masjid penting di dunia, setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Dikisahkan dalam Al-quran Masjid Al-Aqsa d abadikan di dalamnya sebagai masjid tempat Nabi Muhammad SAW naik ke langitdalam peristiwa isra' Mi'raj dan menerima perintah ibadah salat, ibadah wajib bagi seluruh umat islam di Dunia.
Dikutip dari berbagai sumber, Masjid Al-Aqsa yang asli telah runtuh dan rata dengan tanah akibat gempa bumi yang melanda dan mengguncang Jazirah Arab pada pertengahan abad ke-6.Pembangunan kembali Masjidil Aqsa dilakukan oleh Khalifah Al-Walid (705-715) dari dinasti Umayyah, lalu direstorasi dinasti Abbasiyah. Dinasti Abbasiyah juga mengubah arsitektur Masjid Aqsa.
ADVERTISEMENT
Misalnya beberapa bagian pahatan kayu berbentuk bunga yang dulu digunakan sebagai dekorasi masjid dihilangkan. Arsitektur Masjid Al-Aqsa selanjutnya bercirikan gaya bangunan atau arsitektur abad pertengahan.Peristiwa Isra Mi’raj pun sangat mempengaruhi arsitektur masjid.
Masjidil Aqsa sebagai banguna suci bukan hanya bagi umat Islam saja, beberapa Agama Samawi menganggap bahwa masjidil aqsa sebagai tempat suci bagi keyakinannya. Yahudi dengan Meskipun Islam telah menguasai Yerusalem, kota tempat Al-Aqsa berada, umat Nasrani aman tinggal di sana karena kehidupannya dijamin oleh pimpinan Islam yang berkuasa waktu itu.
Umat Nasrani juga diberikan kebebasan untuk memelihara tempat ibadahnya. Mereka juga diperbolehkan untuk menjalankan ritual dan tradisi keagamaannya.Pada abad ke-7, kota itu menjadi kota ketiga terpenting bagi umat Islam setelah Mekkah dan Madinah yang menjadi tujuan bagi para peziarah.
ADVERTISEMENT
Dinasti yang berkuasa saat itu juga memperbolehkan orang Yahudi yang dulu terusir untuk kembali ke tanah leluhurnya di sekitar Yerusalem, kota tempat Masjid Al-Aqsa.
Komunitas Yahudi pun jumlahnya meningkat, sementara komunitas lain pelan-pelan meninggalkan kota itu. Tapi sebagai kota religius, Yerusalem tetap menjadi kota suci bagi tiga agama samawi, yakni Islam, Kristen, dan Yahudi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal mula konflik Israel-Palestina?
2. Bagaimana kondisi masjid Al-Aqsaa sebelum dan sesudah konflik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asal mula konflik.
2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi masjid Al-Aqsa sebelum dan
sesudah konflik.
BAB II
PEMBAHASAN
Asal Mula Konflik Israel Palestina
Jauh sebelum penyebab konflik Israel Palestina bermula, Palestina merupakan suatu negara yang ditempati oleh penduduk atau orang Filistin pada abad ke-12 SM. Sepanjang sejarah, Palestina telah diperintah oleh banyak kelompok, termasuk Asyur, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Arab, Fatimiyah, Turki Seljuk, Tentara Salib, Mesir, dan Mameluke.
ADVERTISEMENT
Kemudian, dari tahun 1517 hingga 1917, Kesultanan Utsmaniyah menguasai sebagian besar wilayah tersebut. Ketika Perang Dunia I berakhir pada tahun 1918, Inggris mengambil alih Palestina. Liga Bangsa-Bangsa mengeluarkan mandat Inggris untuk Palestina, yaitu sebuah dokumen yang memberi Inggris kendali administratif atas wilayah tersebut, termasuk ketentuan untuk mendirikan tanah air nasional Yahudi di Palestina yang mulai berlaku pada tahun 1923.
Di sisi lain sejarah menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi atau Bani Israil adalah sekelompok kecil manusia di jagad Allah, sejak abad sebelum masehi hingga dewasa ini, dengan mitos-mitosnya telah meresahkan dunia. Allah dengan firman-Nya menggambarkan perilaku jelek mereka dalam Q.S. al-Mâ’idah/5: 64, “mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan”.
ADVERTISEMENT
Negara-bangsa Israel-penganut Yahudi (yang menjadi lawan konflik negara-bangsa Palestina-Muslim) sejak diproklamirkan pada tahun 1948, telah menunjukkan demikian eksistensinya di panggung sejarah dunia. Bagaimana tidak, Israel-Yahudi dengan “gaya perjuangannya” sudah menjadi pembicaraan publik dunia yang tidak habis-habis dan tidak hentinya.
Karena itu bagaimana asal usul dan sasaran strategis yang diidealkan oleh father founding mereka untuk dicapainya, menarik untuk ditelusuri lebih jauh. Pada sisi lain Palestina mulanya bagian dari Daulah Islamiyah di bawah Turki ‘Utsmâni. Akan tetapi dengan dikuasai wilayah ini oleh Inggris (1917), seterusnya dicaplok sebagian besar (48%) oleh Yahudi-Israel, Palestina yang mayoritas penduduknya Muslim menjadi tidak merdeka.
Harus diakui bahwa Turki ‘Utsmâni menguasai Tanah Palestina dalam waktu yang lama, yaitu sejak wilayah ini dan Timur Tengah umumnya berada di bawah kekuasaannya yang tidak kurang dalam tiga abad.
ADVERTISEMENT
Palestina baru berpindah tangan dari Turki Usmani ke Imperialisme Inggris pada tahun 1917, akibat dari kekalahan Turki Usmani dalam perang. Hanya saja seolah Palestina baru berpindah tangan dari orang Arab-Islam kepada orang-orang Yahudi setelah mereka mendeklarasikan Israel sebagai satu negara merdeka pada tanggal 15 Mei 1948.
Dalam rentang tahun 1948-1968, Israel sudah cukup eksis dan kuat di Palestina serta di sekitar Timur Tengah umumnya. Buktinya dalam peperangan pada 1967, beberapa negara Islam yang terlibat, seperti Mesir, Yordania, Suriah, Bairut, Arab Saudi, Irak dan Palestina sendiri berhadapan dengan Israel, tetapi dalam kenyataannya umat Islam dengan negara masing-masingnya tidak dapat berbuat banyak, kecuali itu, Israel menjadi sahnya berdiri sebagai satu negara merdeka dari hasil caplokan beberapa negara Islam yang disebut di atas.
ADVERTISEMENT
B. Kondisi Masjid Sebelum Dan Sesudah Konflik
Dalam Sejarahnya Masjid Al-Aqsa menjadi kiblat pertama umat islam generasi awal hingga 1 tahun 2 bulan setelah hijrah sampai kemudian dialihkan ke ka’bah Masjidil haram. Sedangkan menurut kepercayan Yahudi, tempat yang sekarang menjadi Masjid Al-Aqsa dipercaya sebagai tempat berdirinya Bait Suci pada masa lampau. Masjid Al-Aqsa juga memiliki kaitan erat dengan kisah para Nabi dan Tokoh Bani Israil yang juga disucikan dalam ketiga agama Samawi.
Masjid Al-Aqsa juga adalah masjid ke 2 yang dibangun di dunia Sebagaimana Hadits Abu Dzar yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim berkata “Aku bertanya wahai Rasulullah, Masjid manakah yang pertama kali di bangun? Beliau menjawab “Masjidil Haram” Aku bertanya lagi “Kemudian masjid mana lagi? Beliau Menjawab “Masjidil Aqsa”.
ADVERTISEMENT
Sesuai apa yang ada dalam Al-quran Surat Al-isra ayat pertama, merupakan mukjizat dari Allah Swt. dan peristiwa terbesar dalam sejarah manusia, ketika itu Rasulullah bertemu dengan sang Pencipta secara langsung. Didampingi oleh Malaikat Jibril dengan mengendarai Buraq berangkat dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa.
Masjid al-Aqsa tidak luput dari sejarah perebutan kekuasaan di Yerusalem. Penguasa demi penguasa silih berganti memperebutkan otoritas di kota suci ini. Pada 1095, Kaisar Bizantium meminta bantuan Paus Urbanus II di Roma untuk melawan tentara Seljuk di Semenanjung Anatolia. Di hadapan para pembesar dan umat Kristiani di Clermont, Paus Urbanus menjawab dengan seruan Perang Salib. Tidak saja untuk melawan Seljuk, melainkan untuk menaklukkan Yerusalem dari kaum Muslim.
ADVERTISEMENT
Walaupun berada di tengah tengan Dunia Muslim, Yerusalem rentan jatuh ke tangan tentara salib. Stabilitas politik di dunia Muslim masa itu sudah kurang menguntungkan. Konflik terus-menerus antara Seljuk dan Fatimiyah membuat posisi pertahanan Yerusalem rentan. Tentara Salib menaklukkan Yerusalem pada 1099 saat kota itu baru saja direbut Fatimiyah dari Bani Seljuk. Pada 15 Juli 1099, tentara Salib berhasil menguasai kota itu.
Penaklukan tentara Salib mencatatkan tragedi paling mengerikan yang pernah disaksikan Masjid Al-Aqsa. Sebagian besar penduduk Muslim melarikan diri ke masjid untuk mencari keselamatan. Tak peduli situs suci atau tidak, tentara Salib masuk dan membantai semua penduduk Muslim di sana. Pembantaian itu menewaskan ribuan Muslim, seperti disebut Karen Arsmtrong, "darah menggenang sampai lutut". "Di mana-mana tercecer potongan-potongan tubuh manusia, badan tanpa kepala dan bagian-bagian tubuh yang dimutilasi, terserak-serak di segala penjuru," tambah Montefiore.
ADVERTISEMENT
Penguasa Yerusalem, Godfrey, menjadikan Masjidil Haram sebagai tempat tinggal. Interior masjid direnovasi menjadi sebuah istana dengan dinding baru, kebun, dan kamar-kamar. Semua simbol keislaman ditutup. Dome of the Rock yang terletak beberapa ratus meter mengalami nasib serupa. Bangunan dari Dinasti Umayyah itu diubah menjadi gereja. Muslim dilarang memasuki kota. Al-Aqsa sunyi dari lantunan ayat dan kumandang azan.
Upaya umat merebut kembali Yerusalem dari cengkeraman Pasukan Salib dilakukan berulang kali. Tapi, selalu gagal. Majid Irsan Al Kilani mengulas fenomena kegagalan ini dalam Hakadza Zhahara li Shalahiddin wa Hakadza Mat al-Quds. Kesimpulannya, umat Islam memang pantas kalah. Masjid al-Aqsa baru kembali ke tangan Muslim di bawah komando Shalahuddin al-Ayyubi pada 1187.
Menaklukkan Yerusalem, Shalahuddin masuk ke gerbang kota dengan damai. Tak ada pembantaian warga sipil. Sultan Ayyubiyah ini menjamin keselamatan dan kebebasan beribadah semua pemeluk agama. Terkecuali, pasukan Salib yang dia minta keluar dari kota. Hal pertama yang dilakukan Shalahuddin saat memasuki Yerusalem adalah mencopot tiang salib dari atas Kubah Batu.
ADVERTISEMENT
Carole Hillenbrand dalam The Crusade: Islamic Perspective mengisahkan, sebuah salib besar dipancangkan di atas kubah batu pada masa penaklukkan Yerusalem oleh kaum Frank. Mereka menghiasi al-Aqsa dengan patung, altar, dan gambar Bunda Maria. "Ketika kaum Muslim memasuki kota itu, pada hari Jumat, sekelompok orang naik ke puncak kubah untuk menurunkan salib itu. Ketika mereka telah tiba di puncak kubah, semua orang berteriak bersama-sama," kenang Hillenbrand.
Tentara Salib berulang kali mencoba merebut kembali Yerusalem dari tangan Shalahuddin, tetapi selalu teratasi. Hingga kematian Shalahuddin pada 1193, Dinasti Ayyubiyah masih menguasai Yerusalem. Pada masa Kesultanan Mamluk, semangat Perang Salib mulai mereda. Mamluk melakukan beberapa renovasi di kompleks al Haram asy-Syarif.
Sekolah-sekolah fikih dibangun. Muslim dari Afrika Utara, Persia, bahkan India berbondong-bondong ke Yerusalem. Seorang ulama masyur, Ibnu Taimiyah, menulis sebuah risalah singkat tentang keutamaan mengunjungi Masjid al-Aqsa lengkap beserta adab dan doa-doanya.
ADVERTISEMENT
Masa Ottoman Al-Aqsa terus menjadi magnet dari masa ke masa. Memasuki awal abad ke-16, kekuatan baru muncul di belahan timur dunia Islam. Ialah Kekaisaran Ottoman yang beribu kota di Istanbul. Pada 1513, Sultan Selim I dari Kekaisaran Ottoman mulai merebut beberapa wilayah kekuasaan Mamluk. Tiga tahun kemudian, Yerusalem dikuasai oleh Ottoman lewat penyerahan secara damai.
Pada masa ini, Yerusalem mengalami kebangkitan baru. Ottoman mengirim gubernur, tentara, dan administrator untuk mengelola kota. Masjid Al-Aqsa mengalami rekonstruksi dan perbaikan. Selama pemerintahan putra Selim I, Sulaiman al-Qanuni, Kubah Batu benar-benar direnovasi menjadi sangat megah. Sisa-sisa peninggalan itu masih dapat dilihat hingga hari ini.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Harus diakui bahwa Turki ‘Utsmâni menguasai Tanah Palestina dalam waktu yang lama, yaitu sejak wilayah ini dan Timur Tengah umumnya berada di bawah kekuasaannya yang tidak kurang dalam tiga abad. Palestina baru berpindah tangan dari Turki Usmani ke Imperialisme Inggris pada tahun 1917, akibat dari kekalahan Turki Usmani dalam perang. Hanya saja seolah Palestina baru berpindah tangan dari orang Arab-Islam kepada orang-orang Yahudi setelah mereka mendeklarasikan Israel sebagai satu negara merdeka pada tanggal 15 Mei 1948.
ADVERTISEMENT
Dalam rentang tahun 1948-1968, Israel sudah cukup eksis dan kuat di Palestina serta di sekitar Timur Tengah umumnya. Buktinya dalam peperangan pada 1967, beberapa negara Islam yang terlibat, seperti Mesir, Yordania, Suriah, Bairut, Arab Saudi, Irak dan Palestina sendiri berhadapan dengan Israel, tetapi dalam kenyataannya umat Islam dengan negara masing-masingnya tidak dapat berbuat banyak, kecuali itu, Israel menjadi sahnya berdiri sebagai satu negara merdeka dari hasil caplokan beberapa negara Islam yang disebut di atas.
Dalam Sejarahnya Masjid Al-Aqsa menjadi kiblat pertama umat Islam generasi awal hingga 1 tahun 2 bulan setelah hijrah sampai kemudian dialihkan ke ka’bah Masjidil haram. Sedangkan menurut kepercayan Yahudi, tempat yang sekarang menjadi Masjid Al-Aqsa dipercaya sebagai tempat berdirinya Bait Suci pada masa lampau. Masjid Al-Aqsa juga memiliki kaitan erat dengan kisah para Nabi dan Tokoh Bani Israil yang juga disucikan dalam ketiga agama Samawi.
ADVERTISEMENT
Masjid Al-Aqsa juga adalah masjid ke 2 yang di bangun di dunia sebagaimana hadits Abu Dzar yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim berkata “Aku bertanya wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali dibangun? Beliau menjawab “Masjidil Haram”. Aku bertanya lagi “Kemudian masjid mana lagi? Beliau Menjawab “Masjidil Aqsa”.
Itu dia contoh makalah yang benar untuk dijadikan referensi dalam membuat makalah sendiri. Pastikan untuk turut mencantumkan sumber yang valid dan tepercaya dalam pembuatan makalah. (PRI)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sasongko, “Masa Kelam Masjid Al-Aqsa”, REPUBLIKA, Juli 6,2022,https://republika.co.id/citing- sources/ Masa Kelam Masjid Al-Aqsa.
Mahir Ahmad Agha, Yahudi: Catatan Hitam Sejarah, terj. Yadi Indrayadi (Jakarta Timur: Qisthi Press, Juni 2005). Misri, A. Muchsin.
ADVERTISEMENT
PALESTINA DAN ISRAEL: Sejarah, Konflik dan Masa Depan, h. 398