Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Karakteristik dan Pola Hidup Masyarakat Daerah Dataran Tinggi
16 September 2021 11:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kegiatan masyarakat biasanya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan atau alam di sekitarnya. Masyarakat di daerah dataran tinggi tentunya memiliki perbedaan terkait aktivitas dan pola hidup dengan masyarakat di daerah lain.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui karakteristik dan pola hidup masyarakat di daerah dataran tinggi, simak penjelasannya berikut ini.
Daerah Dataran Tinggi
Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Paket B Tingkatan III Modul Tema 1 yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dataran tinggi adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki ketinggian 200-700 meter di atas permukaan laut.
Dataran ini juga biasa disebut dengan plato yang memiliki tanah luas dan tinggi yang dikelilingi pegunungan. Dataran tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut.
Karakteristik Masyarakat Daerah Dataran Tinggi
Seperti yang disebutkan sebelumnya, aktivitas dan pola hidup suatu masyarakat dipengaruhi oleh alam sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Melansir dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Paket B Tingkatan III Modul Tema 2 yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut karakteristik dan pola hidup masyarakat dataran tinggi:
1. Mata Pencaharian
Masyarakat daerah dataran tinggi pada umumnya memanfaatkan alam sekitarnya sebagai sumber mata pencaharian.
Biasanya, masyarakat daerah dataran tinggi memanfaatkan tanah atau lahan yang dimiliki untuk industri perkebunan dan peternakan.
Berbeda dengan perkebunan yang ada di dataran rendah, masyarakat dataran tinggi menanam sayuran dan buah serta hasil kebunnya yang bisa hidup di daerah sejuk, seperti teh, kopi, stroberi, apel, brokoli, dan sebagainya.
Untuk industri peternakan, biasanya masyarakat dataran tinggi merawat hewan ternak yang dapat hidup di daerah yang sejuk seperti sapi, domba, dan hewan ternak lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kondisi alamnya yang asri dan sejuk biasa dimanfaatkan oleh masyarakat daerah dataran tinggi untuk membuka tempat wisata berserta bisnis kuliner di sekitarnya.
2. Budaya dan Pola Hidup
Dataran tinggi memiliki suhu udara yang relatif sejuk hingga dingin. Hal ini tentu berpengaruh pada pola hidup dan budaya.
Selain memiliki budaya bercocok tanam, masyarakat daerah dataran juga memiliki budaya hidup dengan cara bergotong royong.
Suhu udara yang dimiliki dataran rendah juga berpengaruh pada cara berpakaian dari masyarakat yang menempatinya serta hidangan atau makanan yang dikonsumsi.
Berbeda dengan orang di dataran rendah maupun pantai, orang-orang di dataran tinggi akan cenderung berpakaian tertutup dan tebal serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang menghangatkan tubuh.
ADVERTISEMENT
3. Arsitektur Bangunan
Dari sisi arsitektur bangunan, masyarakat daerah dataran tinggi biasanya memiliki bangunan dengan ventilasi yang sedikit dan beratap seng.
Ventilasi dengan jumlah sedikit bertujuan agar meminimalisir udara dingin yang masuk, sedangkan atap seng bertujuan untuk menyimpan suhu panas matahari sehingga bangunan akan terasa hangat.
Tak hanya itu, pola dari rumah penduduk pada derah dataran tinggi pada umumnya menyebar mengikuti lereng dan akan mengelompok pada daerah yang memiliki lahan yang subur dan relatif lebih datar.
(SAI)