Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Dalil Puasa Tasua dalam Alquan dan Hadits
24 Juli 2023 8:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa Arab, Tasu’a berasal dari kata tis’ah yang berarti sembilan atau kesembilan. Mengutip buku Fiqih Kontroversi Jilid 2: Beribadah Antara Sunnah dan Bid’ah, puasa Tasu’a dikerjakan setiap tanggal 9 Muharram untuk membedakan puasa Asyura dengan puasa bangsa Yahudi yang waktunya bersamaan.
Sebagaimana halnya puasa Asyura, puasa Tasu’a juga memiliki keutamaan. Di antara keutamaan puasa Tasu’a adalah mendapat pahala berlipat ganda.
Untuk mengenal lebih dekat dengan puasa Tasu’a, berikut ini beberapa dalil yang membahas amalan sunah ini.
Dalil Puasa Tasua
Dalil yang menyebut tentang puasa Tasu’a tertera dalam beberapa hadits. Dalil-dalil tersebut menjelaskan tentang keutamaan, anjuran, hingga waktu pelaksanaan puasa Tasu’a.
1. Keutamaan Puasa Tasua – HR Muslim, Tirmidzi, Ahmad
Keutamaan puasa Tasu’a dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim . Dalam hadits tersebut, Rasulullah mengatakan bahwa puasa di bulan Muharram lebih utama dibandingkan puasa sunah lainnya.
ADVERTISEMENT
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ ؛ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ ؛ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Artinya: "Puasa paling utama setelah Ramadan adalah berpuasa di bulan Allah(Muharram), dan sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah shalat malam."
2. Anjuran Puasa Tasu’a – HR Muslim
Anjuran puasa Tasu’a dilandaskan pada hadits nabi yang diriwayatkan Imam Muslim. Rasulullah mengatakan akan melakukan puasa Tasu’a pada 9 Muharram setelah seorang sahabat memberi tahu bahwa puasa Asyura bersamaan waktunya dengan ibadah Bani Israil.
Puasa tersebut dimaksudkan sebagai pembeda. Namun sebelum sempat berpuasa Tasu’a, beliau lebih dulu wafat.
Mengutip laman HadeethENC, meskipun Rasulullah belum sempat berpuasa di tanggal 9 Muharram, umat Muslim tetap dianjurkan untuk mengerjakan puasa tersebut dengan dalil apa yang telah beliau tekadkan adalah bagian dari sunnah.
ADVERTISEMENT
عن عبدالله بن عباس رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «لَئِن بَقِيتُ إلى قابلٍ لأصومنّ التاسِع»
Artinya: "Dari Abdullah bin Abbas -raḍiyallāhu 'anhumā- dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengatakan, "Sungguh jika aku masih hidup hingga tahun depan aku akan puasa di hari ke- 9 (Muharram)."
3. Pahala Puasa Tasu’a – HR At-Thabarani
Dalil pahala puasa Ta’sua tertera dalam hadits riwayat At-Thabarani. Orang yang berpuasa satu hari pada bulan Muharram akan mendapat pahala setara sebulan puasa. Hal ini juga berlaku untuk puasa Tasu’a.
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)
ADVERTISEMENT
Artinya: "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, “Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa”.
Baca Juga: Hukum Puasa Tasua, Niat, dan Keutamaannya
(GLW)