Faktor Internal Munculnya Rasa Kebangsaan di Indonesia

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
14 September 2021 10:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Faktor internal munculnya rasa kebangsaan di Indonesia. Dok. Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Faktor internal munculnya rasa kebangsaan di Indonesia. Dok. Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meski hidup sebagai warga negara Indonesia, bukan berarti hal itu membuat rasa kebangsaan dan nasionalisme muncul dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Untuk memunculkan rasa tersebut, diperlukan tekad yang kuat dan semangat juang tinggi. Dengan begitu, rasa kebangsaan itu bisa dirasakan sekaligus juga tertanam di dalam diri sendiri.
Melihat hal tersebut, tentunya tidak bisa dipungkiri bahwa memang ada beberapa faktor baik internal dan eksternal yang memicu munculnya rasa kebangsaan tersebut.
Melansir jurnal Nasionalisme dari Pusat dan Pelatihan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, beberapa unsur yang mempengaruhi munculnya rasa kebangsaan adalah perasaan nasional, bahasa, dan agama.

Faktor Internal Munculnya Rasa Kebangsaan di Indonesia

1. Lahirnya kaum terpelajar
Di tahun 1908 hingga 1928 banyak pemuda Indonesia yang memiliki visi meningkatkan kesadaran nasional. Salah satunya adalah kelompok pelajar STOVIA yaitu, dr. Soetomo yang kompak mendirikan organisasi pergerakan nasional, yakni Boedi Oetomo.
ADVERTISEMENT
Berdirinya Boedi Oetomo menjadi tonggak rakyat Indonesia untuk bangkit menumbuhkan rasa kebangsaan. Hal ini yang menjadi sebab mengapa kaum terpelajar menjadi salah satu faktor internal dari rasa kebangsaan.
2. Adanya penderitaan yang dialami oleh seluruh rakyat Indonesia
Ilustrasi rakyat Indonesia melakukan romusha. Dok. flickr.com
Di masa penjajahan Jepang, rakyat Indonesia mengalami penderitaan dan kesengsaraan yang cukup panjang karena gerakan romusha. Romusha adalah sistem yang membuat rakyat Indonesia, seperti petani harus bekerja secara paksa di tahun 1942 hingga 1945.
Kenangan dari penderitaan yang dialami rakyat Indonesia ini otomatis membangun rasa kebangsaan di dalam dirinya. Tujuannya agar rakyat Indonesia bisa mengerti arti dari rasa bela negara.
3. Pengaruh golongan peranakan
Selain masyarakat Indonesia, ada juga pengaruh dari golongan peranakan atau ras campuran seperti Tionghoa-Indonesia atau Indonesia-Melayu.
ADVERTISEMENT
Di Pemalang saat awal revolusi, berdiri Laskar Pemuda Tionghoa (LPT) yang diketuai oleh Tan Jiem Kwan. Peran LPT sendiri sangat penting untuk memerdekakan Indonesia. Salah satunya berhasil merebut beberapa senjata Jepang yakni 2 pistol, 2 karaben, dan beberapa granat.
Bahkan, beberapa orang dari LPT juga ikut memasok makanan serta senjata untuk para tentara Indonesia di masa penjajahan. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh golongan peranakan juga penting dalam memunculkan rasa kebangsaan.
4. Adanya keinginan melepaskan diri dari imperialisme
Imperialisme adalah perluasan kekuasaan suatu negara. Saat masa penjajahan, ada berbagai dampak yang dirasakan akibat dari imperialisme.
Salah satu dampak yang cukup dirasakan, yaitu di bidang sosial. Misalnya saja perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial, munculnya golongan buruh dan majikan, hingga terjadinya pemerasan serta penindasan di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dampak-dampak tersebut yang membuat masyarakat Indonesia ingin melepaskan diri dari imperialisme. Selain bisa menciptakan kedamaian di antara masyarakat, hal ini juga menumbuhkan rasa kebangsaan.
(JA)