Hari Raya Waisak: Sejarah hingga Perayaannya di Indonesia

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
3 Mei 2024 12:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Hari Raya Waisak. Foto: David Bartus/Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hari Raya Waisak. Foto: David Bartus/Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari Raya Waisak tahun ini jatuh pada 23 Mei 2024. Waisak adalah hari suci umat Buddha yang berkaitan dengan tiga peristiwa penting di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Waisak diakui sebagai hari raya terbesar di antara hari-hari dalam sejarah agama Buddha karena di dalamnya berisi makna religius yang sakral dan ritual, serta terdapat arti tersirat yang bisa dipahami.
Artikel ini akan membahas lebih lengkap tentang Hari Raya Waisak, yakni sejarah dan makna Trisuci Waisak, serta pelaksanaannya di Indonesia.

Mengenal Hari Raya Waisak

Ilustrasi Hari Raya Waisak. Foto: George Best Thai/Pexels.com
Fakhri Humaidi, Universitas Padjajaran, dalam karya ilmiah berjudul Penyelenggaraan Peringatan Hari Raya Trisuci Waisak di Candi Borobudur dan Komodifikasi Budaya dalam Wacana Ekonomi Politik Global, menjelaskan tentang makna Hari Raya Waisak.
Hari Raya Waisak adalah hari raya terbesar yang diperingati seluruh umat Buddha untuk mengenang bakti, darma, dan perjalanan Buddha Gautama dalam mencapai pencerahan yang sempurna. Waisak adalah sebuah momen refleksi diri umat Buddha terhadap ajaran dan nilai-nilai Buddha Gautama.
ADVERTISEMENT
Bulan purnama pada saat Waisak menjadi simbol dalam memperingati tiga peristiwa penting yang terjadi pada bulan tersebut, yakni kelahiran, pencerahan sempurna, dan kemangkatan Buddha Gautama.
Peringatan Hari Raya Waisak menjadi salah satu tradisi lama yang terus dipelihara umat Buddha di berbagai belahan dunia dari generasi ke generasi.
Dalam pelaksanaan konferensi World Fellowship Buddhist di Sri Lanka pada 1950, upaya formal diadakan untuk membentuk kesepakatan bersama umat Buddha sedunia mengenai Hari Raya Waisak. Konferensi tersebut berhasil mencapai kesepakatan untuk menentukan peringatan Hari Raya Waisak yang jatuh pada setiap purnama di Mei.

Sejarah dan Makna Trisuci Waisak

Ilustrasi Trisuci Waisak. Foto: Unsplash/abhijeet gourav
Trisuci Waisak adalah hari suci umat Buddha yang berkaitan dengan tiga peristiwa penting di dalamnya. Mengutip buku buku Ikhlas Beramal Volmues 1-2, oleh Rhian D'kincai, berikut ini tiga peristiwa penting tentang kehidupan Buddha Gautama yang dirayakan setiap tahunnya sebagai Hari Raya Waisak:
ADVERTISEMENT

1. Kelahiran Buddha Gautama

Makna pertama dalam pelaksanaan Trisuci Waisak adalah lahirnya Buddha Gautama. Buddha Gautama adalah anak seorang raja bernama Suddhodana dan Ratu Mahamaya.
Buddha lahir di Taman Lumbini pada 623 SM. Buddha Gautama lahir dalam keadaan yang bersih tanpa noda, dapat berdiri tegak, dan langsung bisa berjalan.

2. Buddha Gautama Mencapai Penerangan Sempurna

Karena kelahiran Buddha Gautama tersebut, pimpinan Asita Kaladewa meramalkan bahwa di masa depan ia akan menjadi Chakrawatin atau Maharaja Dunia.
Kemudian, dikutip dari laman bpkpenabur.or.id, pada usia 29 tahun, Buddha Gautama pernah pergi meninggalkan istana untuk mencari kebebasan dari umur tua, sakit, dan mati.
Pada Purnama Sidhi bulan Waisak yang jatuh pada 588 SM, Buddha Gautama mencapai Penerangan Agung, serta mendapatkan gelarnya sebagai Buddha.
ADVERTISEMENT

3. Buddha Gautama Parinibana

Pada usia 80 tahun, Buddha Gautama wafat atau mencapai parinibbana di Kusinara pada 543 SM. Para pengikutnya melakukan sujud sebagai bentuk penghormatan terkahir kepada Buddha Gautama.
Dari tiga peristiwa di atas, terjadi dalam waktu yang sama, yaitu pada Waisak saat Purnama Sidhi.

Perayaan Hari Raya Waisak

Ilustrasi perayaan Hari Raya Waisak. Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Hari Raya Waisak dirayakan pada bulan purnama pertama menurut penanggalan kuno Vekasha, umumnya jatuh pada Mei. Perayaan ini dilakukan serentak oleh umat Buddha di seluruh dunia.
Pada momen tersebut, umat Buddha melakukan persembahan, meditasi, dan kegiatan keagamaan lainnya untuk menghormati Buddha Gautama. Umat Buddha mengamati ajaran Buddha Gautama untuk dijadikan pedoman mengenai cara hidup yang benar di dunia.
Berdasarkan karya ilmiah Upacara Waisak di Candi Muara Takus karya Hasnur Irwansyah, tak ada rangkaian baku yang harus dilakukan saat merayakan Waisak.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, dikutip dari Penyelenggaraan Peringatan Hari Raya Trisuci Waisak di Candi Borobudur dan Komodifikasi Budaya dalam Wacana Ekonomi Politik Global oleh Fakhri Humaidi, Universitas Padjajaran, secara umum proses perayaan Waisak meliputi kegiatan peribadatan oleh para biksu, biksuni, dan umat awam yang mencakup meditasi, menyanyikan lagu puja, dan berderma.

Perayaan Hari Raya Waisak 2024 di Indonesia

Ilustrasi perayaan Hari Raya Waisak. Foto: dok. InJourney
Mengutip laman Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, [ada perayaan Hari Raya Waisak 2024 di Indonesia, Kemenag mengangkat tema "Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia" dengan sejumlah sub tema yang diusung berbagai Lembaga Keagamaan Buddha, yakni:
ADVERTISEMENT
Menurut Supriyadi, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, tema peringatan Tri Suci Waisak 2568 BE ini memberi pesan kepada umat Buddha bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan dan dipertentangkan.
Perbedaan ini harus dipahami dan disadari sebagai keberagaman yang menguatkan satu sama lain untuk mencapai hidup yang harmonis.
Peribadatan umat Buddha menyambut detik-detik Waisak akan dipusatkan di Candi Borobudur. Selain itu, proses ibadah selama Hari Raya Waisak juga dilaksanakan di beberapa candi Buddha, seperti Candi Sewu, Candi Muara Takus, Candi Muara Jambi, dan Candi Sojiwan.
Rangkaian peringatan Hari Raya Waisak dimulai dengan Bakti Sosial Kesehatan, pengambilan api abadi di Kabupaten Grobogan, pengambilan air berkah di Kabupaten Temanggung, Puja Bakti Waisak, dan Puja Pelita atau offering latern.
ADVERTISEMENT
(NSF)