Konten dari Pengguna

I'tikaf di Bulan Ramadan: Pengertian, Hukum, dan Keutamaannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
2 April 2024 14:18 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi i'tikaf. Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi i'tikaf. Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Saat bulan Ramadan, setiap umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan i'tikaf, terutama pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Sementara itu, maksud dari i'tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku Sejarah Ibadah oleh El-fikry pada 2014, i'tikaf rutin dilakukan Rasulullah SAW karena menghadirkan sederet keutamaan dan manfaat. Simak artikel berikut ini tentang apa itu i'tikaf, ketentuan, hingga keutamaannya bagi umat Islam.

Pengertian I'tikaf

Ilustrasi i'tikaf. Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Mengutip dari Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq oleh Al-Faifi pada 2009, secara bahasa, i'tikaf adalah menetap kepada sesuatu dan menahan diri kepadanya, baik dalam hal kebaikan atau keburukan.
Kemudian, secara syariat, i'tikaf adalah menetap di masjid dan tinggal di dalamnya dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
I'tikaf sendiri telah disyariatkan berdasarkan dalil dari Al-Quran. Dirangkum dari Fiqih Ringkas I'tikaf oleh M.Nur Ichwan Muslim, surat dalam Al-Quran yang menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan i'tikaf adalah Al-Baqarah ayat 125, berikut isinya.
ADVERTISEMENT
وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ ۝١٢٥
Artinya: "(Ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah itu (Kabah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. (Ingatlah ketika Aku katakan,) "Jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat salat." (Ingatlah ketika) Kami wasiatkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, serta yang rukuk dan sujud (salat)!"" (QS Al-Baqarah: 125)
Kemudian, dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 187, dijelaskan bahwa i'tikaf dilaksanakan di dalam masjid yang umumnya digunakan untuk beribadah. Selain itu, terdapat perintah untuk tak bercampur dengan istri saat beri'tikaf.
Hal tersebut karena i'tikaf adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Berikut isi ayatnya:
ADVERTISEMENT
اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ ۝١٨٧
Artinya: "Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu.
Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa." (QS Al-Baqarah: 187)

Ketentuan I'tikaf di Bulan Ramadan

Ilustrasi i'tikaf. Foto: Shutterstock
I'tikaf adalah ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadan, umumnya pada sepuluh hari terakhir. Menyadur Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: 24 Tahun 2021 Tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah di Bulan Ramadan dan Syawal 1442 H, hal tersebut telah tercantum dalam hadis Nabi Muhammad berikut:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. [رواه مسلم]
ADVERTISEMENT
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan hingga beliau wafat, kemudian para istri beliau beri'tikaf sepeninggal beliau." (HR Ahmad)
Lantas, kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan i'tikaf dan di mana pelaksanaannya? Simak uraian di bawah yang dirangkum dari muhammadiyah.or.id.

1. Waktu Pelaksanaan I'tikaf

I'tikaf dapat dilaksanakan setiap waktu pada bulan Ramadan. Ada beberapa perbedaan dari para ulama tentang waktu pelaksanaan i'tikaf, apakah dapat dilaksanakan selama sehari semalam (24 ham) atau hanya pada waktu-waktu tertentu.
Al-Hanafiyah mengutarakan pendapatnya bahwa i'tikaf dapat dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja. Sementara, Al-Malikiyah berpendapat bahwa i'tikaf dapat dilaksankaan dalam waktu minimal satu malam satu hari.
Artinya, i'tikaf dilaksanakan dalam beberapa waktu saja, misalnya dalam 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan seterusnya atau dilaksanakan dalam waktu sehari semalam, yaitu 24 jam.
ADVERTISEMENT

2. Tempat Pelaksanaan I'tikaf

Seperti yang sudah dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 187, i'tikaf dilaksanakan di masjid. Namun, beberapa ulama memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang maksud dari masjid dalam surat tersebut.
Sebagian ulama berpendapat bahwa masjid yang bisa digunakan untuk i'tikaf hanya masjid yang memiliki imam dan muadzin khusus, yaitu masjid yang digunakan untuk salat lima waktu atau tidak. Sementara, ulama lainnya berpendapat bahwa i'tikaf hanya bisa dilaksanakan di masjid yang biasa digunakan untuk salat jamaah.

3. Syarat Sah I'tikaf

Kemudian, i'tikaf akan sah apabila memenuhi beberapa syarat berikut:
ADVERTISEMENT

4. Amalan yang Dapat Dikerjakan selama I'tikaf

Berikut ini beberapa amalan yang dapat dikerjakan oleh orang-orang yang melaksanakan i'tikaf:

Hukum I'tikaf

Ilustrasi i'tikaf. Foto: unsplash
Menurut Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq oleh Al-Faifi pada 2009, i'tikaf hukumnya sunnah (mustahab). Hal tersebut berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW berikut:
"Sungguh saya beri'tikaf di di sepuluh hari awal Ramadan untuk mencari malam kemuliaan (lailat al-qadr), kemudian saya beri'tikaf di sepuluh hari pertengahan Ramadan, kemudian Jibril mendatangiku dan memberitakan bahwa malam kemuliaan terdapat di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Barangsiapa yang ingin beri'tikaf, hendaklah dia beri'tikaf (untuk mencari malam tersebut). Maka para sahabat pun beri'ikaf bersama beliau."
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hadis di atas, dapat diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan pilihan kepada para sahabat untuk melaksanakan i'tikaf. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa i'tikaf hukumnya tak wajib.
Namun, hukum sunnah pada i'tikaf menjadi wajib apabila orang tersebut bernadzar untuk beri'tikaf. Seperti yang tercantum dalam hadis di bawah ini:
"'Aisyah mengatakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa bernadzar untuk melakukan ketaatan kepada Allah, dia wajib menunaikannya."

Keutamaan I'tikaf

Ilustrasi i'tikaf. Foto: Pexels.com/Thirdman
Selama i'tikaf, umat Islam harus berada di dalam masjid, tanpa keluar kecuali untuk keperluan mendesak, seperti ke toilet atau harus melakukan wudhu lagi. Hal tersebut tentunya mendatangkan sederet keutamaan bagi siapa saja yang melaksanakan.
Adapun beberapa keutamaan i'tikaf adalah sebagai berikut, dirangkum dari laman baznas.jogjakota.go.id.
ADVERTISEMENT

1. Mendekatkan Diri pada Allah SWT

I'tikaf dilaksanakan di dalam masjid yang suci dan penuh ketenangan. Sehingga, diharapkan yang beri'tikaf dapat beribadah dengan khusyu, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, berdoa, atau mengerjakan salat sunnah.
Dengan beri'tikaf, seseorang akan lebih dekat dengan Allah SWT dan dapat merenungkan betapa pentingnya hidup yang diberikan.

2. Menjaga dari Godaan Dunia

Selama mengerjakan i'tikaf, seseorang akan memisahkan diri dari kegiatan duniawi yang dapat mengganggu konsentrasi dan lebih fokus beribadah secara khusyuk. Sehingga, i'tikaf dapat membantu seseorang untuk melatih menjaga dari godaan dunia.

3. Mendapatkan Pahala

I'tikaf adalah ibadah sunnah, sehingga barangsiapa yang mengerjakan akan mendapatkan pahala. Hal tersebut tertuang dalam hadis Nabi Muhammad berikut ini:
"Barangsiapa yang beri'tikaf di masjidku, maka dia melakukannya karena mencari wajah Allah. Oleh karena itu, maka tidaklah boleh seseorang yang beri'tikaf keluar dari masjid kecuali untuk keperluan mendesak." (HR Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT

4. Menjaga Hubungan dengan Masyarakat

Tak hanya mendatangkan kebaikan akan diri sendiri dengan Allah SWT, i'tikaf juga memberikan dampak yang baik untuk menjaga hubungan dengan masyarakat. Selama beri'tikaf, seorang muslim dapat berinteraksi dengan jamaah masjid lainnya dan menjalin silaturahmi.

5. Membiasakan Diri untuk Beribadah

I'tikaf dapat membantu seseorang untuk membiasakan diri dalam beribadah. Dengan begitu, kualitas ibadah sehari-hari bisa meningkat lebih baik.
(NSF)