Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Isi Teks Proklamasi dan Sejarah Perumusannya
13 Agustus 2024 15:38 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Teks proklamasi merupakan dokumen penentu kemerdekaan Indonesia yang diketik Sayuti Melik dengan mesin tik dan ditandatangani Soekarno-Hatta. Teks proklamasi menjadi landasan bagi pembentukan negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
ADVERTISEMENT
Penyusunan teks proklamasi berkaitan dengan peristiwa Rengasdengklok, yaitu upaya golongan muda mendesak golongan tua untuk segera melakukan proklamasi kemerdekaan.
Simak uraian lengkap di bawah ini untuk mengetahui sejarah, naskah lengkap, serta isi teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Teks Proklamasi
Disadur dari Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan 1945 - 1998 oleh Dr. Aman, M.Pd., naskah proklamasi yang disusun langsung presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, kemudian diketik menggunakan mesin tik oleh Sayuti Melik.
Naskah proklamasi yang ditulis Soekarno adalah buah dari pembicaraan antara Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo, berikut isinya:
ADVERTISEMENT
Kalimat pertama dari naskah di atas merupakan masukan dari Ahmad Soebardjo yang artinya pernyataan dan kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri. Sementara, kalimat terakhir adalah gagasan dari Hatta.
Setelah selesai dirancang, terdapat permasalahan tentang siapa yang harus menandatangani teks tersebut. Hatta mengusulkan agar semua yang hadir ikut serta menandatangani teks proklamasi sebagai wakil bangsa Indonesia.
Namun, Sukarni sebagai golongan muda mengusulkan agar teks proklamasi hanya cukup ditandatangani Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Ia juga mengusulkan agar Soekarno membacakan teks tersebut.
Usul tersebut didasari bahwa Soekarno dan Hatta merupakan dwi-tunggal yang memiliki pengaruh cukup besar di mata rakyat Indonesia.
Akhirnya, usul Sukarni yang diterima, lalu Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah tersebut dengan beberapa perubahan yang telah disepakati bersama. Berikut isi teks proklamasi setelah perubahan yang diketik Sayuti Melik:
ADVERTISEMENT
Urutan Peristiwa Sejarah Perumusan Teks Proklamasi
Berikut sejarah singkat perumusan teks proklamasi yang dirangkum dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi oleh Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata:
Berita Kekalahan Jepang
Sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai dari berita kekalahan Jepang pada 14 Agustus 1945. Meskipun berita tersebut ditutupi pemerintah militer Jepang, kalangan pemuda yang berjuang mendengar berita tersebut melalui siaran radio luar negeri dengan cara sembunyi-sembunyi.
Pada hari itu juga, 14 Agustus 1945 pada sore hari, Sutan Sjahrir langsung memberi tahu Soekarno dan Hatta serta mendesak agar mereka segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sutan Sjahrir juga menjamin bahwa kemerdekaan akan didukung gerakan pemuda revolusioner dan kesatuan PETA.
ADVERTISEMENT
Namun, Soekarno dan Hatta menyaksikan berita tersebut karena mengkhawatirkan akan terjadi pertumpahan darah. Kemudian, pada 15 Agustus 1045, Soekarno, Hatta, dan Subardjo mengunjungi pejabat Jepang untuk menanyakan berita situasi perang.
Saat itu, para pejabat sedang rapat di Markas Besar Angkatan Perang Jepang. Jadi, Soebardjo mengusulkan agar mencari informasi ke kantor Laksamana Maeda.
Maeda mengatakan bahwa berita kekalahan Jepang tersebut hanya dari pihak Sekutu, berita langsung dari Tokyo belum ada. Setelah mendapatkan jawaban tersebut, ketiga tokoh itu pun berinisiatif akan mengadakan rapat dengan anggota PPKI pada 16 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi.
Rapat Golongan Muda
Pada 15 Agustus 1945, Sjahrir dan kelompoknya melakukan aksi penyebaran selebaran yang menyatakan anti Jepang serta mengorganisir pemuda pelajar di berbagai kota di Jawa untuk mengambil alih kekuasaan.
ADVERTISEMENT
Di tempat lain, pada 15 Agustus 1945, sekitar pukul 20.00, pemuda revolusioner mengadakan rapat untuk membahas proklamasi kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan asing. Dari hasil rapat tersebut, Wikana dan Darwis ditugaskan untuk menyampaikan pada Soekarno dan Hatta.
Jawaban Soekarno dari hasil rapat pemuda revolusioner adalah kemerdekaan Indonesia akan tercapai, hanya menunggu berita resmi tentang menyerahnya Jepang.
Mendapat jawaban tersebut, Wikana dan Darwis menuju Cikini 71 untuk memberikan laporan kepada forum rapat pemuda revolusioner. Kemudian, diputuskan untuk mengungsikan Soekarno dan Hatta agar tak mendapatkan pengaruh Jepang.
Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok
Pada 16 Agustus 1945 pukul 04.30, Soekarno dan keluarga serta Hatta dibawa golongan muda ke Rengasdengklok, Karawang. Sukarni dan golongan pemuda lainnya menjelaskan maksud mereka mengamankan Soekarno Hatta serta mendesak agar keduanya segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mengingat keadaan sudah mendesak dan suasana perjuangan kian memuncak. Jadi, apabila proklamasi tak dilakukan secepatnya, pemberontakan akan terjadi. Mendengar adanya penculikan Soekarno dan Hatta, Soebardjo menyusul ke Rengasdengklok.
Setelah rapat di Rengasdengklok mendapatkan titik terang, rombongan kembali ke Jakarta dan tiba pada malam hari di rumah Soekarno. Kemudian, Soebardjo menghubungi Laksamana Maeda untuk meminjamkan kediamannya sebagai tempat rapat persiapan proklamasi.
Proses Perumusan Naskah Proklamasi
Pada 16 Agustus sekitar pukul 22.00, Soekarno bersama Hatta, Soebardjo, dan Soediro menuju rumah Laksamana Maeda. Di rumah Maeda telah berkumpul banyak orang, sekitar 40 hingga 50 orang, terdiri dari anggota PPKI, pemimpin-pemimpin pemuda, dan beberapa pemimpin pergerakan.
Setelah itu, proses perumusan naskah proklamasi pun dimulai. Sayuti Melik kemudian mengetik teks proklamasi yang akan dibacakan pada keesokan harinya oleh Soekarno.
ADVERTISEMENT
Pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia diadakan di halaman rumah Soekarno, yakni jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang gedung POLA) pukul 10.00 pagi. Dibacakannya proklamasi tersebut menandakan lahirnya negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
(NSF)