Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Zaman Neozoikum: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Pembagiannya
12 Februari 2024 20:42 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Zaman Neozoikum merupakan salah satu materi yang sering dibahas dalam mata pelajaran sejarah ketika duduk di kelas 10. Zaman tersebut disebut juga sebagai zaman kehidupan baru. Zaman ini mempunyai nama lain Kenozoikum atau Senozoikum.
ADVERTISEMENT
Berasal dari sebuah bahasa Yunani, yakni kata kainos yang artinya “baru” dan zoe artinya “kehidupan". Sehingga bisa disimpulkan bahwa zaman Neozoikum berarti zaman bumi atau kehidupan baru.
Zaman ini berlangsung sejak berakhirnya zaman Mesozoikum yang ditandai dengan kepunahan massal dinosaurus dalam akhir periode batu kapur. Tepatnya sekitar 65 juta tahun lalu.
Pengertian dan Ciri-Ciri Zaman Neozoikum
Sebelum memahami lebih dalam tentang zaman Neozoikum, alangkah baiknya jika mengetahui terlebih dahulu pengertian dan ciri-cirinya.
Berdasarkan Buku Pedoman Umum Pelajar Sejarah Rangkuman Inti Sari Sejarah Lengkap SMA Kelas 1,2,3, Tri Astuti, (2015:70), pengertian zaman Neozoikum adalah zaman bumi baru atau bumi sudah terbentuk seluruhnya, perubahan cuaca tidak begitu drastis.
Pada zaman ini, sudah muncul tumbuhan angiospermae dan hewan, yaitu kuda. Adapun beberapa ciri-ciri dari zaman ini adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Pembagian Zaman Neozoikum
Berikut adalah pembagian zaman Neozoikum yang perlu diketahui dan dipahami. Berdasarkan buku yang berjudul Sejarah SMP/MTs Kls VII (KTSP), Dr. Nana Nurliana Soeyono, (2006:4), zaman tersebut terbagi menjadi dua yaitu, zaman Tersier dan zaman Kwarter:
ADVERTISEMENT
1. Zaman Tersier
Zaman ini disebut juga zaman ketiga. Zaman Tersier terbagi menjadi beberapa masa seperti Paleosen, Eosen, Oligosen, Miosen, dan Pliosen. Pada zaman ini jenis monyet berukuran besar sudah mulai ada dan diperkirakan hidup dengan memakan dedaunan.
Mungkin jenis monyet ini berasal dari Afrika, ketika benua itu masih subur dan sejuk serta masih menyatu dengan benua Asia.
Binatang ini kemudian menyebar ke wilayah Asia dan meneruskan perjalanannya ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Keturunannya masih terlihat di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Pada masa Pliosen, muncul jenis gorila yang besar, disebut Giganthropus (kera manusia raksasa). Binatang ini pada sekitar 10 juta tahun yang lalu banyak terlihat di Pegunungan Himalaya dan di India Utara.
ADVERTISEMENT
Bersamaan dengan berubahnya keadaan bumi, binatang ini menghilang.
Selain itu terdapat Australopithecus, artinya manusia kera dari Selatan, tanda peninggalannya ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur.
Sementara itu ditemukan juga hewan bertulang belakang yang disebut Anthrocotherius dan Choeromous merupakan jenis babi hutan yang biasa hidup di Asia.
Bekas-bekas binatang ini banyak ditemukan di Kalimantan sehingga dapat disimpulkan, bahwa pada masa Pliosen ternyata Pulau Kalimantan masih bersatu dengan daratan Asia.
2. Zaman Kwarter (Zaman Keempat)
Sejak 600 ribu tahun yang lalu, dunia memasuki zaman Kwarter atau disebut zaman Keempat. Zaman ini terbagi menjadi dua kala, yaitu Kala Pleistosen (Dilluvium) dan Kala Holosen (Alluvium).
1. Kala Pleistosen
Sejarah berlangsungnya alam semesta lebih panjang bila dibandingkan dengan sejarah umat manusia.
ADVERTISEMENT
Pada masa Pleistosen terjadi pencairan es (glasiasi) berkali-kali.
Kala Pleistosen berlangsung sampai 10.000 tahun yang lalu. Pada masa itu benua Amerika, Eropa, dan Asia tertutup es sehingga disebut masa glasial (zaman es).
Peristiwa turun naiknya es terjadi beberapa kali pada Kala Pleistosen. Masa antar-glasial, yaitu waktu suhu bumi kembali naik yang menyebabkan lapisan es menjadi mencair, sementara gletser kembali ke tempat semula.
Ketika iklim menjadi panas, lapisan es mencair hingga mencapai daerah yang sekarang disebut wilayah tropis. Masa itu disebut sebagai masa pluvial (masa hujan). Masa berlangsungnya pluvial dan antar-pluvial di Asia, khususnya di Indonesia, belum diketahui dengan jelas.
ADVERTISEMENT
Bentuk tubuh manusia selalu harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan alam yang terjadi. Meskipun kemampuan akal dan fisik masih terbatas, manusia harus mempertahankan hidupnya dengan mengoptimalkan daya kerja akal. Mereka harus mencari makan dengan mengandal- kan kemampuan fisik dan peralatan yang masih sederhana.
Sementara itu letusan gunung berapi dan banjir yang silih berganti kerap meninggalkan lapisan tanah yang subur yang berguna bagi kehidupan manusia dan hewan. Hewan berbulu tebal yang hidup pada Kala Pleistosen seperti mammoth tetap berada di daerah bersuhu dingin.
Sementara itu hewan yang berbulu tipis akan bergeser ke daerah yang suhunya lebih panas. Daerah tropis seperti Pulau Jawa, Sulawesi, dan Filipina (dengan melintasi Malaysia) merupakan tempat yang dipilih hewan-hewan berbulu tipis.
ADVERTISEMENT
Ada juga hewan-hewan berbulu tipis yang melintas ke Formosa, ke Filipina, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi. Dua jalan penyeberangan hewan ini, menurut para ahli dibatasi dengan Garis Wallace yang membujur antara Selat Makassar dan Selat Lombok.
Pada Kala Pleistosen Akhir, atau yang disebut Kala Holosen, banyak gletser mencair sehingga permukaan air laut naik. Kala Holosen dimulai sejak 10.000 tahun lalu hingga kini. Pada Kala Holosen ini tingkat kemahiran manusia semakin berkembang.
Manusia dapat dibedakan dari hewan karena memiliki akal dan berkembang secara bertahap sesuai dengan perkembangan pola pikirnya. Manusia mulai menetap di gua-gua, lalu mencari makan dengan berburu dan bercocok tanam.
2. Kala Holosen
Pada Kala Holosen, lapisan es di wilayah Kutub Utara diperkirakan berangsur-angsur menipis yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Tanah-tanah yang berada di dataran rendah seperti di Paparan Sunda dan Paparan Sahul, menjadi tergenang air dan membentuk laut yang dangkal.
ADVERTISEMENT
Dataran yang letaknya tinggi lama-kelamaan menjadi pulau- pulau di wilayah Nusantara. Saat itu Homo Sapiens (manusia yang mulai menggunakan otaknya) diperkirakan mulai hidup di bumi.
Manusia yang hidup di Kala Holosen diperkirakan telah menggunakan alat bantu untuk mencari makan dan mempertahankan hidupnya dari serangan binatang buas. Alat- alat bantu ini masih sangat sederhana dan mungkin masih mendekati bentuk bahan aslinya.
Adapun perkiraan alat-alat bantu tyang digunakan manusia di Kala Holosen adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Pasca Kala Pleistosen dan Kala Holosen, manusia masih memenuhi kebutuhan pangannya dengan cara berburu binatang dan mengumpulkan makanan, seperti umbi-umbian, kerang, dan lain-lain.
Kehidupan seperti ini diperkirakan muncul sekitar 6.000 tahun sebelum Masehi.
Pada masa ini manusia sudah bisa membuat gerabah sebagai barang penunjang kehidupan sehari-hari, walaupun bentuknya sangat sederhana. Mereka juga membuat perhiasan dengan desain yang beraneka ragam.
Dalam kehidupan sosial, susunan tugas dalam masyarakat mulai tertata sesuai jenis kelamin. Kaum lelaki berburu sedangkan kaum perempuan mengumpulkan makanan.
Kehidupan spiritual juga sudah terlihat, terutama dalam upacara pemujaan arwah nenek moyang. Kemudian secara perlahan kehidupan bercocok tanam mulai berkembang, terutama di wilayah Asia Tenggara.
Itulah ulasan tentang zaman Neozoikum mulai dari pengertian, ciri-ciri, hingga pembagiannya. Dengan memahami ulasan di atas, maka dapat menambah pengetahuan para pembaca. (Adm)
ADVERTISEMENT