Konten dari Pengguna

Daftar Senjata Tradisional di Indonesia beserta Penjelasannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
18 Februari 2025 16:14 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Daftar Senjata Tradisional. Foto: Pexels/Specna Arms
zoom-in-whitePerbesar
Daftar Senjata Tradisional. Foto: Pexels/Specna Arms
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan tradisi, termasuk dalam hal persenjataan tradisional. Setiap daerah memiliki senjata khas yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan, tetapi juga memiliki nilai sejarah, budaya, dan filosofi yang mendalam. Daftar senjata tradisional ini mencerminkan keberanian, keahlian, dan identitas masyarakat di berbagai suku dan wilayah.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Steven Rahaweman, (2023:67), senjata tradisional adalah warisan budaya yang harus kita jaga karena pentingnya budaya lokal sebagai jati diri, semua lapisan masyarakat harus mempunyai rasa tanggung jawab untuk melindungi, dan melestarikan kearifan lokal terlebih khususnya generasi muda meskipun berhadapan langsung dengan globalisasi.

30 Daftar Senjata Tradisional di Indonesia beserta Penjelasannya

Daftar Senjata Tradisional. Foto: Pexels/Pixabay
Inilah kumpulan daftar senjata tradisional di Indonesia beserta penjelasannya.

1. Keris (Jawa, Bali, Madura, Sumatera)

Keris adalah senjata tikam dengan bilah berkelok atau lurus yang memiliki nilai spiritual dan simbol status sosial. Dibuat dengan teknik tempa lipat menggunakan besi, baja, dan pamor (nikkel). Selain sebagai senjata, keris juga dianggap memiliki kekuatan magis dan digunakan dalam berbagai upacara adat.

2. Rencong (Aceh)

Rencong adalah senjata tradisional Aceh berbentuk belati dengan gagang melengkung menyerupai huruf "L". Senjata ini melambangkan keberanian dan kehormatan masyarakat Aceh. Rencong sering digunakan dalam upacara adat dan sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah.
ADVERTISEMENT

3. Mandau (Kalimantan, Suku Dayak)

Mandau adalah pedang khas suku Dayak dengan bilah satu sisi yang dihiasi ukiran dan lubang kecil. Selain sebagai senjata, mandau juga digunakan dalam ritual adat dan berburu. Senjata ini melambangkan keberanian dan status sosial pemiliknya.

4. Badik (Sulawesi Selatan, Suku Bugis dan Makassar)

Badik adalah senjata tikam berbentuk belati dengan bilah lurus atau melengkung. Senjata ini memiliki nilai budaya tinggi dan sering digunakan dalam upacara adat serta sebagai simbol keberanian dan kehormatan bagi masyarakat Bugis dan Makassar.

5. Klewang (Sumatera Barat, Riau, Jambi)

Klewang adalah pedang bermata satu dengan bilah sedikit melengkung. Senjata ini digunakan oleh pasukan Melayu dan Minangkabau dalam pertempuran melawan penjajah. Klewang juga berfungsi sebagai alat pertanian dan simbol status sosial.

6. Golok (Jawa Barat, Banten, Betawi)

Golok adalah senjata tebas serbaguna dengan bilah pendek dan tebal. Selain digunakan sebagai alat pertanian dan berburu, golok juga menjadi bagian dari budaya bela diri masyarakat Betawi dan Sunda.
ADVERTISEMENT

7. Sumpit (Kalimantan, Suku Dayak)

Sumpit adalah senjata tiup berbentuk tabung panjang yang digunakan untuk menembakkan anak panah beracun. Senjata ini efektif untuk berburu dan berperang, memungkinkan pengguna menyerang musuh dari jarak jauh tanpa terdeteksi.

8. Tombak Lado (Sumatera Selatan, Suku Palembang)

Tombak Lado adalah tombak bermata dua dengan gagang panjang. Digunakan dalam pertempuran dan upacara adat, senjata ini melambangkan kekuatan dan keberanian masyarakat Palembang.

9. Parang Salawaku (Maluku)

Parang Salawaku adalah kombinasi antara parang (pedang pendek) dan salawaku (perisai kecil). Digunakan oleh pejuang Maluku dalam perlawanan terhadap penjajah, senjata ini melambangkan semangat juang dan ketangguhan masyarakat Maluku.

10. Sikin Panjang (Aceh)

Sikin Panjang adalah pedang khas Aceh dengan bilah panjang dan lurus. Digunakan oleh bangsawan dan prajurit dalam peperangan, senjata ini melambangkan status sosial dan keberanian.

11. Celurit (Madura)

Celurit adalah senjata berbentuk sabit tajam yang sering digunakan dalam pertanian dan bela diri. Identik dengan budaya Madura, celurit juga dikaitkan dengan tradisi carok sebagai simbol keberanian dan penyelesaian konflik.
ADVERTISEMENT

12. Beladau (Riau)

Beladau adalah belati kecil dengan ujung runcing yang digunakan oleh suku Melayu untuk pertahanan diri. Bentuknya mirip rencong tetapi lebih kecil, dan sering dihiasi dengan ukiran tradisional.

13. Pedang Jenawi (Sumatera, Jawa)

Pedang Jenawi adalah pedang panjang bermata dua yang digunakan oleh prajurit kerajaan Melayu dan Jawa. Senjata ini sering dikaitkan dengan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, melambangkan kekuasaan dan keberanian.

14. Kujang (Jawa Barat, Suku Sunda)

Kujang adalah senjata khas Sunda dengan bentuk unik menyerupai pisau berlekuk-lekuk. Selain sebagai senjata, kujang memiliki nilai spiritual dan melambangkan kekuatan serta kearifan pemiliknya.

15. Trisula (Bali)

Trisula adalah senjata berbentuk garpu bercabang tiga yang sering digunakan dalam upacara adat dan bela diri. Selain sebagai senjata, trisula memiliki makna filosofis dalam ajaran Hindu-Bali, melambangkan kekuatan dewa.

16. Tombak Trisula (Jawa)

Tombak Trisula adalah tombak bercabang tiga yang digunakan dalam peperangan dan ritual keagamaan. Senjata ini sering dikaitkan dengan pasukan kerajaan Majapahit dan melambangkan kekuatan serta kewibawaan.
ADVERTISEMENT

17. Wedhung (Jawa Tengah dan Jawa Timur)

Wedhung adalah pisau tradisional Jawa dengan bilah lebar dan gagang sederhana. Digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan bela diri, wedhung juga memiliki nilai estetika dalam ukiran pada gagangnya.

18. Tumbuk Lada (Sumatera, Suku Melayu)

Tumbuk Lada adalah belati khas Melayu yang sering digunakan dalam duel atau pertahanan diri. Bentuknya mirip dengan rencong, tetapi lebih pendek dan tebal, melambangkan keberanian dan kehormatan.

19. Pedang Pusaka Siwar (Sumatera Selatan)

Pedang Pusaka Siwar adalah pedang pusaka dari Kesultanan Palembang dengan bilah panjang dan sedikit melengkung. Biasanya digunakan oleh bangsawan dalam upacara adat dan pertempuran, senjata ini melambangkan kekuasaan dan status sosial.

20. Sewar (Minangkabau, Sumatera Barat)

Sewar adalah senjata belati khas Minangkabau dengan bilah tajam dan gagang yang dihiasi ukiran. Digunakan oleh pendekar Minang dalam bela diri, sewar melambangkan keberanian dan keterampilan.
ADVERTISEMENT

21. Pasatimpo (Sulawesi Tengah, Suku Kaili)

Pasatimpo adalah pisau tradisional yang digunakan oleh suku Kaili sebagai alat pertahanan dan dalam kegiatan sehari-hari seperti berburu. Senjata ini memiliki bilah panjang dan tajam, serta gagang yang sederhana.

22. Gayang (Sulawesi Utara, Suku Mongondow)

Gayang adalah pedang khas suku Mongondow dengan bilah panjang dan tajam. Digunakan dalam peperangan dan sebagai simbol keberanian, gayang juga dihiasi dengan ukiran tradisional pada gagangnya.

23. Tombak Lembing (Nusa Tenggara Timur, Suku Timor)

Tombak Lembing adalah senjata tradisional yang digunakan oleh suku Timor di Nusa Tenggara Timur. Senjata ini memiliki gagang panjang dengan ujung runcing yang terbuat dari logam. Selain digunakan dalam pertempuran, tombak lembing juga berperan penting dalam kegiatan berburu dan upacara adat masyarakat setempat.

24. Kabeala (Papua)

Kabeala adalah pisau tradisional khas Papua yang dibuat dari bahan alami seperti tulang, batu, atau kayu. Pisau ini digunakan oleh suku-suku di Papua untuk berbagai keperluan sehari-hari, termasuk berburu, memotong, dan sebagai alat pertahanan diri. Kabeala juga memiliki nilai budaya dan sering digunakan dalam upacara adat.
ADVERTISEMENT

25. Siwar Panjang (Jambi)

Siwar Panjang adalah senjata tradisional dari Jambi yang memiliki bilah panjang dan melengkung. Senjata ini digunakan oleh masyarakat setempat dalam pertempuran dan sebagai simbol status sosial. Siwar Panjang juga sering dihiasi dengan ukiran pada gagangnya, mencerminkan seni dan budaya Jambi.

26. Pisau Raut (Kalimantan Tengah, Suku Dayak)

Pisau Raut adalah pisau kecil yang digunakan oleh suku Dayak di Kalimantan Tengah. Senjata ini berfungsi sebagai alat untuk meraut atau mengukir kayu, serta digunakan dalam upacara adat. Pisau Raut memiliki bilah tajam dan gagang yang dihiasi dengan ukiran khas Dayak.

27. Balato (Nias, Sumatera Utara)

Balato adalah pedang tradisional dari Pulau Nias, Sumatera Utara. Senjata ini memiliki bilah yang melebar di ujungnya dan gagang yang sering dihiasi dengan ukiran kepala hewan atau motif lainnya.
ADVERTISEMENT
Balato digunakan dalam upacara adat dan sebagai simbol status sosial. Selain itu, balato juga berperan dalam tarian perang tradisional Nias, seperti tari Faluaya.

28. Sumpit Papua (Papua)

Sumpit adalah senjata tiup tradisional yang digunakan oleh suku-suku di Papua. Terbuat dari kayu panjang dengan lubang di tengahnya, sumpit digunakan untuk menembakkan anak panah kecil yang sering dilumuri racun.
Senjata ini efektif untuk berburu dan dalam pertempuran jarak jauh. Sumpit juga mencerminkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat Papua dalam memanfaatkan sumber daya alam.

29. Piso Gaja Dompak (Sumatera Utara, Suku Batak)

Piso Gaja Dompak adalah senjata tradisional suku Batak di Sumatera Utara. Senjata ini berbentuk pisau dengan bilah runcing dan gagang yang sering dihiasi ukiran berbentuk gajah.
Piso Gaja Dompak dianggap sebagai pusaka kerajaan dan melambangkan kewibawaan serta kekuatan. Pada masa lalu, senjata ini hanya dimiliki oleh raja-raja Batak dan digunakan dalam upacara adat serta sebagai simbol kekuasaan.
ADVERTISEMENT

30. Huet (Maluku)

Huet adalah belati kecil khas Maluku yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk pertahanan diri dan pertempuran jarak dekat. Senjata ini memiliki bilah tajam dan gagang yang sederhana. Selain sebagai senjata, huet juga digunakan dalam berbagai upacara adat dan melambangkan keberanian serta kehormatan bagi pemiliknya.
Keberagaman daftar senjata tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah perjuangan masyarakatnya. Selain sebagai alat pertahanan dan berburu, senjata-senjata ini juga memiliki nilai estetika dan spiritual yang tinggi.
Hingga saat ini, banyak di antaranya masih dijaga dan dilestarikan sebagai warisan budaya bangsa. (Dista)