Karakteristik Historiografi Kolonial, Ciri-ciri Sejarah, Tujuan, dan Contohnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
18 Februari 2024 10:35 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Karakteristik Historiografi Kolonial, Foto: Unsplash/Giammarco Boscaro
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Karakteristik Historiografi Kolonial, Foto: Unsplash/Giammarco Boscaro
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Historiografi kolonial merupakan penulisan sejarah pada masa pemerintahan kolonial. Karakteristik historiografi kolonial memainkan peran penting dalam memahami cara penulisan sejarah di masa kolonial.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Buku Historiografi Indonesia, Imas Emalia (2006:7), terdapat ciri-ciri dan tujuan tertentu pada historiografi kolonial. Menurut bahasa, istilah historiografi ini berasal dari bahasa Yunani yaitu historia dan graphein.
Kata historia memiliki makna penyelidikan tentang gejala alam fisik. Sedangkan graphein mempunyai arti tulisan, gambaran, atau deskripsi dari sesuatu yang pernah atau sedang terjadi.

Karakteristik Historiografi Kolonial, Ciri-ciri Sejarah, dan Tujuannya

Ilustrasi Karakteristik Historiografi Kolonial, Foto: Unsplash/Daniele Levis Pelusi
Historiografi merupakan bagian dari ilmu sejarah. Karakteristik historiografi kolonial menjadi penting untuk dipelajari agar mengetahui berbagai hasil tulisan dan karya sejarah dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Karakteristik

Historiografi berasal dari dua kata yaitu history yang artinya adalah sejarah, serta kata grafi, yaitu penggambaran atau deskripsi.
Historiografi bisa diartikan sebagai penggambaran atau penulisan peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lalu. Pada intinya, makna dari kedua definisi adalah saling mendukung satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Historiografi merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana sejarah dan cara menulis sejarah. Terdapat empat jenis historiografi dalam sejarah Indonesia. yaitu historiografi tradisional, historiografi kolonial, historiografi nasional, dan historiografi modern.
Historiografi kolonial menggambarkan sejarah dari sudut pandang penjajah. Penulisan ini juga mengabaikan atau merendahkan peran serta perspektif dari suatu bangsa yang dijajah.
Diketahui pula bahwa historiografi kolonial menjadi alat bagi penguasa. Historiografi ini digunakan sebagai alat untuk mempertahankan dan membenarkan kekuasaan kolonial atau penjajahan.
Sejarahwan menjadikan historiografi sebagai tahap paling akhir dari tahapan penelitian serta penulisan sejarah. Historiografi di tanah air sudah dimulai sejak masa aksara, saat Indonesia sudah mengenal tulisan.
Pada waktu itu, bentuk historiografi yang banyak ditemukan berupa prasasti. Karya historiografi Indonesia berbentuk tulisan yang dibukukan dimulai oleh Mpu Prapanca, penulis kitab Negarakertagama di masa Kerajaan Hindu Budha.
ADVERTISEMENT
Historiografi tradisional terus berkembang hingga masa Kerajaan-Kerajaan Islam. Selanjutnya, masuk ke era historiografi kolonial yang merupakan era penulisan peristiwa sejarah di masa imperialisme atau penjajahan di Hindia Belanda.
Bangsa penjajah yaitu Belanda, Portugis, dan Inggris menyusun historiografi kolonial Indonesia. Historiografi ini diketahui sampai sekarang, termasuk tembang macapat yang ditulis pada tahun 1662 hingga 1663.
Historiografi kolonial ini mencakup penulisan sejarah di masa pemerintahan kolonial, tepatnya Belanda yang berkuasa sekitar zaman VOC (1600 M). Masa ini berlanjut sapai dengan kedatangan tentara Jepang pada tahun 1942 M.
Saat masa pemerintahan Hindia Belanda, para ahli sejarah aktif menulis karya. Pembaca karya historiografi kolonial akan mengetahui cerita sejarah bangsa Belanda yang kwaktu itu dianggap penting di Hindia Belanda.
ADVERTISEMENT
Istilah Hindia Belanda atau Hindia Nederland yang berarti daerah Hindia (Indonesia) dimiliki oleh Belanda. Istilah ini umum digunakan dalam historiografi kolonial yang dapat dipelajari hingga saat ini.
Penulisan historiografi kolonial kerap kali menjadikan pihak Belanda sebagai subjek utama. Sedangkan masyrakat pribumi sendiri dijadikan sebagai bagian objek cerita sejarah.
Karakteristik historiografi kolonial dapat dilihat dari penulisan-penulisan berpola pada penyebutan pahlawan pejuang. Umumnya, pahlawan Indonesia ditulis dengan kesan negatif, seperti penjahat dan pemberontak.
Salah satu karakteristik historiografi pada masa kolonial adalah bersifat belandasentris atau Neerlandosentris. Neerlandosentris artinya berpusat pada kehidupan atau aktivitas penjajahan bangsa Belanda di Indonesia. Karena itu, historiografi kolonial menggunakan sudut pandang atau pendekatan penulisan sejarah yang cenderung bersifat subjektif. Artinya, penulisannya kurang membahas peranan bangsa Indonesia dalam sejarah.
ADVERTISEMENT

Ciri-ciri

Terdapat beberapa penanda pendekatan penulisan historigrafi kolonial. Berikut adalah beberapa ciri-ciri dari historiografi kolonial untuk membedakan dengan jenis-jenis historiografi lainnya:
ADVERTISEMENT

Tujuan

Terdapat alasan di balik penulisannya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Berikut adalah tujuan dari historiografi kolonial:
ADVERTISEMENT

Contoh Historiografi Kolonial

Ilustrasi Karakteristik Historiografi Kolonial, Foto: Unsplash/Markus Winkler
Tercatat, ada beberapa karya yang menjadi bagian dari penulisan historiografi kolonial. Berikut adalah beberapa karya yang masih dikenal hingga saat ini:
ADVERTISEMENT
Historiografi kolonial menjadi bagian sejarah bangsa Indoesia. Berbagai karya yang ada atau masih tetap lestari hingga saat ini menjadi bukti nyata bagian dari sejarah.
Dengan ciri, tujuan dan dampak yang berkaitan dengan kepentingan dan pandangan penjajah, historiografi kolonial menekankan keberpihakan pada penjajah.
Karakteristik historiografi kolonial digunakan untuk membenarkan dan mempertahankan kekuasaan kolonialisme. Selain itu, juga dapat menimbulkan reaksi atau kritik dari bangsa yang dijajah.(Aww)