Definisi Reaksi Autoredoks dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
18 Januari 2022 14:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi reaksi autoredoks sebagai salah satu reaksi kimia. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi reaksi autoredoks sebagai salah satu reaksi kimia. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Reaksi autoredoks masuk ke dalam salah satu reaksi kimia. Reaksi kimia biasanya melibatkan banyak zat kmia yang bisa dipadukan, untuk membentuk suatu zat baru. Reaksi ini biasanya secara otomatis diikuti dengan berbagai perubahan kimia.
ADVERTISEMENT
Dalam mata pelajaran Kimia SMA, reaksi autoredoks sering disebut dengan istilah disproporsionasi. Reaksi autoredoks merupakan salah satu jenis reaksi redoks yang melibatkan proses reduksi dan oksidasi.
Penting untuk diingat, reduksi adalah penerimaan elektron atau penurunan bilangan oksidasi. Sementara itu, oksidasi adalah pelepasan elektron atau peningkatan bilangan oksidasi.
Mengutip buku Cara Cepat Kuasai Konsep Kimia dalam 8 Jam SMA Kelas 12 tulisan Agus Kamaludin (2013: 25), reaksi autoredoks adalah reaksi ketika suatu zat mengalami reaksi reduksi dan oksidasi secara serentak. Artinya, reaksi redoks yang menjadi oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama.
Tidak semua reaksi termasuk reaksi autoredoks. Syarat utamanya, yaitu ada unsur yang punya lebih dari satu bilangan oksidasi atau biloks. Adapun unsur yang tidak bisa mengalami autoredoks, apabila bilangan oksidasi sudah mencapai angka maksimal maupun minimal.
ADVERTISEMENT

Contoh Reaksi Autoredoks

Reaksi ini ternyata dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, apa saja contoh reaksi autoredoks? Dirangkum dari buku Rangkuman Kimia SMA karangan Nirhayati Rahayu, S.Pd dkk (2009: 47), berikut contoh-contohnya.
Ilustrasi reaksi autoredoks yang perubahannya dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Foto: Pixabay
1. Pembentukan Garam Dapur dari Natrium Hiploklorit
Reaksi autoredoks yang dihasilkan:
2. Pembentukan Garam Natrium Iodida dari Reaksi antara Iodin dengan Natrium Hidroksida
Reaksi autoredoks yang dihasilkan:
3. Pembentukan Garam Natrium Klorida dari Reaksi antara Natrium Hidroksida dengan Gas Klorin
Reaksi autoredoks yang dihasilkan:
4. Pembentukan Garam Kalium Klorida dari Reaksi antara Gas Klorin dengan Kalium Hidroksida
ADVERTISEMENT
Reaksi autoredoks yang dihasilkan:
Reaksi autoredoks melibatkan proses reduksi dan oksidasi secara serentak. Foto: Pixabay
Perubahan yang timbul akibat reaksi autoredoks juga akan melibatkan pergerakan dari elektron. Pergerakan elektron ini sangat berperan penting, baik dalam pemutusan suatu ikatan kimia maupun pembentukan suatu ikatan kimia yang baru.
Setelah mengetahui contoh reaksi autoredoks dalam kehidupan sehari-hari, dapat disimpulkan bahwa adanya reaksi kimia ini, bertujuan untuk memunculkan dua zat yang memiliki unsur berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Dulunya, reaksi autoredoks pertama kali dipelajari menggunakan tartrat dan dilakukan oleh Johan Gadolin. Penggunaannya pun ditemukan pada tahun 1788.
Seiring berjalannya waktu dan penelitian terus dikembangkan, pada tahun 1937 ditemukanlah siklus asam nitrat oleh Hans Adolf Krebs. Namanya sempat sangat melambung, karena beberapa penemuan yang telah dilakukannya.
ADVERTISEMENT
Terdapat pula salah satu reaksi kimia yang melibatkan asam piruvat dan ditemukan oleh Hans Adolf Krebs, yaitu reaksi fermentasi. Dalam reaksi tersebut akan ada yang bertindak sebagai reduktor dan oksidator. Selain itu, ada juga salah satu unsur yang menjadi donor elektron dan akseptor elektron.
(VIO)