Konten dari Pengguna

Dasar Hukum Puasa Ramadan dalam Al-Qur'an dan Hadis

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
7 Maret 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 7 menit
clock
Diperbarui 19 Maret 2024 18:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Dasar Hukum Puasa Ramadan. Unsplash/Abdullah Arif.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dasar Hukum Puasa Ramadan. Unsplash/Abdullah Arif.
ADVERTISEMENT
Memahami dasar hukum puasa Ramadan dalam Al-Qur'an dan hadis merupakan salah satu amalan yang penting bagi setiap umat Islam. Seperti yang diketahui, semua yang Allah Swt. perintahkan untuk dilaksanakan oleh umat manusia tentu ada hukumnya.
ADVERTISEMENT
Umat Muslim menjadikan sumber hukum Al-Qur'an dan hadis sebagai acuan, karena hal ini bersifat mutlak dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

Dasar Hukum Puasa Ramadan

Ilustrasi Dasar Hukum Puasa Ramadan. Unsplash/GR Stocks.
Hukum puasa adalah wajib bagi umat Muslim yang berakal dan sudah baligh. Mengutip dari laman alrasikh.uii.ac.id, berikut adalah dasar hukum puasa Ramadan dalam Al-Qur'an dan hadis.

1. Al-Qur'an

Dasar hukum puasa Ramadhan terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 183 sebagai berikut.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ۝١٨٣
Yâ ayyuhalladzîna âmanû kutiba ‘alaikumush-shiyâmu kamâ kutiba ‘alalladzîna ming qablikum la‘allakum tattaqûn
Allah Swt berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (Q.S. al-Baqarah [2]: 183)
ADVERTISEMENT
Selanjutnya terdapat dalam surat al Baqarah ayat 185,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ۝١٨٥
Syahru ramadlânalladzî unzila fîhil-qur'ânu hudal lin-nâsi wa bayyinâtim minal-hudâ wal-furqân, fa man syahida mingkumusy-syahra falyashum-h, wa mang kâna marîdlan au ‘alâ safarin fa ‘iddatum min ayyâmin ukhar, yurîdullâhu bikumul-yusra wa lâ yurîdu bikumul-‘usra wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullâha ‘alâ mâ hadâkum wa la‘allakum tasykurûn
Artinya :"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 185),
ADVERTISEMENT
Pada ayat di atas dijelaskan bahwa Allah Swt mewajibkan umat Islam untuk berpuasa. Puasa bulan Ramadan merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan pada tahun kedua Hijriyah, yaitu tahun kedua sesudah Nabi Muhammad` hijrah ke Madinah. Hukumnya fardu ‘ain atas tiap-tiap mukallaf (baligh dan berakal).

2. Hadis

Mengutip dari laman alrasikh.uii.ac.id dan jabar.nu.or.id, berikut adalah dasar hukum puasa Ramadan dalam hadis secara lengkap.
Dasar hukum puasa Ramadan terdapat dalam hadis dari Ibnu Umara ia berkata,
رأى الناس طلوع الهلال فأخبرت رسول الله صلى الله عليه وسلم أني رأيته فصام وأمر الناس بالصيام
Ra'aa alnaas tulue alhilal fa'akhbarat rasul allah salaa allah ealayh wasalam 'aniy ra'aytuh fisam wa'amar alnaas bialsiyam
”Orang-orang melihat terbitnya hilal (awal bulan), lalu saya memberitahukan kepada Rasulullah, bahwa saya melihatnya, maka beliau berpuasa dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa.”(H.R. Abu Dawud dan disahkan oleh Hakim dan Ibnu Hibban).
ADVERTISEMENT
Selain itu, juga terdapat hadis lain yaitu:
"Telah menceritakan kepada kami, Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada saya Isma’il bin Ja’far dari Abu Suhail dari bapaknya dari Thalhah bin ‘Ubaidullah z. Ada seorang ‘Arab Baduy datang kepada Rasulullah saw dalam keadaan kepalanya penuh debu lalu berkata;
“Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku apa yang telah Allah wajibkan buatku tentang shalat?”Maka Beliau menjawab: “Shalat lima kali kecuali bila kamu mau menambah dengan yang tathowwu’ (sunnat) “.
Orang itu bertanya lagi: “Lalu kabarkan kepadaku apa yang telah Allah wajibkan buatku tentang shaum (puasa)?” Maka Beliau ﷺ menjawab: “Shaum di bulan Ramadhan kecuali bila kamu mau menambah dengan yang tathowwu’ (sunnat) “.”Dan shiyam (puasa) Ramadhan”.
ADVERTISEMENT
Orang itu bertanya lagi: “Lalu kabarkan kepadaku apa yang telah Allah wajibkan buatku tentang zakat?” Berkata, Tholhah bin ‘Ubaidullah z: Maka Rasulullah n menjelaskan kepada orang itu tentang syari-at-syari’at Islam.
Kemudian orang itu berkata: “Demi Dzat yang telah memuliakan anda, Aku tidak akan mengerjakan yang sunnah sekalipun, namun aku pun tidak akan mengurangi satupun dari apa yang telah Allah wajibkan buatku”.
Maka Rasulullah n berkata: “Dia akan beruntung jika jujur menepatinya atau dia akan masuk surga jika jujur menepatinya” (H.R. Bukhari)
Pada kitab Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid karya Ibnu Rusyd disebutkan bahwa dalil ijma’ tidak ada satu pun ulama yang meyangkal kewajiban puasa Ramadhan.
Kewajiban melaksanakan ibadah puasa Ramadhan merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar mengenai hukumnya, karena didasarkan pada dalil-dalil yang mutawatir serta tidak diragukan lagi kesahihannya.
ADVERTISEMENT
Dari Abu Hurairah z, bahwasannya Rasulullah saw bersabda,
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
Walssiam junnat wa'iidha kan yawm sawm 'ahadikum fala yarfuth wala yaskhab fa'iin sabbah 'ahad 'aw qatalah falyaqul 'inni amru sayim
“Puasa itu adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah mengucapkan ucapan kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa.“ (H.R. Al Bukhari no.1904)
Puasa Ramadhan merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima, disyariatkan pada hari Senin tanggal 2 Sya’ban, tahun kedua Hijriyah. Nabi saw., bersabda:
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًارَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
ADVERTISEMENT
Buni al'iislam ealaa khams shahadat 'an la 'iilah 'illa alllah wa'ann muhammadanarasul alllah wa'iiqam alssalat wa'iita' alzzakat walhajj wasawm ramadan
“Islam itu ditegakkan atas lima azas yaitu: (1) Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah. (2) Mendirikan shalat. (3) Menunaikan zakat. (4) Berhaji ke Baitullah. (5) Berpuasa dalam bulan Ramadhan”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 7 dan Muslim: 19).
Dalam hadis yang lain Rasulullah saw, bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Man sam ramadan 'iimanan wahtisaban ghufir lah ma taqaddam min dhanbih
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw, bersabda: "Siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosanya yang telah berlalu”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 37 dan Muslim: 1266).
ADVERTISEMENT
Dalam hadis yang lain Rasulullah saw, bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Kull eamal abn adam yudaeaf alhasanat eashr 'amthaliha 'iilaa sabemiayat dief qal alllah eazz wajall 'illa alssawm fa'innah li wa'ana 'ajzi bih yadae shahwatah wataeamah min 'ajli lilssayim farhatan farhat eind fitrih wafarhat eind liqa' rabbih walakhuluf fih 'atyab eind alllah min rih almisk
“Amal setiap orang balasannya dilipat gandakan, setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali. Berfirman Allah Swt: “Kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang langsung membalasnya, karena ia (orang yang berpuasa) telah meninggalkan syahwat, makan, dan minumnya semata-mata untuk beribadah pada-Ku. Bagi orang yang berpuasa memperoleh dua kebahagiaan, (1) kebahagiaan ketika ia berbuka dan (2) kebahagiaan ketika ia berjumpa dengan Tuhannya. Sesungguhnya aroma mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum dari parfum misk (kasturi)”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 6938 dan Muslim: 1945).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penjelasan di atas, kita telah mengetahui dasar hukum puasa Ramadan dalam Al-Qur'an dan hadis. Semoga dengan mengetahui dalil-dalil tersebut, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk sehingga mendapatkan keberkahan di bulan Ramadan ini. (APR)