Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hukum Sholat Idul Adha dan Tata Caranya
27 Mei 2024 14:09 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip dari situs uii.ac.id, Hari Raya Iduladha sekaligus menjadi salah satu momentum dalam meneladani ketaqwaan Nabi Ibrahim a.s yang bersedia mengorbankan putranya yaitu Nabi Ismail, yang semata-mata karena ketaatan kepada Allah Swt.
Hukum Sholat Idul Adha
Mengutip laman islam.nu.or.id, berikut adalah penjelasan mengenai hukum sholat Idul Adha yang lengkap beserta tata caranya.
Salat Iduladha merupakan salat sunnah yang dikerjakan pada hari ke-10 bulan Dzulhijjah, untuk menandai datangnya hari raya kurban. Adapun hukum mengerjakan salat Iduladha ini adalah sunnah muakkadah, yaitu sangat dianjurkan.
Orang yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala dan menjadi bukti keimanan dan ketakwaan setiap muslim dari Allah Swt. Untuk itu, Rasulullah sejak awal disyariatkan hingga akhir hayatnya untuk senantiasa menjaga dan melaksanakan salat sunnah Iduladha.
ADVERTISEMENT
Menurut Syekh Dr. Musthafa al-Bugha dalam kitab al-Fiqhul Manhaji ‘ala Mazhabil Imam asy-Syafi’i, syariat salat Iduladha terjadi setelah nabi hijrah dari Makkah ke Madinah, sehingga ia tidak pernah meninggalkan salat Iduladha hingga akhir hayatnya.
Anjuran salat ini juga terdapat dalam dalil berikut yang sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2)
Artinya, “Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).” (QS Al-Kautsar [108]: 1-2).
Ayat di atas menggambarkan tentang pentingnya melaksanakan salat sunah Iduladha dan berkurban sebagai bentuk pengabdian dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Selain itu, juga terdapat hadis Ummu ‘Athiyyah yang menjadi penunjang hukum sholat Idula Adha berikut:
ADVERTISEMENT
“Nabi saw memerintahkan kepada kami pada saat sholat ‘id (Idul Fitri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beranjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haid. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haid untuk menjauhi tempat sholat” (HR. Muslim).
Terdapat hadis lain dari Thalhah Bin Ubaidillah, saat itu Rasulullah saw kadatangan seorang lelaki yang bertanya dan menanyakan tentang Islam, Rasulullah pun menjawab:
“Salat lima waktu di setiap sehari semalam, lalu lelaki itu bertanya kembali: Apakah ada selainnya yang diwajibkan untukku? Beliau pun menjawab: Tidak, kecuali jika engkau melakukan yang sunnah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tata Cara Sholat Idul Adha
Tata cara salat sunnah Iduladha tentunya berbeda dengan salat sunnah pada umumnya. Mengutip dari buku Buku Pintar Shalat, M. Khalilurrahman Al Mahfani (2008), berikut adalah tata cara salat Iduladha beserta bacaannya:
ADVERTISEMENT
1. Persiapan
Mandi sunnah atau mandi wajib.
Mengenakan pakaian yang bersih dan layak untuk ibadah.
Mengenakan wangi-wangian (bukan wajib).
2. Niat
Niat solat Iduladha dapat diniatkan dalam hati ataupun mengikuti imam (jika ada). Berikut adalah bacaan niat salat Iduladha:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى
Latin: Usholli sunnatan 'iidil adha rok'ataini mustaqbilal qiblati imaman/ma'muuman lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Saya niat salat sunnah Iduladha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala."
3. Takbiratul Ihram
Sebagaimana dengan salat-salat lainnya, diiringi niat ikhlas karena Allah dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga dan mengucapkan takbiratul ihram, yaitu
اللهُ اَكْبَرُ
Latin: Allāhu akbar
Artinya: Allah maha besar
4. Membaca Doa Iftitah
Membaca doa iftitah, yaitu:
اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ"
ADVERTISEMENT
Latin: Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.
Artinya: "Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah. Maha Suci Allah pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku (hatiku) kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin.
Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim."
ADVERTISEMENT
5. Takbir
Bacaan takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama setelah takbiratul ihram dan doa iftitah, serta 5 kali pada rakaat kedua setelah takbir intiqāl, dengan mengangkat tangan. Berikut adalah bacaannya:
اللهُ اَكْبَرُ
Latin: Allāhu akbar
Adapun zikir yang dibaca saat jeda antara takbir adalah sebagai berikut:
سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
Latin: Subhânallâh, walhamdulillâh, walâ ilâha illallâh, wallâhu akbar, wa lâ haula walâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil azhîm.
6. Membaca Surat Al-Fatihah
Membaca Surat Al-Fatihah yang diawali dengan bacaan ta‘āwuż dan basmalah atau Surat lain dalam rakaat pertama. Berikut adalah bacaan surat Al-Fatihah:
سْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙمٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗاِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗاِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙصِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ
ADVERTISEMENT
Latin: Bismillâhir-raḫmânir-raḫîm Al-ḫamdu lillâhi rabbil-‘âlamîn Ar-raḫmânir-raḫîmMâliki yaumid-dîn Iyyâka na‘budu wa iyyâka nasta‘în Ihdinash-shirâthal-mustaqîm Shirâthalladzîna an‘amta ‘alaihim ghairil-maghdlûbi ‘alaihim wa ladl-dlâllîn.
Setelah membaca al-Fatihah membaca surah yang dianjurkan, yaitu antara lain surat al-Aʻlā dan al-Gāsyiyah.
7. Rukuk
Melakukan rukuk dengan tumakninah mengucapkan takbir "Allahu Akbar". Ketika rukuk, mengucapkan tasbih minimal tiga kali, seperti:
سُبْحَانَ رَبِّي الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ
Latin: Subhāna rabbiyal ‘azhīmi wa bi hamdih.
8. I'tidal
Bangkit dari rukuk dan berdiri tegak dengan tumakninah, sambil mengucapkan:
رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْت مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Latin: Rabbanā lakal hamdu mil’as samāwāti wa mil’al ardhi wa mil’a mā syi’ta min syay’in ba‘du.
9. Sujud
Melakukan dua sujud dengan tukmaninah sambil mengucapkan takbir "Allahu Akbar".Ketika sujud, mengucapkan tasbih minimal tiga kali, seperti:
ADVERTISEMENT
سُبْحَانَ رَبِّي الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Latin: Subhāna rabbiyal a‘lā wa bi hamdih.
9. Duduk di Antara Dua Sujud
Duduk di antara dua sujud dengan tenang dan tukmaninah. Lalu, membaca doa duduk antara dua sujud, seperti:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي
Latin: Rabbighfir lī, warhamnī, wajburnī, warfa‘nī, warzuqnī, wahdinī, wa ‘āfinī, wa‘fu ‘annī.
10. Sujud Kedua
Melakukan dua sujud kedua dengan tumakninah seperti pada langkah sebelumnya.
سُبْحَانَ رَبِّي الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Latin: Subhāna rabbiyal a‘lā wa bi hamdih.
11. Tahiyat Akhir
Setelah sujud kedua, duduk tasyahud akhir dengan membaca tasyahud akhir, seperti:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إنَّك حَمِيدٌ مَجِيدٌ
ADVERTISEMENT
Latin: At-tahiyyātul mubārakātus shalawātut thayyibātu lillāh. As-salāmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullāhi wa barakātuh, as-salāmu ‘alaynā wa ‘alā ‘ibādillahis shālihīn. Asyhadu an lā ilāha illallāh, wa asyhadu anna Muhammadan rasūlullāh.
Allāhumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammad wa ‘alā āli sayyidinā Muhammad.
Kamā shallayta ‘alā sayyidinā Ibrāhīm wa ‘alā āli sayyidinā Ibrāhīm; wa bārik ‘alā sayyidinā Muhammad wa ‘alā āli sayyidinā Muhammad, kamā bārakta ‘alā sayyidinā Ibrāhīm wa ‘alā āli sayyidinā Ibrāhīm. Fil ‘ālamīna innaka hamīdun majīd.
12. Salam
Terakhir, mengucapkan salam ke kanan dan kiri dengan menggerakkan kepala sedikit ke arah kanan dan kiri.
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله
Latin: As-salāmu ‘alaikum wa rahmatullāh.
Setelah menyelesaikan pelaksanaan salat Iduladha. Biasanya, terdapat khutbah yang berisikan nasihat dan ajakan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan mengenai hukum sholat Idul Adha tata caranya yang lengkap beserta bacaanya. (APR)