Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kata Hubung: Definisi, Ciri-Ciri, dan Jenis-jenisnya
22 April 2024 12:57 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kata hubung atau konjungsi dalam penulisan bahasa Indonesia digunakan untuk menghubungkan dua klausa, kalimat, atau paragraf. Fungsi dari kata hubung ini adalah untuk menjaga kalimat dengan kalimat agar tetap berhubungan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Pemilihan kata hubung harus tepat agar makna kalimat mudah dipahami. Selain itu, kata hubung juga bisa membuat kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf menjadi padu.
Dalam bahasa Indonesia, kata hubung terdiri dari berbagai jenis. Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.
Definisi Kata Hubung
Kata hubung disebut juga dengan konjungsi, kata sambung, atau kata penghubung. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata hubung merupakan partikel atau kata tugas yang digunakan untuk menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat.
Dua satuan bahasa sederajat yang dimaksud, yaitu frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf.
Kata hubung bukanlah sebuah objek dan tak berfungsi untuk menambah arti dari sebuah kata atau kalimat. Namun, hanya berfungsi untuk menghubungkan klausa atau kalimat
ADVERTISEMENT
Ciri-Ciri Kata Hubung
Merangkum dari karya ilmiah berjudul Penggunaan Konjungsi pada Teks Eksplanasi karya Siswa Kelas VIII-C MTs Aswaja Tunggangri oleh Rahmania Nur Aili, diterbitkan uinsatu.ac.id, berikut ini adalah ciri-ciri kata hubung.
1. Tak Dapat Bergabung dengan Afiks
Ciri pertama dari kata hubung adalah tak dapat bergabung dengan afiks atau tak dapat menjadi dasar kata. Sementara itu, salah satu ciri kata dasar adalah dapat diberi imbuhan, sehingga konjungsi tak dapat diberi imbuhan.
2. Tak Mengandung Makna Leksikal
Kata hubung juga tak mengandung makna leksikal yang artinya tak memiliki makna tetap. Konjungsi baru dapat dipahami maknanya apabila sudah dikaitkan dengan frasa atau kalimat lain.
3. Statis
Kata hubung tak dapat berubah-ubah atau statis karena konjungsi tak akan berkurang atau bertambah.
ADVERTISEMENT
Jenis-Jenis Kata Hubung
Ada banyak jenis kata hubung yang bisa digunakan untuk menghubungkan frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, hingga paragraf dengan paragraf.
Disadur dari karya ilmiah berjudul Jenis Konjungsi dan Hubungan Semantisnya pada Tajuk Rencana dalam Surat Kabar Kompas Edisi Desember 2021 oleh Desta Dwi Kartono, terbitan repository.ump.ac.id, berikut ini jenis-jenis kata hubung atau konjungsi:
1. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih konstituen yang kedudukannya sederajat. Contoh konjungsi koordinatif, yaitu:
2. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang terdiri dari dua pasang yang menghubungkan kata, frasa, atau klausa yang sederajat. Konjungsi korelatif harus berpasangan, apabila tidak maka penggunaannya menjadi tak sempurna. Berikut ini beberapa contoh konjungsi korelatif:
ADVERTISEMENT
3. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Sementara itu, klausa tersebut tak memiliki status sintaksis yang sama.
Konjungsi ini umumnya digunakan untuk menghubungkan klausa pada kalimat majemuk bertingkat, yaitu klausa induk atau utama dan klausa anak. Berikut ini contoh konjungsi subordinatif yang dibagi menjadi beberapa kelompok:
ADVERTISEMENT
3. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat. Penggunaan konjungsi ini berada di awal kalimat. Berikut ini contoh konjungsi antarkalimat yang telah dibagi berdasarkan kelompoknya masing-masing:
Contoh Penggunaan Kata Hubung
Agar lebih paham, berikut ini dijabarkan beberapa contoh penggunaannya:
ADVERTISEMENT
(NSF)